Berbahan Singkong, Ini Fakta Menarik Beras Analog dari Sumedang
Beras analog merupakan pangan alternatif pengganti beras (padi) yang dibuat dari bahan pangan non beras, tetapi bisa dikonsumsi dan dihidangkan seperti nasi
Sudah sejak zaman dulu masyarakat Indonesia aktif mengkonsumsi beras sebagai makanan pokok. Beras pun terbagi atas beberapa jenis yakni premium, organik, beras hitam, beras merah dan beras ketan.
Seluruh jenis beras tersebut juga berasal dari satu tanaman sama, yakni batang tumbuhan padi yang dibudidayakan di sawah. Namun pernahkah mendengar jenis beras dengan nama unik yakni beras analog? Jika belum kiranya perlu mengenal jenis ini, karena ternyata menyehatkan.
-
Kenapa olahan singkong banyak dijumpai di Sumut? Tanaman singkong banyak tumbuh di daerah tropis seperti Afrika dan Asia Tenggara. Akar dan daunnya merupakan bagian yang sering dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan makanan.
-
Apa saja resep olahan singkong tradisional khas Sumut? Berbagai macam varian olahan singkong kini mudah ditemui di beberapa daerah di Indonesia. Berikut beberapa resep olahan singkong tradisional dan kekinian yang dilansir dari Cookpad: Resep Olahan Singkong Tradisional: Gethuk Lindri Bahan: - 1 kg singkong kupas lalu cuci dan potong-potong - 150 gram kelapa parut - Pewarna makanan - 1 sendok teh garam - 100 gram gula pasir Taburan: - Kelapa parut secukupnya - Garam secukupnya lalu kukus sebentar. Setelah bahan-bahan disiapkan, berikut resep gethuk lindri yang enak: 1. Langkah pertama, panaskan kukusan, kemudian kukus singkong bersama 150 gram kelapa parut hingga matang selama 30 menit. 2. Setelah itu, angkat pindahkan dalam wadah sedikit lebih besar lalu taburi 1 sendok teh garam dan 100 gram gula pasir aduk sampai rata. 3. Siapkan alat penggiling singkong. Giling sedikit-sedikit hingga habis. 4. Bagi menjadi 3 bagian. Beri pewarna. Kemudian giling bentuk panjang-panjang, tata di piring dan sajikan. Resep Olahan Singkong Tradisional: Klepon Singkong Bahan: - 300 gram singkong parut, peras airnya - 3 sendok makan santan - 2 tetes pasta pandan - 4 sendok makan tepung ketan - 1/4 sendok teh garam Bahan selanjutnya, yaitu: Bahan isi: - Gula aren atau gula merah secukupnya Bahan taburan: - 100 gram kelapa setengah tua, parut - 1 lembar daun pandan, simpulkan - 1/4 sendok teh garam Cara membuat: 1. Langkah pertama, aduk kelapa parut dan garam lalu kukus bersama daun pandan. 2. Dalam wadah campur singkong parut, tepung ketan, santan, dan garam. 3. Kemudian tambahkan pasta pandan aduk hingga rata dan bisa dibentuk, lalu beri isian. 4. Masukkan dalam kukusan yang telah dialasi daun pisang. 5. Kukus adonan kurang lebih 20 menit/sampai matang, angkat. 6. Lalu gulingkan di kelapa parut yang telah dikukus. 7. Sajikan.
-
Dimana olahan singkong khas Sumut dapat ditemui? Berbagai macam varian olahan singkong kini mudah ditemui di beberapa daerah di Indonesia.
-
Bagaimana harga singkong dibanding beras? Wartini menambahkan jika harga singkong jauh lebih murah dibanding harga beras berbagai jenis yang saat ini berada di atas Rp10 ribu per kilogramnya. Untuk dua buah singkong ukuran sedang, Wartini menjualnya seharga Rp7 ribu.
-
Apa keistimewaan beras Solok? Mungkin tidak banyak orang tahu kalau Kota Solok merupakan salah satu wilayah yang memiliki beras berkualitas unggul dibandingkan dengan jenis-jenis beras lainnya. Beras ini dikenal dengan nama barah Solok atau bareh Solok yang bisa dijumpai di warung-warung makan.
-
Dimana bingka singkong berasal? Bingka adalah kue khas Banjar, Kalimantan Selatan, yang cukup populer dan disukai banyak masyarakat.
Beras ini diketahui bukan berasal dari tanaman padi, namun dibuat dari umbi-umbian jenis singkong. Beras analog kini bisa ditemui di wilayah Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Berikut fakta menarik seputar beras analog.
Dibuat dari Singkong
Beras analog sendiri merupakan beras yang dibuat dari bahan utama non padi, yakni umbi singkong. Walau begitu, rasa dan tekstur tidak jauh berbeda dari nasi berbahan beras padi pada umumnya.
Karena dibuat dari singkong, beras ini memiliki kandungan karbohidrat dan serat yang kaya dan bermanfaat bagi tubuh.
"Beras analog merupakan pangan alternatif pengganti beras (padi) yang dibuat dari bahan pangan non beras, tetapi bisa dikonsumsi dan dihidangkan seperti nasi,” terang Pj Bupati Sumedang, Yudia Ramli, Sabtu (17/8), mengutip sumedangkab.go.id
Penganti Beras pada Umumnya
Jika beras kebanyakan menggunakan kemasan puluhan kilogram, namun beras mandala atau beras analog ini kemasannya ringan.
Satu bungkus kecil itu bisa dibawa ke mana-mana, dengan berat 550 gram. Kemasannya juga tertutup rapat dan telah teruji keamanannya. Menurut Yudia, beras bisa bisa jadi alternatif pangan saat terjadi kelangkaan sembako.
“Produk olahan singkong ini berupa beras analog berpotensi menjadi pangan utama penganti beras terutama pada saat terjadi kelangkaan pangan,” kata Yudia lagi
Tidak Perlu Dicuci
Mengutip stp.ipb.ac.id, keunggulan lain beras analog adalah proses memasaknya yang mudah. Jika biasanya beras padi harus dicuci terlebih dahulu, namun beras analog bisa langsung dimasak di rice cooker.
Perbedaan dengan nasi, hanya terlihat pada warnanya yang lebih kecokelatan karena bahannya terdiri dari umbi-umbian. Beras analog diciptakan untuk memenuhi kebutuhan gizi karena beras ini disebut lebih sehat dibanding beras yang saat ini dijual di pasaran.
Bekerja Sama dengan Universitas
Dalam pengembangan pangan alternatif ini, Pemkab Sumedang bekerja sama dengan dua perguruan tinggi yakni Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Universitas Widyatama. Beras analog dikembangkan oleh IPB melalui kegiatan akademiknya.
Untuk pengembangan padi organik di Desa Cikurubuk, Kecamatan Buahdua, dilakukan oleh Universitas Widyatama di lahan seluas 630,80 Hektare, dari 63,60% wilayahnya merupakan lahan petanian potensial
Universitas Widyatama turut menangani pasca panen seperti kurasi produk, packaging, promosi, marketing dan penjualan. Bahkan perguruan tinggi ini tak menutup kemungkinan terlibat dalam proses pra produksi seperti pengelolaan bibit unggul, pupuk organik dan lain-lain