Cabai, tarif listrik, hingga Solar sumbang deflasi Oktober 2015
Cabai merah menjadi penyumbang deflasi terbesar karena melimpahnya pasokan.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suryamin menjelaskan, deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan 1,06 persen. Beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga pada Oktober 2015 antara lain cabai merah, daging ayam ras, cabai rawit, telur ayam ras, jengkol, kacang panjang, ketimun, cabai hijau, tarif listrik, bahan bakar rumah tangga, dan bensin.
"Cabai merah perubahan harga 26,6 persen, pasokan melimpah, di 75 kota IHK. Penurunan tertinggi terjadi di Bogor sampai 57 persen dan di Bulukumba sampai 56 persen. Jadi bobotnya 0,37 persen, andil dalam inflasinya minus 0,13 persen. Ini cabai itu suka jadi masalah dulu, mudah-mudahan sekarang dikontrol terus itu sudah bagus," kata Suryamin di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Senin (2/11).
Berikut rincian penyebab deflasi:
- Daging ayam ras, perubahan harga 5,34 persen. Bobot 1,16 persen lebih tinggi dari cabai, andil terhadap inflasi -0,07 persen. Ini akibat turunnya harga di tingkat distributor, akibat juga pasokan cukup tinggi. Penurunan terjadi di 76 kota IHK. Penurunan tertinggi di Tanjung Pandan 22 persen dan Banda Aceh 19 persen.
- Cabai rawit, perubahan harga 32,64 persen dengan bobot 0,14 persen, andil terhadap inflasi -0,07 persen. Pasokan banyak melimpah, akibat tidak hujan, pertumbuhan cabai bagus. Penurunan terjadi di 72 kota IHK, tertinggi di Sumenep 73 persen dan Bogor 70 persen.
- Telur ayam ras, perubahan harga 5,52 persen, bobot 0,67 persen, andil terhadap inflasi -0,04 persen. Akibat turun harga di tingkat distributor. Penurunan terjadi di 75 kota IHK, penurunan tertinggi di Jember 17 persen dan Bogor 15 persen.
- Tarif listrik, perubahan harga 0,31 persen, bobot 3,42 persen, andil terhadap inflasi -0,01 persen. Terjado penurunan di 80 kota IHK, penurunan tertinggi di Pontianak 0,8 persen, ada pula yang tidak menurunkan yang dikelola oleh Pemda seperti di Batam dan Tarakan.
- Bahan bakar rumah tangga, gas, perubahan harga 0,38 persen, bobot 1,79 persen, andil terhadap inflasi -0,01 persen. Terjadi penurunan di 54 kota IHK, tertinggi di Lhokseumaweh dan Pare-Pare 5 persen dan Singkawang 4 persen.
- Bensin untuk Pertamax, perubahan harga 0,18 persen, bobot 3,9 persen, andil -0,01 persen. Terjadi penurunan di 72 kota IHK, tertinggi Bandar Lampung dan Tarakan sampai 0,7 persen.
- Solar turun 2,26 persen, bobot 0,17 persen, andil -0,004 persen. "Ada kebijakan pemerintah tempo hari," jelas Suryamin.
Sedangkan komoditas yang mengalami kenaikan harga, yaitu beras, tomat sayur, wortel, tomat buah, bawang merah, bayam, jeruk, bawang putih, mie, rokok kretek, rokok kretek filter, tarif kontrak rumah, upah tukang bukan mandor, dan mobil.
"Pada Oktober 2015 kelompok pengeluaran yang memberikan andil atau sumbangan deflasi, yaitu kelompok bahan makanan 0,22 persen," imbuh Suryamin.
Sedangkan kelompok pengeluaran yang memberikan andil atau sumbangan inflasi, yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,07 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,02 persen; kelompok sandang 0,02 persen; kelompok kesehatan 0,01 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,01 persen; dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,01 persen.
Berikut rincian penyebab inflasi:
- Beras naik 0,76 persen, bobot 3,92 persen, andil dalam inflasi 0,03 persen. "Ini akibat sudah berkurang pasokan akibat musim kemarau dan gagal panen di beberapa daerah. Terjadi peningkatan di 62 kota IHK, tertinggi di Batam sampai 11 persen dan di Bungo 4 persen," ungkap Suryamin.
- Tomat sayur, perubahan harga 20,53 persen, bobot 0,17 persen, andil dalam inflasi 0,03 persen. Terjadi kenaikan di 62 kota IHK, tertinggi di Ternate 165 persen dan Gorontalo 100 persen.
- Wortel perubahan harga 18,26 persen, bobot 0,11 persen, andil dalam inflasi 0,02 persen. Terjadi di 76 kota IHK, tertinggi Jambi dan Gorontalo 63 persen, Watampone 62 persen.
- Tomat buah perubahan harga 23,14 persen, bobot 0,07 persen, andil dalam inflasi 0,02 persen. Terjadi kenaikan di 49 kota IHK, tertinggi Lhokseumaweh 107 persen dan Pare-Pare 87 persen.
- Bawang merah kenaikan harga 4,17 persen, bobot 0,38 persen, andil terhadap inflasi 0,02 persen. Terjadi di 65 kota IHK, tertinggi di Cirebon 31 persen dan Tegal 19 persen.
"Bawang putih, mie instan, rokok kretek, rokok kretek filter, tarif kontrak rumah, upah tukang bukan mandor, harga mobil masing-masing andilnya 0,01," tutup Suryamin.
Baca juga:
Oktober 2015, BPS catat deflasi 0,08 persen
Tahun ini, Gubernur BI yakin inflasi di bawah 4 persen
Menkeu Bambang: Lebih baik jaga harga beras ketimbang Premium
Penurunan harga daging ayam dorong deflasi September 2015
Meski September 2015 deflasi, harga beras tetap naik 2,04 persen
Jika harga BBM tak naik, BPS optimistis target inflasi 2015 tercapai
-
Apa yang menjadi catatan BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Bagaimana BRI meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia? Sebagai bank yang berfokus pada pemberdayaan UMKM, BRI memiliki jutaan database nasabah, baik simpanan maupun pinjaman. Ini menyebabkan BRI terpapar risiko data privacy breach dan cyber security system.
-
Kapan inflasi terjadi? Inflasi terjadi ketika harga barang dan jasa secara umum mengalami kenaikan yang terus-menerus dalam suatu periode waktu tertentu hingga mengurangi daya beli uang.
-
Apa itu inflasi? Sekadar informasi, inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa, yang berdampak pada biaya hidup.
-
Bagaimana inflasi mempengaruhi nilai investasi? “Inflasi juga dapat memengaruhi nilai tukar. Negara-negara dengan tingkat inflasi rendah biasanya mengalami apresiasi nilai mata uang dibandingkan negara-negara dengan inflasi yang lebih tinggi,” ujar Kar Yong Ang.
-
Kenapa BSI fokus untuk memberikan kontribusi terhadap kemajuan ekonomi Indonesia? Direktur Kepatuhan & SDM BSI Tribuana Tunggadewi dalam acara tersebut mengatakan bahwa BSI sebagai bank syariah terbesar dan perusahaan milik pemerintah tentunya akan terus melakukan inovasi-inovasi kreatif untuk meningkatkan partisipasi perseroan dalam kemajuan ekonomi Indonesia. “Hal ini tentunya menjadi perhatian utama kami, bahwa sebagai perusahaan kami tidak hanya berbicara mengenai profit atau business only, tapi kami juga harus memberikan manfaat yang nyata kepada masyarakat,” kata Dewi.