Cerita petani ubah kebun sawit jadi sayuran bisa raup Rp 15 juta
Ketika menjadi petani sawit dengan lahan dua hektare, Suryono mampu meraih penghasilan maksimal sekitar Rp 2 juta hingga 3 juta per bulan. Namun, kini dengan mengolah lahan setengah hektare untuk ditanami sayuran, dia berhasil meraup penghasilan sekitar Rp 15 juta per bulan.
Seorang petani dari Provinsi Riau bernama Suryono, menjadi salah satu pembicara pada Konferensi Tingkat Tinggi PBB Perubahan Iklim di Maroko. Pengalaman Suryono merubah nasib dari praktik pertanian yang mendegradasi lingkungan, menuju ke pengelolaan lahan hutan berkelanjutan.
"Perasaan saya sangat bangga karena petani kecil seperti saya, bisa didengar di luar negeri. Semoga apa yang saya lakukan bisa jadi contoh orang lain," ujar Suryono seperti dilansir Antara, Selasa (8/11).
-
Apa pesan utama yang ingin disampaikan oleh kata-kata inspiratif pengusaha muda? "Alasanku menjadi pebisnis karena mau membuka banyak lapangan kerja dan banyak bermanfaat buat orang lain."
-
Mengapa para pengusaha muda termotivasi dengan kata-kata inspiratif? "Kesempatan bisnis itu bagaikan sebuah bis, sekali berhenti akan ada bis lain yang menyusul." - Richard Bronson
-
Apa yang menginspirasi dari kisah bisnis pempek ini? Kisah bisnis istri polisi ini seketika menuai beragam tanggapan dari publik. Banyak apresiasi hingga dukungan yang dilayangkan bagi keduanya.
-
Bagaimana kata-kata inspiratif pengusaha muda membantu dalam membangun bisnis? "Memulai perlu keberanian, membesarkan perlu ilmu. Itulah kuncinya dalam berbisnis."
-
Siapa yang sering kali menjadi sumber inspirasi bagi pengusaha muda? "Untuk mengejar mimpi tidak harus menunggu dukungan dari smeua orang. Hanya butuh satu orang saja yang yakin, yaitu dirimu."
-
Siapa sosok inspiratif pengusaha sukses di balik Parna Raya Group? Marihad Simon Simbolon adalah sosok penting di balik suksesnya sebuah perusahaan yang bergerak di bidang logistik, perminyakan, dan industri kelapa sawit.
Suryono dinilai menjadi contoh petani yang berhasi melakukan mitigasi perubahan iklim dengan bertani holtikultura, menjadi informan titik api, dan turut andil menjaga lingkungan serta mencegah tejadinya kebakaran lahan dan hutan.
Perjalanan hidupnya beralih dari petani kelapa sawit menjadi menanam holtikultura. Dari kampung halamannya di Medan, ia merantau ke Dusun Sukajaya Kampung Pinang Sebatang Barat, Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak, pada tahun 2000 hingga sekarang.
Pekerjaan awalnya sejak tahun 2000 adalah bercocok tanam kelapa sawit di Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak pada 2007. Suryono pada 2013 menyadari bertani hortikultura lebih menguntungkan ketimbang sawit. Dia mengambil keputusan nekat dengan menumbangkan seluruh tanaman sawit di kebun dua hektare miliknya, dan menggantinya dengan tanaman hortikultura.
Beberapa jenis sayuran yang mulai ditanam Suryono antara lain kangkung, bayam, cabai, melon, semangka, kacang panjang, timun, pepaya, dan jagung. Banyak orang menduga dirinya sudah gila karena dalam benak masyarakat setempat, menanam sayuran tidak menguntungkan.
Dia mengakui awalnya memang tidak mudah ketika masuk ke pasar tradisional, karena harus berhadapan dengan para tengkulak, yang sudah lama beroperasi untuk memasok komoditas tersebut dari Kota Pekanbaru.
Namun, kerja keras Suryono mulai membuahkan hasil setelah berjualan sekitar satu tahun, sehingga banyak petani yang mulai mengikuti langkahnya untuk menanam sayuran dan menjualnya langsung ke pasar.
Ketika menjadi petani sawit dengan lahan dua hektare, Suryono mampu meraih penghasilan maksimal sekitar Rp 2 juta hingga 3 juta per bulan. Namun, kini dengan mengolah lahan setengah hektare untuk ditanami sayuran, dia berhasil meraup penghasilan sekitar Rp 15 juta per bulan.
"Bercocok tanam sayur mayur, dan buah buahan bagi saya menyenangkan, selain menjaga kelestarian lingkungan juga mensejahterakan kehidupan saya," jelasnya.
Suryono mengatakan dirinya juga aktif dalam kegiatan Progam Desa Makmur Peduli Api (DMPA) di daerahnya. Tujuan DMPA adalah praktik pertanian yang berjalan beriringan dengan konservasi lingkungan, meliputi hutan alam dan Hutan Tanaman Industri (HTI), termasuk pencegahan kebakaran hutan melalui peran aktif komunitas lokal.
Peran Suryono akhirnya diakui oleh Pemerintah Kabupaten Siak melalui penghargaan Adikarya Pangan Nusantara 2015, dan Petani Terbaik Siak Bidang Hortikultura 2016.
"Saya memang petani kecil di Riau, tapi perubahan yang terjadi dalam hidup saya amatlah besar," pungkas Suryono.
Baca juga:
Impor cangkul dari China tak pengaruhi penjualan perajin lokal
Ini dua solusi Menteri Bambang agar RI lepas dari jerat impor pangan
5 Pro kontra Indonesia impor cangkul dari China
BPS: Nilai impor cangkul tidak besar, apalagi harganya murah
Petani di Sulsel sakit hati pemerintah impor cangkul dari China
Pemerintah tunjuk 3 BUMN penuhi kebutuhan 10 juta cangkul nasional
5 Pembelaan pemerintah saat RI sampai harus impor cangkul China