Cadangan Gas Alam Melimpah, Tapi RI Masih Impor 5,5 Juta Ton LPG per Tahun
Impor LPG Indonesia masih menunjukkan tren kenaikan.
Impor LPG Indonesia masih menunjukkan tren kenaikan.
- Gara-Gara Sering Impor LPG, Indonesia Rugi Rp63,5 Triliun Per Tahun
- Penyaluran Gas LPG 3 Kg hingga Akhir Tahun Bakal Bengkak, Pertamina Ambil Langkah Begini
- Indonesia Butuh Dana Hingga Rp75 Triliun Sediakan BBM Hingga Gas LPG
- Pendaftaran KTP untuk Beli Gas LPG 3 Kg Diperpanjang Sampai Bulan Mei, Ini Alasannya
Cadangan Gas Alam Melimpah, Tapi RI Masih Impor 5,5 Juta Ton LPG per Tahun
Cadangan Gas Alam Melimpah, Tapi RI Masih Impor 5,5 Juta Ton LPG per Tahun
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyebut, total volume impor Liquefied Petroleum Gas (LPG) oleh Indonesia mencapai lebih dari 5,5 juta ton per tahun. Bahkan, angka impor LPG terus berada dalam tren kenaikan.
"LPG kita impor lebih dari 5,5 juta ton per tahun dan trennya terus meningkat," kata Menteri Arifin dalam acara Seminar Outlook Perekonomian Indonesia 2024 di Hotel St Regis, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (22/12).
Padahal, Indonesia memiliki cadangan gas alam yang melimpah untuk menggantikan LPG.
Namun, kekayaan SDA tersebut belum termanfaatkan secara optimal.
"Sementara kita memiliki (cadangan) gas berlebih," ujar Menteri Arifin.
Beruntung, produksi gas alam dalam negeri terus mengalami tren kenaikan dalam beberapa waktu terakhir. Menteri Arifin berharap, peningkatan produksi gas alam menggantikan pemakaian LPG di sektor rumah tangga maupun restoran.
Merdeka.com
"Untuk itu, transmisi perlu kita bangun baik transmisi listrik dan gas. Transmisi gas ini bisa menggantikan LPG untuk bisa masuk ke rumah tangga, restoran, hotel, untuk gantikan LPG yang kita impor," pungkas Menteri Arifin.
Sebelumnya, Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira, pesimis target bauran energi baru dan terbarukan (EBT) sebesar 25 persen tercapai pada 2025 mendatang. Hal ini merespon masih rendahnya realisasi bauran energi bersih di Indonesia.
Merdeka.com
"Tahun 2027 kita enggak impor gas LPG lagi," kata Nicke dalam Investor Daily Summit 2021, Jakarta, Rabu (14/7).
Saat ini 70 persen kebutuhan LPG masih dipenuhi dari luar negeri.
Maka, untuk mengurangi beban impor tersebut Pemerintah dan Perusahaan BUMN akan melakukan substitusi dengan sumber daya yang dimiliki Indonesia.
Penggunaan kompor LPG juga akan subtitusi dengan penggunaan kompor induksi. Sehingga masyarakat bisa memasak menggunakan listrik.
Program jaringan gas juga akan diperluas dan dipercepat. Agar masyarakat tidak lagi menggunakan LPG. Dua program ini kata Nicke akan mengurangi penggunaan LPG secara bertahap di masyarakat.