Daftar Produk Buatan Tangan Masyarakat Palestina, Ada yang Dijual di Indonesia?
Warga Palestina tetap berupaya bangkit untuk menggerakan roda perekonomian.
Selain ekspor, warga Palestina membuat kerajinan tangan seperti kriya, hingga kain.
Daftar Produk Buatan Tangan Masyarakat Palestina, Ada yang Dijual di Indonesia?
Daftar Produk Buatan Tangan Masyarakat Palestina, Ada yang Dijual di Indonesia?
Warga Palestina kerap mengalami gempuran dan serangan militer dari Israel. Kejahatan kemanusiaan seperti ini terus berulang di beberapa tahun.
Kendati situasi negara yang terus menjadi sasaran Israel, warga Palestina tetap berupaya bangkit untuk menggerakan roda perekonomian. Selain ekspor, warga Palestina membuat kerajinan tangan seperti kriya, hingga kain sulam.
- Ini Daftar Produk Palestina yang Dijual Bebas di Indonesia, Termasuk Makanan
- Ini Dia Daftar Produk Indonesia yang Beredar di Palestina
- Produk Palestina Ternyata Banyak Beredar di Indonesia, Dapat Insentif Bebas Bea Masuk
- Ternyata Produk Palestina Banyak Beredar di Indonesia, ini Daftarnya Didukung Langsung Pemerintah RI
Berikut daftar kerajinan tangan yang juga memiliki inisiatif berdonasi hasil setiap pembelian ke kamp pengungsi di Palestina, Yordania, dan Lebanon.
1.Tenun Hirbawi Keffiyeh
Didirikan pada tahun 1961, Hirbawi adalah pabrik Keffiyeh terakhir di wilayah Palestina. Setelah penandatanganan Perjanjian Oslo tahun 1993 yang memperkenalkan kebijakan pasar bebas, Keffiyeh buatan China membanjiri pasar dan membayangi penjualan produsen yang berbasis di Palestina.
2. Anat InternasionalAnat International adalah merek streetwear fashion yang berbasis di Jalur Gaza.
Merek ini menjual jaket denim bordir unisex dan berupaya menghidupkan kembali industri tekstil di Gaza yang terkena dampak pengepungan militer Israel.
Misi Anat adalah tanpa gender, yaitu memastikan sulaman Palestina tidak hanya dipakai dan dinikmati oleh semua konsumen.
Taita Leila adalah sebuah perusahaan sosial feminis yang menyediakan pakaian yang dijahit tangan dan disulam dari perempuan Palestina di Tepi Barat, termasuk dari kamp pengungsi, desa, dan perkumpulan perempuan.
Taita Leila mendukung wanita dengan memberikan pendapatan yang dapat diandalkan dari setiap barang yang dipesan.
Nama perusahaan tersebut mengacu pada Laila Fakhri El-Khalidi, yang menulis The Art of Palestine Sulaman, sebuah buku tentang tatreez Palestina. Dia juga menjabat sebagai kepala pustakawan di Pusat Penelitian PLO di Beirut. 4. Sulafa Embroidery Center
Pusat Sulaman Sulafa adalah inisiatif nirlaba yang didirikan pada tahun 1950 oleh Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA) untuk pengungsi Palestina.
Berbasis di Gaza, Pusat ini mendukung lebih dari 200 perajin perempuan Palestina dengan memesan barang-barang bordir dan memberi mereka penghasilan. Produk mereka antara lain thobes, ikat kepala, sarung bantal, tas jinjing, dan syal
Melansir laman The Observatory of Economic Complexity (OEC), pada tahun 2021, nilai ekspor kain perban Palestina mencapai USD6,11 juta atau setara Rp93 miliar. Ini yang membuat Palestina sebagai negara pengekspor kain perban terbesar ke-51 di dunia.
Pada tahun yang sama, kain perban menjadi produk ke-44 yang paling banyak diekspor Palestina. Tujuan utama ekspor Perban dari Palestina adalah Israel.
Setidaknya, di tahun 2021, ada tiga negara yang menjadi kompetitor Palestina dalam ekspor kain perban. Pertama, China dengan nilai ekspor Rp35,79 triliun. Kedua, Amerika Serikat dengan nilai ekspor Rp14 triliun, dan Jerman Rp13,61 triliun.