Mengenal Sosok Mang Bilal, Penjual Bubur Nyentrik yang Viral di Sumedang
Tingkah laku ekspresifnya kemudian disukai oleh banyak orang hingga memicu gelak tawa dan viral di media sosial
Seorang penjual bubur ayam di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, tengah menjadi pusat perhatian banyak orang. Ia menjajakan dagangannya sembari melakukan aksi nyentrik, yakni melakukan tari kejang ala 1980-an.
Tak hanya itu, dirinya juga selalu menyambut para pembeli dengan sumringah dan melontarkan candaan yang menyenangkan. Tingkah laku ekspresifnya kemudian disukai oleh banyak orang hingga memicu gelak tawa.
-
Siapa pemilik Bubur Ayam Ko Iyo? Pengelola Bubur Ayam Ko Iyo, Hary Siswandy mengatakan bahwa resep, cara membuat, hingga cara menyajikannya tidak pernah dia ubah sejak dahulu.
-
Siapa pemilik warung unik di Sumedang ini? Sementara itu sang pemilik warung Mak Edah mengatakan bawah kawasan ini memang memiliki pemandangan yang indah.
-
Apa itu Buleng? Buleng merupakan budaya orang Betawi yang memiliki keunikan dan digemari di masa silam.
-
Apa itu Mangut Belut? Dibalut kuah santan yang kental, kuliner ini cocok dinikmati saat perut lapar. Kuliner ini juga memiliki nilai gizi yang tinggi . Belum lagi tekstur dagingnya yang lembut membuat mangut belut ini semakin terasa gurih.
-
Dimana nasi bakar sumsum terkenal? Tidak hanya menjadi favorit di kalangan lokal, nasi bakar sumsum juga menarik perhatian para wisatawan yang datang ke Kota Serang.
-
Apa makna bubur sumsum? Bubur sumsum memiliki makna dan filosofi yang dalam dalam berbagai tradisi di Indonesia. Umumnya, bubur sumsum disajikan dalam acara besar seperti pernikahan, sunatan, dan lainnya sebagai ungkapan terima kasih kepada orang-orang yang telah membantu kelancaran acara tersebut.
Belakangan diketahui jika sosoknya bernama Mang Bilal, dan kerap ditunggu kehadirannya. Mang Bilal pun saat ini menjadi viral di media sosial. Yuk kenalan dengan sosok nyentriknya berikut ini.
Usia hanya Angka
Kendati sudah berusia 70 tahun, Mang Bilal diketahui masih semangat berjualan dengan mendorong gerobak keliling wilayah Sumedang.
Orang-orang yang sudah mengenalinya akan menunggu sosok Mang Bilal di tempat biasa ia mangkal. Dalam beberapa tayangan video, Mang Bilal terlihat tengah dinanti oleh anak-anak hingga orang dewasa.
“Alhamdulillah, saya kelahiran 1954,” kata Mang Bilal di kanal Youtube Krisna Euy, dikutip, Rabu (21/8).
Berjualan di Sekitar Alun-alun Sumedang
Sehari-hari dirinya berjualan di sekitar Alun-Alun Sumedang, Jawa Barat. Titik mangkalnya juga berpindah-pindah, mulai dari depan Masjid Agung sampai dekat rumah tinggal Cut Nyak Dien, di Jalan Pangeran Soeriaatmadja, Kotakulon, Kecamatan Sumedang Selatan.
Mengutip Instagram Dony Achmad Munir, ia berjualan pagi dan sore hari dengan menu utamanya bubur ayam spesial.
“Sehat selalu Mang Bilal..Hatur nuhun sudah menghibur kita sambil makan bubur,” tulis Dony di unggahannya.
Dikenal Berkat Jargon “Teu Ngeunah Tapi Ludes”
Satu hal unik dari sosoknya adalah melekatnya jargon Teu Ngeunah Tapi Ludes, atau dalam bahasa Indonesia artinya tidak enak tapi habis. Namun ini merupakan jargon yang justru menggambarkan kelezatan buburnya karena selalu habis diburu pelanggan.
Dalam banyak video viral, terlihat beberapa pelanggan yang pura-pura protes karena buburnya tidak enak, namun ternyata ludes alias habis. Hal itu kemudian menjadi ciri candaan antara dirinya dengan para pembeli yang kemudian terjalin ikatan keakraban.
Sering Dipanggil “Bubur Mutilasi”
Kemudian, sosoknya juga dikenal sebagai penjual bubur “mutilasi”. Namun mutilasi yang dimaksud bukanlah sungguhan, melainkan gaya ekspresifnya saat berjualan.
Bagi pelanggan yang sudah kenal, ia akan meminta mang Bilal memperagakan tarian mutilasi. Usut punya usut, ini merupakan tari kejang dalam seni breakdance yang pernah muncul di tahun 1980-an.
Tarian yang dilakukan mang Bilal adalah berjalan dengan gerakan mirip robot, sembari tangan yang seolah tengah berpegangan terhadap sesuatu.
Selama 30 Tahun Setia Berjualan Bubur
Adapun mang Bilal sudah sekitar 30 tahun berjualan bubur ayam gerobakan di pinggir jalan. Rutenya selalu dekat dengan alun-alun, hingga kawasan wisata Gunung Kunci.
Mang Bilal pun merupakan sosok nyentrik asal Jalan Cicelot, Kecamatan Cisarua, Sumedang. Dekat kawasan Cimalaka.
Ia mengaku bersyukur masih diberi kesehatan dan bisa berjualan bubur di usianya yang sudah tidak muda lagi.