BUMN Indonesia Re Siapkan Digitalisasi dan Transformasi Hadapi Tantangan Ekonomi 2025
Indonesia Re berkomitmen untuk terus memperkuat fondasi bisnisnya dan melakukan evaluasi terhadap sejumlah aspek penting.
Bank Dunia memprediksi ekonomi Indonesia akan tumbuh rata-rata sebesar 5,1 persen pada periode 2024-2026, yang mencerminkan melunaknya ketentuan perdagangan serta normalisasi menuju pertumbuhan tren yang lebih moderat.
Ekonomi tahun depan juga masih dibayangi dengan ketidakstabilan geopolitik, semakin mempertegas peran penting industri asuransi dalam perlindungan atas risiko.
- Ini Bukti Digitalisasi Bisa Tingkatkan Pendapatan Perusahaan, Termasuk di Industri Logistik
- Kebijakan Strategis BUMN Indonesia Re di Tahun 2025, dari Restrukturisasi hingga Digitalisasi
- BUMN Indonesia Re Perkuat Posisi Jadi Pemimpin Industri Reasuransi Indonesia
- Begini Transformasi Dijalankan BUMN Indonesia Re dalam Tiga Tahun Terakhir, Termasuk Digitalisasi IT
Menyikapi kondisi ini, pasar asuransi membutuhkan konsolidasi yang kuat agar mampu bertahan. Hal ini menjadi tantangan besar bagi industri, termasuk Indonesia Re, yang portofolionya masih didominasi oleh perjanjian Treaty Proportional dan lini bisnis harta benda/property.
Belum lama ini, Indonesia Re menggelar Indonesia Re Treaty Forum 2024 bekerja sama dengan AON yang bertempat di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Forum ini bertujuan untuk memperkuat hubungan kerja sama yang baik dengan para mitra perusahaan asuransi umum dan menjadi platform kunci bagi Indonesia Re dalam menyampaikan kebijakan serta rencana strategis dalam rangka menghadapi renewal program reasuransi otomatis (Treaty) tahun 2025 di bisnis reasuransi umum.
Direktur Teknik Operasi Indonesia Re, Delil Khairat menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen untuk terus memperkuat hubungan dengan para mitra bisnis, salah satunya melalui forum ini.
"Kami percaya bahwa melalui diskusi terbuka dan kolaboratif, kita dapat bersama-sama menciptakan solusi yang lebih baik untuk menghadapi tantangan pasar reasuransi, khususnya dalam Treaty Renewal tahun 2025," ucap Delil.
Menghadapi tantangan ini, Indonesia Re berkomitmen untuk terus memperkuat fondasi bisnisnya dan melakukan evaluasi terhadap sejumlah aspek penting dalam pembaruan perjanjian treaty 2025, yang mana pada dasarnya melanjutkan sejumlah kebijakan yang telah dilakukan di tahun 2024 namun dengan mempertegas aplikasi dari beberapa terms and conditions. Antara lain dalam ketentuan untuk jaminan Business Interruption, penentuan Basis of Cover, dan lain-lain.
Penguatan Sisi Adminstrasi dan Sosialisasi Proses Digitaliasi
Selain itu, Indonesia Re juga menjelaskan penguatan sisi administrasi termasuk sosialisasi proses digitalisasi dan transformasi melalui platform RIU Connect.
Direktur Teknik Operasi Indonesia Re, Delil Khairat, menegaskan bahwa inovasi dan transformasi digital akan menjadi kunci dalam menghadapi dinamika pasar yang semakin menantang.
"Kami terus berupaya untuk meningkatkan daya saing melalui teknologi dan digitalisasi. Selain itu, kami juga menekankan pentingnya kerjasama dan konsolidasi di antara para pelaku industri asuransi untuk bertahan di tengah hardening market," ujar Delil.
"Dengan pengamatan mendalam terhadap tren pasar global, Indonesia Re siap menghadapi tantangan di pasar reasuransi global. Melalui strategi yang tepat, kami akan terus berupaya untuk memberikan nilai tambah bagi para mitra bisnis kami dengan mengoptimalkan peluang yang ada dan menjaga stabilitas program reasuransi."
Treaty Forum 2024 diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan mitra bisnis dan memperkuat hubungan jangka panjang dengan Indonesia Re. Forum ini juga mendorong terciptanya sinergi yang lebih baik dalam pengelolaan risiko dan penanganan klaim.