Dampak Pandemi, Ekonomi Bali Tumbuh Minus Selama 9 Bulan
Tjokorda mengatakan, kondisi ini terjadi karena Pulau Dewata ini sangat bergantung pada sektor pariwisata. Meskipun pariwisata untuk turis domestik sudah dibuka, namun kedatangan turis mancanegara masih ditutup.
Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati mengatakan perekonomian di Provinsi Bali terus mengalami kontraksi selama 9 bulan. Terakhir, pada triwulan ketiga tahun ini pertumbuhan ekonomi mengalami kontraksi atau minus 12,28 persen.
"Pertumbuhan ekonomi di Bali selama 9 bulan sudah turun. Perekonomian Bali minus 12,28 persen pada triwulan III tahun ini," kata Tjokorda dalam acara UMKM Go Digital, From Local to Global Champion di Bali, Kamis (26/11).
-
Kapan Pegadaian di Bali mengalami pertumbuhan omzet yang lebih rendah? Setelah sempat terpuruk akibat pandemi COVID-19, pariwisata Bali telah bangkit kembali pada tahun 2023. Namun hal itu belum sepenuhnya diikuti oleh pemulihan produksi sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
-
Bagaimana Desa Wisata Nusa mengembangkan pariwisata? Desa Wisata Nusa berada di Kabupaten Aceh Besar, Aceh bergerak dan mengembangkan desa wisata berbasis masyarakat. Pengunjung bisa berinteraksi langsung dengan penduduk sekitar, bahkan bisa menginap di rumah milik warga.
-
Kenapa Wisata Perahu Kalimas diharapkam bisa meningkatkan ekonomi? Menurut pemerintah Kota Surabaya, wisata ini diharapkan akan menjadi daya tarik wisatawan domestik yang bisa meningkatkan ekonomi sekitar.
-
Bagaimana cara Gahawisri Bali untuk meningkatkan kualitas dan kenyamanan pariwisata Bali? Upaya yang bisa dilakukan diantaranya, pengaturan dan pengawasan, pelatihan dan sertifikasi, pengembangan infrastruktur, promosi yang tepat, konservasi dan keberlanjutan, kolaborasi antara pemerintah, industri dan masyarakat.
-
Kapan terjadi peningkatan signifikan dalam tren perjalanan wisata masyarakat Indonesia? Berdasarkan riset yang dilakukan oleh tiket.com bersama Pusdatin Kemenparekraf RI, tren perjalanan wisata masyarakat Indonesia menunjukkan peningkatan yang signifikan di semester pertama tahun 2024.
-
Bagaimana pungutan wisman di Bali diharapkan bisa meningkatkan kualitas pariwisata? “Masalah-masalah yang kita hadapi sekarang seperti soal sampah dan kemacetan harus bisa segera diatasi,” katanya saat membuka Tatanan Baru Pariwisata Bali dengan tema “Pungutan Wisman untuk Pariwisata Bali yang Berkualitas” di Kampus Universitas Udayana (Unud), Bali, Selasa (23/1).
Tjokorda mengatakan, kondisi ini terjadi karena Pulau Dewata ini sangat bergantung pada sektor pariwisata. Meskipun pariwisata untuk turis domestik sudah dibuka, namun kedatangan turis mancanegara masih ditutup.
"Hal ini karena perekonomian Bali sangat tergantung sektor pariwisata yang sampai saat ini masih ditutup untuk (turis) mancanegara," sambung Tjokorda.
Akibatnya, berdasarkan survei yang dilakukan Bank Indonesia Provinsi Bali menyebutkan tiga sektor usaha yang paling terdampak. Antara lain sektor akomodasi dan makanan minuman turun 92,47 persen, sektor jasa turun 90,0 persen dan sektor transportasi dan perdagangan turun 90,34 persen.
Pelaku usaha di Bali juga mengalami penurunan permintaan. Tiga pelaku usaha di sektor yang paling terdampak antara lain, pelaku usaha sektor akomodasi dan makanan-minuman turun sebesar 87 persen. Pelaku usaha sektor transportasi dan pergudangan sebesar 85 persen dan pelaku usaha sektor jasa sebesar 85 persen.
"Ini sektor-sektor pelaku usaha yang terdampak di Bali," kata Tjokorda.
Belum Ada Kepastian Berakhir
Tjokorda menambahkan, kondisi ini pun belum diketahui secara pasti akan berakhir. Sebab dampak pandemi ini masih belum bisa diprediksi waktu berakhirnya.
Maka dalam menghadapi ini diperlukan daya juang dan kerja keras bersama untuk keluar dari masa-masa krisis ekonomi di Bali.
"Menghadapi ini memerlukan daya perjuangan yang tinggi dan kerja keras agar bisa keluar dari sini," kata dia mengakhiri.
(mdk/idr)