Cerita Pengusaha UMKM Bisa Tembus Pasar Jerman Berkat Pelatihan Digital Marketing
Walaupun memiliki tugas dan mandat dari Jokowi untuk percepatan akses internet, BAKTI Kominfo juga melakukan pelatihan kepada masyarakat setempat, untuk memanfaatkan infrastruktur akses internet yang sudah disediakan oleh Kominfo.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) pernah menyampaikan mandat pada saat rapat kabinet terbatas pada 3 Agustus 2022 lalu, yang salah satunya adalah untuk segera melakukan percepatan perluasan akses infrastruktur digital dan penyediaan layanan internet di seluruh wilayah Indonesia.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) merupakan instansi yang diberikan tugas langsung di bidang komunikasi dan informatika untuk menindaklanjuti dengan melaksanakan perencanaan program pembangunan BTS Base Transceiver Station 4G Bakti di wilayah 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal).
-
Siapa yang mendorong UMKM untuk masuk ke ekosistem digital? Lewat program onboarding, para pelaku usaha mikro didorong untuk masuk ke dalam ekosistem digital melalui e-commerce, baik yang dikelola pemerintah, BUMN, maupun swasta.
-
Siapa yang mengajak pelaku UMKM untuk masuk ke ekosistem digital? “Kita masih punya celah yang perlu dipersempit. Makanya, kami harapkan bimbingan teknis (bimtek) ini bisa semakin mendorong pelaku UMKM beralih ke arah digital. Hal ini karena digitalisasi akan membantu pelaku UMKM untuk mengakses pasar yang lebih luas. Sekaligus, akan mempermudah sistem pembayarannya karena penggunaan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standar),” ungkap Puteri dalam Pembukaan Bimbingan Teknis Produksi dan Kewirausahaan Industri Kecil Menengah di Kabupaten Bekasi, Karawang, dan Purwakarta, Senin (4/12).
-
Apa yang dilakukan BRI untuk mendukung digitalisasi UMKM? Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebagai salah satu bank milik pemerintah terbesar, terus berupaya mendorong inovasi dan digitalisasi UMKM agar sektor ini dapat berkembang. Salah satu dukungan BRI terhadap digitalisasi UMKM adalah melalui pengembangan web pasar bernama Pasar.id.
-
Bagaimana Bank Jatim mendorong UMKM binaannya agar paham teknologi digital? UMKM binaan bankjatim juga didorong untuk paham teknologi digital. Salah satu caranya dengan memfasilitasi transaksi menggunakan QRIS bankjatim. “Maka dari itu, UMKM yang kami bawa ke Bengkulu ini juga sudah memanfaatkan QRIS bankjatim dalam melakukan transaksi pembayaran dengan pembeli. Praktis dan cepat tinggal scan QR code,” ungkap Busrul.
-
Mengapa Puteri Komarudin mengajak pelaku UMKM untuk masuk ke ekosistem digital? “Kita masih punya celah yang perlu dipersempit. Makanya, kami harapkan bimbingan teknis (bimtek) ini bisa semakin mendorong pelaku UMKM beralih ke arah digital. Hal ini karena digitalisasi akan membantu pelaku UMKM untuk mengakses pasar yang lebih luas. Sekaligus, akan mempermudah sistem pembayarannya karena penggunaan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standar),” ungkap Puteri dalam Pembukaan Bimbingan Teknis Produksi dan Kewirausahaan Industri Kecil Menengah di Kabupaten Bekasi, Karawang, dan Purwakarta, Senin (4/12).
-
Kenapa Dirjen APTIKA Kominfo mundur? Keputusan itu diambil sebagai bentuk tanggung jawab moral atas insiden penyanderaan data di Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 Surabaya.
Walaupun memiliki tugas dan mandat dari Jokowi untuk percepatan akses internet, BAKTI Kominfo juga melakukan pelatihan kepada masyarakat setempat, untuk memanfaatkan infrastruktur akses internet yang sudah disediakan oleh Kominfo.
Salah satunya pada desa Sukarara, Lombok Timur. BAKTI Kominfo memberikan pelatihan digital marketing untuk para pelaku usaha seperti Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Desa Sukarara.
BAKTI telah memberikan pelatihan digital marketing kepada 30 UMKM sejak tahun 2019 di desa Sukarara. Program pelatihan yang sudah diberikan oleh Bakti Kominfo, dirasakan dampak positifnya oleh masyarakat desa.
Dampak Positif
Tentu dampak positif tersebut adalah peningkatan penjualan melalui online serta omzet yang lumayan tinggi dan UMKM desa Sukarara mampu melakukan ekspor di beberapa negara, yakni Jerman, Singapura, Taiwan.
Manfaat yang dirasakan dari pelatihan tersebut dirasakan langsung penenun kain songket, Sabria. Dia mengatakan telah mendapatkan hasil yang positif dari pelatihan yang diberikan BAKTI.
Dia bercerita, awalnya tidak mengetahui kecanggihan teknologi, namun setelah mengikuti pelatihan tersebut dia mampu menjualkan kain songketnya dengan mudah hingga dijual ke luar negeri.
"Awalnya saya tidak tahu namanya internet, whatsapp bisnis, apalagi instagram. Alhamdulillah atas pelatihan ini saya ucapkan terimakasih," ujar Sabria, di Desa Sukarara, Lombok, Rabu (5/10).
Hal serupa juga dirasakan oleh Yosi pemilik UMKM Kuliner Ombak Food. Dia mengatakan sebelumnya dia mengikuti pelatihan yang diberikan BAKTI, pembeli produknya hanya sebatas masyarakat desa Sukarara.
Kendati demikian, setelah dia mengikuti pelatihan, akhirnya dia mampu menjual produknya ke luar provinsi bahkan hingga luar negeri.
"Sebelum mengikuti pelatihan tidak begitu memahami digital marketing, sosial media. Kami benar-benar ibu-ibu yang gaptek (gagap teknologi)," kata dia.
(mdk/idr)