BRIN: Kenaikan Angka Kemiskinan di Desa Lebih Rendah Dibandingkan di Kota
Peneliti Muda Pusat Riset Ekonomi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Pihri Buhaerah mengatakan pemanfaatan dana desa telah berhasil menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran di desa. Ini terutama selama pandemi Covid-19 melanda.
Peneliti Muda Pusat Riset Ekonomi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Pihri Buhaerah mengatakan pemanfaatan dana desa telah berhasil menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran di desa. Ini terutama selama pandemi Covid-19 melanda.
"Kenaikan angka kemiskinan dan pengangguran di desa lebih rendah dibanding yang ada di kota, ini karena adanya dana desa," kata Pihri dalam Media Briefing Outlook Perekonomian Indonesia 2022 secara daring di Jakarta, Kamis (23/12).
-
Kapan Hari Brimob diperingati? Bangsa Indonesia memperingati Hari Brimob setiap tanggal 14 November.
-
Kapan KEK Singhasari diresmikan? KEK Singhasari berlokasi di Kabupaten Malang, Jawa Timur, wilayah ini telah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus sejak 27 September 2019.
-
Kenapa KEK Singhasari penting? KEK Singhasari berkonsentrasi pada platform ekonomi digital untuk bersinergi dengan perkembangan antara bisnis pariwisata dan ekonomi digital.
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Kapan Rumah BUMN BRI Yogyakarta berdiri? Rumah BUMN BRI tersebut sudah berdiri sejak 2017 dan tercatat sudah ada ribuan pelaku UMKM di wilayah tersebut yang dibina dengan berbagai pelatihan maupun pendampingan agar mampu konsisten meningkatkan kapabilitas usahanya.
-
Kapan Alimin bin Prawirodirjo lahir? Lahir di Surakarta, Jawa Tengah pada tahun 1889, pria yang kerap disapa Alimin ini terlahir dari kalangan keluarga miskin.
Dengan demikian, dana desa sangat efektif dalam menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran yang lebih cepat pada sebuah desa. BRIN mencatat total dana desa pada tahun 2015-2021 mencapai Rp400,1 triliun. Adapun pada 2016, jumlah desa tercatat 82.395 yang kemudian meningkat menjadi 83.381.
Kendati demikian, Pihri berharap dana desa bisa dikelola dengan lebih baik lagi, mengingat masih terdapat beberapa masalah yang menghambat, seperti rentan penyalahgunaan wewenang dan finansial dan inisiasi program desa yang tidak terakomodasi dalam musrembangnas.
Masalah Lainnya
Kemudian, terdapat pula masalah mengenai dominasi elit desa dalam pengelolaan dana desa, hingga badan usaha milik desa (BUMDes) yang belum optimal dalam menerapkan prinsip kewirausahaan dan manajemen usaha yang baik.
Maka dari itu, dia berpendapat dana desa perlu dibantu dengan tata kelola pembangunan desa yang menempatkan proper governance maupun social inovation.
"Tanpa itu, rasanya desa tak bisa berkontribusi banyak dalam mendukung pertumbuhan ekonomi," tutup Pihri.
(mdk/idr)