Dampak Kebijakan Tak Perlu Pakai Masker di Tempat Terbuka ke Sektor Ekonomi
Kebijakan pelonggaran penggunaan masker ini diyakini bakal berdampak sangat besar ke sektor perekonomian. Pelonggaran penggunaan masker bisa jadi pertanda kasus Covid-19 bisa dikendalikan.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencabut kebijakan wajib masker kepada seluruh masyarakat di Indonesia di ruang terbuka. Jokowi mengungkapkan, kebijakan ini dilakukan karena kasus Covid-19 di Indonesia semakin terkendali.
"Dengan memperhatikan kondisi saat ini di mana penanganan Covid di Indonesia yang semakin terkendali, maka perlu saya sampaikan bahwa pemerintah memutuskan melonggarkan kebijakan pemakaian masker," kata Jokowi saat jumpa pers daring, Selasa (17/5).
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya? Jika dibandingkan dengan kuartal II-2022, ekonomi RI mengalami perlambatan. Sebab tahun lalu di periode yang sama, ekonomi mampu tumbuh 5,46 persen (yoy).
-
Mengapa pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 meningkat dibandingkan dengan kuartal I-2023? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,” terang Edy.
-
Kapan target pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan mencapai 6,22 persen? Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045," kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
-
Apa yang menunjukkan pertumbuhan industri manufaktur Indonesia? Geliat pertumbuhan ini dapat terlihat dari peningkatan permintaan baru yang menunjukkan aktivitas produksi yang semakin terpacu.
-
Apa yang Airlangga Hartarto katakan tentang target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045," kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
Namun, saat situasi sedang berada di ruang tertutup dan di dalam transportasi publik, Jokowi tetap meminta masyarakat menggunakan masker.
"Namun untuk kegiatan di ruang tertutup dan transportasi publik tetap gunakan masker," kata Jokowi.
Kebijakan pelonggaran penggunaan masker ini diyakini bakal berdampak sangat besar ke sektor perekonomian. Pelonggaran penggunaan masker bisa jadi pertanda kasus Covid-19 bisa dikendalikan. Sehingga aktivitas dan mobilitas masyarakat akan kembali seperti sebelum Covid-19 melanda.
Pengusaha Mal Semringah
Ketua Asosiasi Persatuan Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Alphonzus Widjaja, menyambut baik kebijakan pemerintah terkait pelonggaran pemakaian masker. Mengingat kasus Covid-19 di Indonesia semakin membaik.
"Pusat Perbelanjaan menyambut baik adanya pelonggaran atas ketentuan Wajib Masker yang mana hal tersebut menandakan semakin terkendalinya penyebaran wabah Covid-19," kata Alphonzus kepada Liputan6.com, Selasa (17/5).
Menurutnya, dengan semakin terkendalinya penyebaran wabah Covid-19 maka tentunya diharapkan semakin mendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional.
“Kondisi yang baik ini sekali lagi menjadi bukti bahwa vaksinasi memiliki salah satu peran penting dalam pengendalian penyebaran Covid–19,” ujarnya.
Sehingga program vaksinasi harus tetap terus didorong sampai dengan semaksimal mungkin, sesuai dengan target yang telah ditetapkan agar supaya Indonesia dapat segera beralih dari pandemi menjadi endemi.
Waspada Inflasi Meroket
Direktur Center of Economics and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira menyebut bahwa pelonggaran penggunaan masker bisa berdampak pada tingginya angka inflasi. Sebab, kelas menengah atas akan kembali melakukan konsumsi yang jauh lebih tinggi.
"Yang perlu diwaspadai adalah kenaikan inflasi karena kelas menengah atas mulai belanja sehingga dorongan inflasi di semester ke II jauh lebih tinggi," kata dia.
Untuk itu, pemerintah diminta untuk membuat strategi khusus melindungi masyarakat kelas bawah dari ancaman inflasi. Lebih lanjut dia menjelaskan, dari sisi produsen, mereka telah mengalami inflasi.
"Dari sisi produsen sebenarnya sudah terjadi inflasi 9 persen per kuartal I 2022," kata dia.
Sehingga saat ini para produsen tengah menantikan momentum yang tepat untuk menaikkan harga produk. Momen yang dimaksud yakni saat permintaan dari masyarakat kembali tinggi.
"Jadi mereka tunggu momen masyarakat belanja kemudian harga disesuaikan naik," kata dia mengakhiri.
Pemuliah Ekonomi Lebih Cepat
Presiden Joko Widodo secara resmi telah mengizinkan masyarakat untuk tidak menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan atau tempat terbuka. Pelonggaran kebijakan penggunaan masker ini pun dinilai sebagai upaya pemerintah dalam mempercepat proses pemulihan ekonomi.
"Tahapan pelonggaran masker menunjukkan bahwa saat ini fokus pemerintah adalah mempercepat pemulihan mobilitas masyarakat," kata Direktur Center of Economics and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira kepada merdeka.com, Jakarta, Selasa (17/5).
Dia menuturkan, bila masyarakat mulai beraktivitas di luar rumah secara lebih bebas, maka belanja masyarakat akan naik. Hal ini bisa langsung dirasakan manfaatnya pada sektor ritel dan transportasi.
"Kenaikan permintaan bukan saja pada saat lebaran kemarin tapi akan berlanjut sepanjang sisa tahun 2022," kata dia.
Selama ini pelaku usaha termasuk UMKM sudah menunggu kebijakan pelonggaran seperti pemakaian masker di tempat terbuka. Sebab akan mendorong omset mulai bergerak naik dan akan banyak serap tenaga kerja.
Dengan demikian, kata Bhima proyeksi pertumbuhan sektor perdagangan secara umum diperkirakan 5,5 persen - 6 persen (yoy). Selai itu, sektor transportasi pergudangan diperkirakan bisa tumbuh sebesar 16 persen - 18 persen.
Sementara, sektor perhotelan perlahan akan membaik dengan okupansi kamar. Sekaligus didorong pendapatan dari acara-acara seperti resepsi pernikahan, expo dan rapat atau MICE. Bhima mengatakan pelaku industri kreatif juga diharapkan turut bergembira, karena konser dan pertunjukkan mulai ramai kembali.
"Ini ibarat kemarau 2 tahun dihapus dengan hujan 1 hari. Permintaan secara agregat alami perbaikan," kata dia.
Kebijakan Realistis
Ketua Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi menilai kebijakan pelonggaran penggunaan masker yang ditetapkan Presiden Joko Widodo bersifat realistis. Diketahui, Jokowi memperbolehkan masyarakat yang beraktivitas di luar ruangan tidak memakai masker.
"Kebijakan yang realistis. faktanya kasus positif sudah sangat rendah, baik di Jakarta atau secara nasional," kata Tulus kepada Merdeka.com, Selasa (17/5).
Tulus mencontohkan, selama bulan Ramadan 2022 tingkat pemakaian masker tinggal 10 persenan saja, sekalipun saat salat tarawih.
Pun, lanjut Tulus, saat musim Lebaran Idulfitri lalu tingkat penggunaan masker juga rendah. Meski begitu, penularan kasus harian Covid-19 relatif terjaga.
"Yang saya amati baik di Jakarta, Kuningan Jabar, Cilacap, Purworejo, dan Yogyakarta sangat minim warga yg pakai masker. Apalagi jaga jarak sudah tidak ada, suasana pandemi di tengah masyarakat, secara empiris sudah sangat minim," ungkap Tulus.