Bugi Januar Liani Kembali Viral, Media Sosial Ubah Cara Seseorang Terkenal dan Mempengarui Pasar
Semakin besar jumlah followers, semakin tinggi juga nilai seorang influencer dalam hal tarif iklan atau endorsement.
Bugi Januar Liani menjadi sorotan setelah fotonya tersebar luas di berbagai kemasan produk di pasaran, memancing rasa penasaran masyarakat tentang siapa sebenarnya sosok di balik produk-produk yang mereka gunakan sehari-hari.
Bugi Januar Liani Kembali Viral, Media Sosial Ubah Cara Seseorang Terkenal dan Mempengarui Pasar
Baru-baru ini, media sosial diramaikan dengan viralnya sosok Bugi Januar Liani, yang akrab dipanggil Bugi, sebagai bintang iklan produk yang diidentifikasi pada berbagai produk konsumen seperti sabun, sampo, dan susu bubuk.
Bugi Januar Liani menjadi sorotan setelah fotonya tersebar luas di berbagai kemasan produk di pasaran, memancing rasa penasaran masyarakat tentang siapa sebenarnya sosok di balik produk-produk yang mereka gunakan sehari-hari.
Menyoroti fenomena dalam industri endorsement di era digital, Pengamat Marketing, Yuswohady menjelaskan era media sosial seperti Instagram dan TikTok telah mengubah cara seseorang dapat menjadi terkenal dan mempengaruhi pasar.
"Dulu, menjadi bintang sering kali terkait dengan karier di dunia film, sinetron, atau musik seperti Ahmad Dhani atau Yuni Sara. Namun, sekarang dengan platform seperti TikTok dan Instagram, setiap orang memiliki kesempatan untuk menjadi terkenal," ujar Yuswohady kepada Merdeka.com, Sabtu (13/7).
Menurut Yuswohady, kunci untuk menjadi influencer di era ini adalah jumlah followers yang dimiliki.
Semakin besar jumlah followers, semakin tinggi juga nilai seorang influencer dalam hal tarif iklan atau endorsement. Viralnya Bugi Jil, yang awalnya belum dikenal luas, secara dramatis meningkatkan jumlah followersnya dalam waktu singkat.
"Viralitas ini tidak terencana. Ini terjadi karena rasa penasaran dan pembicaraan yang menyebar luas di media sosial, yang akhirnya mengangkat status Bugi sebagai bintang baru," tambahnya.
Mengenai proses penetapan harga untuk seorang endorser, Yuswohady menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan utama.
"Pricing ini dinamis dan dapat bervariasi tergantung pada faktor-faktor seperti tingkat kepopuleran, apakah dia dikenal hanya di tingkat lokal atau nasional, serta jumlah dan engagement followersnya," jelasnya.
Yuswohady menambahkan bahwa popularitas seseorang tidak hanya diukur dari jumlah followers, tetapi juga dari seberapa efektif mereka dalam berinteraksi dengan pengikut mereka dan seberapa besar jangkauan serta tingkat keterlibatan yang mereka miliki.
"Bagi Bugi Jil, viralitasnya telah membuka pintu untuk memasang tarif yang lebih tinggi dalam industri endorsement. Hal ini menunjukkan bahwa dalam era digital ini, kesempatan untuk sukses dapat datang dari mana saja, asalkan dapat memanfaatkan momentum yang tepat di media sosial," pungkas Yuswohady.
Dia menilai media sosial memberikan peluang baru bagi siapa saja untuk meraih kesuksesan dan pengakuan.
"Dengan viralitas Bugi Jil, dia memiliki peluang untuk menaikkan tarifnya sebagai bintang iklan, menunjukkan bahwa dalam dunia digital ini, segalanya bisa berubah dengan cepat," tutupnya.
merdeka.com