Daftar Negara Pernah Redenominasi Mata Uang, Ada yang Berhasil Ada yang Gagal
Redenominasi bertujuan untuk menyederhanakan jumlah digit pada pecahan rupiah.
Beberapa negara ada yang melakukan redenominasi, namun tidak semuanya berhasil mengendalikan nilai tukar mata uang negara tersebut.
Daftar Negara Pernah Redenominasi Mata Uang, Ada yang Berhasil Ada yang Gagal
Daftar Negara Pernah Redenominasi Mata Uang, Ada yang Berhasil Ada yang Gagal
Redenominasi menjadi langkah alternatif bagi satu negara untuk menstabilkan nilai mata uang. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), redenominasi adalah penyederhanaan nilai mata uang Rupiah tanpa mengubah nilai tukarnya.
Redenominasi bertujuan untuk menyederhanakan jumlah digit pada pecahan rupiah, tanpa mengurangi daya beli, harga atau nilai rupiah terhadap harga barang dan/atau jasa.
Beberapa negara ada yang melakukan redenominasi, namun tidak semuanya berhasil mengendalikan nilai tukar mata uang negara tersebut.
Berikut daftarnya:
Pemerintah Zimbabwe tercatat pernah melakukan tiga kali redenominasi.
Pada tahun 2006, jumlah 0 pada dolar Zimbabwe dikurangi sebanyak tiga digit. Sehingga dari ZWN 1.000 berubah menjadi ZWN 1.
Upaya ini gagal. Bahkan di 2007, inflasi Zimbabwe sempat mencapai 1000 persen.
Redenominasi kedua dilakukan pada 2008 dan mengalami perubahan kode dari ZWN ke ZWR. Saat itu, redenominasi yang dilakukan adalah mengubah dari ZWN 10.000.000.000 menjadi ZWR 1. Upaya ini kembali gagal, hal ini disinyalir karena masyarakat sudah kehilangan kepercayaan terhadap dolar Zimbabwe dan terbiasa menggunakan mata uang asing.
Negara yang terletak di ujung utara Amerika Serikat itu mengalami hiperinflasi sejak 2017. Mengutip BBC, di tahun 2018, USD 1 setara dengan VEZ 6,3 juta. Nilai tukar VEZ kemudian terus membaik. Di tahun 2023, nilai tukar USD 1 yaitu VEZ 260.987.
Meski demikian, upaya redenominasi tidak cukup membantu stabilitas ekonomi dan nilai mata uang Venezuela.
3. Turki
Pada tahun 2005, Turki melakukan redenominasi, dengan memperkenalkan mata uang New Turkish Lira, sebagai bagian dari reformasi perluasan ekonomi.
Langkah tersebut cukup membantu terhadap stabilitas mata uang Turki, akan tetapi negara tersebut masih dihadapkan dengan tantangan ekonomi yang beragam.
Kesuksesan Iran melakukan redenominasi pada tahun 2010, diperdebatkan sebagian pihak.
Diketahui, pemerintah Iran mengabulkan tawaran Bank Sentral Iran untuk melakukan redenominasi mata uang dengan menghapus empat nol terakhir.
Mengutip Anadolu, dalam pernyataan tertulis dari pemerintah Iran, pertemuan Dewan Menteri yang dipimpin oleh Presiden Hassan Rouhani menyetujui usulan dari Bank Sentral untuk memangkas empat nol terakhir dan menggantikan satuan mata uang resmi menjadi toman.
Kepala Kantor Kepresidenan Iran Mahmoud Waizi mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa masalah itu akan dibahas lebih detail pada rapat kabinet pada hari Minggu mendatang.
"Usulan redenominasi 4 angka nol dari mata uang nasional sudah ada dalam agenda kami," ungkap Waizi.
Brasil tercatat pernah melakukan enam kali redenominasi. Hasilnya tidak selalu mulus.
Kebijakan redenominasi pertama diambil Brazil dengan memangkas angka nol dalam mata uangnya pada 1986. Namun, langkah pertama redenominasi harus gagal.
Pada tahun 1994, Braasil kembali meredenominasi mata uang mereka dari cruzeiro menjadi cruzado. Namun, langkah itu tak berhasil. Kegagalan ini dikarenakan pemerintah Brazil dianggap tidak mampu mengelola inflasi yang pada waktu itu masih mencapai 500 persen per tahun.