Harga Beras Mahal, Begini Kata Warga Ibu Kota yang Mulai Beralih ke Singkong
Menurut mereka, singkong lebih murah dan lebih bagus dari nasi.
Menurut mereka, singkong lebih murah dan lebih bagus dari nasi.
Harga beras di pasaran saat ini terpantau masih mengalami kenaikan. Dari informasi di sejumlah pasar tradisional, harganya telah mencapai Rp13.400 untuk jenis medium. Sedangkan untuk premium kini berada di angka Rp15.000 per kilogram, dari yang sebelumnya Rp14.000.
(Foto: Kios beras di Pasar Kopro)
Kenaikan ini lantas memicu reaksi warga Ibu Kota Jakarta yang mulai beralih ke sumber karbohidrat lainnya yakni singkong dan ubi jalar.
Seperti terlihat di Pasar Kopro, Kota Jakarta Barat, sejumlah pembeli mengaku memilih alternatif sumber karbohidrat lainnya lantaran harganya lebih murah.
Kandungannya pun disebut tak berbeda dari beras karena sama-sama berkarbohidrat.
Disampaikan pedagang, masyarakat sudah banyak yang memborong sumber pangan alternatif itu untuk konsumsi harian. Berikut selengkapnya.
Saat ditemui wartawan, seorang penjual singkong dan ubi jalar di Pasar Kopro, Wartini mengaku jika saat ini terjadi peningkatan penjualan.
Menurutnya, hal ini seiring dengan tingkat konsumsi umbi-umbian tersebut yang juga tinggi di tengah harga beras yang belum turun.
“Jadi agak banyak yang beli, mungkin buat cemil-cemilan kali ya,” kata penjual tersebut, mengutip YouTube Liputan6, Senin (9/10).
Wartini menambahkan jika harga singkong jauh lebih murah dibanding harga beras berbagai jenis yang saat ini berada di atas Rp10 ribu per kilogramnya.
Untuk dua buah singkong ukuran sedang, Wartini menjualnya seharga Rp7 ribu. Biasanya warga hanya mengonsumsi tidak sampai sekilo sehari.
“Untuk singkong harganya sekilo Rp10 ribu, (berisi dua singkong berukuran sedang),” kata Wartini lagi.
Salah satu pembeli bernama Wahyudi mengaku mulai beralih dari beras ke singkong sejak beberapa waktu terakhir. Menurut dia, harga beras saat ini jauh lebih mahal daripada singkong.
Selain itu, umbi singkong dianggap lebih sehat bagi tubuh dibanding beras yang lebih banyak mengandung karbohidrat.
“Ini untuk konsumsi kita pengganti beras, karena sekarang harganya mahal gitu. Dan juga ada gunanya karena beras banyak karbohidratnya,” kata dia.
Pembeli lainnya, Par, juga saat ini telah beralih dari beras ke umbi-umbian singkong sebagai makanan pokoknya.
(Foto: Pedagang pasar tengah mengupas singkong)
Menurut Par, harga singkong jauh lebih murah dibanding beras. Ini membuatnya lebih terjangkau di pasaran.
“Sekarang beras kan mahal. Sampai Rp14.000 ya sekilo. Dan kalau nggak ada duit kan repot juga, yasudah gantinya singkong,” kata Par.
Sebelumnya, informasi peralihan beras ke bahan pangan lainnya telah disampaikan oleh Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian beberapa waktu lalu.
Menurutnya, banyak pengganti beras dengan rasa yang enak dan berasal dari umbi-umbian.
“Itu semua enak-enak itu. ada ubi jalar, ada sorgum, ada sukun. Banyak sekali yang bisa menjadi bahan pokok,” kata Tito.
Adapun singkong dan ubi jalar merupakan kelompok makanan pokok pengganti beras dengan segudang manfaat.
Dalam 100 gram singkong rebus terdapat kandungan kalori sebesar 98 persen.
Pada 100 gram singkong rebus, terdapat kalori yang 98 persennya berasal dari karbohidrat, sisanya berasal dari protein dan lemak.
Kemudian mengandung kalium hingga 394 miligram serta kalsium 77 miligram dan vitamin C 31 miligram.
Sementara untuk ubi jalar mengandung sejumlah bahan yang baik untuk tubuh dan bisa bermanfaat bagi penderita sejumlah penyakit seperti mencegah diabetes, menurunkan tekanan darah tinggi dan menurunkan kolesterol.
Selain itu, singkong dan ubi jalar sudah memiliki rasa yang lezat walau hanya direbus.
Harga beras saat ini tengah melonjak sebagai dampak dari kemarau panjang.
Baca SelengkapnyaLonjakan disinyalir akibat berkurangnya stok akibat musim kemarau dan tidak sebanding dengan permintaan pasar.
Baca SelengkapnyaPermintaan nasi ampok jagung instan naik drastis seiring mahalnya harga beras. Usaha rumahan nasi ampok jagung di Jombang cuan jutaan rupiah per hari
Baca SelengkapnyaDalam sambutan Mas Adi menyampaikan setiap akhir tahun menyambut Natal dan tahun baru ada lonjakan harga atau inflasi.
Baca SelengkapnyaHarga beras mengalami kenaikan sejak tanggal 1 September. Bahkan untuk harga beras kualitas premium saat ini sudah menyentuh Rp15.000/Kg.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga beras jadi masalah besar di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaBerbagai bahan pangan dijual dengan harga yang terjangkau masyarakat dalam kegiatan tersebut.
Baca SelengkapnyaPeluang bertani sawo raksasa masih terbuka lebar karena masih banyak orang yang belum melakukannya
Baca SelengkapnyaDengan harga pasar bawang merah Rp 11.000 per kilogram, kelompok tani ini mampu menghasilkan Rp3,12 miliar.
Baca Selengkapnya