Dahlan andalkan Inalum buat stop impor alumunium dari Australia
Dahlan setuju Inalum melantai di bursa saham untuk memperoleh dana segar bagi peningkatan produktivitas.
Menteri BUMN, Dahlan Iskan memberikan lampu hijau agar PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) segera melantai di bursa saham. Untuk menjadi BUMN, Inalum tinggal menunggu Peraturan Pemerintah (PP) sebagai landasan hukumnya. PP penetapan Inalum sebagai BUMN sudah memasuki tahap finalisasi dan dijanjikan keluar bulan ini.
Keinginan agar Inalum go public sejalan dengan ambisi pemerintah meningkatkan kapasitas produksi alumunium dari 250.000 ton per tahun menjadi 400.000 ton per tahun. Untuk itu dibutuhkan investasi sekitar USD 700 juta. Ada dua pendekatan untuk pendanaan.
-
Di mana Dahlan Djambek lahir? Pria yang lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat pada tahun 1925 ini merupakan putra dari ulama besar yang tersohor di Minangkabau yaitu Syekh Muhammad Djamil Djambek.
-
Kapan Alun-alun Puspa Wangi Indramayu diresmikan? Sebelumnya alun-alun ini diresmikan pada Jumat (9/2) lalu, setelah direnovasi sejak 19 Mei 2021.
-
Kapan Yusuf Ivander Damares lahir? Yusuf yang lahir melalui program bayi tabung ini telah tumbuh jadi remaja ganteng.
-
Apa yang dirayakan Inul Daratista? Inul menggelar sebuah perayaan besar-besaran di kampung halamannya, Gempol - Pasuruan - Jawa Timur.
-
Kapan Djamaluddin Adinegoro lahir? Gunakan Nama Samaran Djamaluddin Adinegoro lahir di Talawi, sebuah kecamatan di Sawahlunto, Sumatra Barat pada 14 Agustus 1904.
-
Kapan Delano Daniel lahir? Delano Daniel sendiri diketahui seorang pria yang lahir di Belanda pada 24 April 1989.
Pertama melalui Penyertaan Modal Negara (PMN). Kedua dengan melepas sebagian saham Inalum ke publik atau Initial Public Offering (IPO). Dahlan setuju dengan opsi kedua. Jika Inalum sudah resmi menjadi BUMN, Dahlan akan mendorong Inalum go public.
"Kita juga punya dananya, tapi go public juga saya setuju," ujar Dahlan di Pusdiklat Kemendagri, Jakarta, Jumat (7/3).
Dahlan menuturkan, peningkatan produktivitas Inalum untuk menjawab kebutuhan dalam negeri. Sebab, selama ini Indonesia bergantung pada impor dari Australia untuk memenuhi kebutuhan bahan baku alumunium perusahaan-perusahaan di dalam negeri.
"Ya 80 persen sanggup, agar perusahaan dalam negeri tidak lagi melakukan impor," ucapnya.
Mantan Dirut PLN ini mengatakan, untuk menghentikan impor bahan baku dari Australia, Inalum juga diberi peluang untuk memiliki saham di salah satu perusahaan pengolahaan alumunium.
"Kita sudah setujui dengan Pemda, silakan tinggal melaksanakan. April ini sudah ketahuan siapa kontraktornya, tapi saya tidak setuju jika Inalum bangun pabrik hilir juga, karena sudah banyak pabrik hilir, biarkan pabrik hilir swasta juga maju," ungkapnya.
(mdk/noe)