Dampak tak terasa, angka pertumbuhan ekonomi diragukan pengusaha
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Haryadi Sukamdani mengaku ragu dengan tingginya pencapaian pertumbuhan ekonomi ini. Alasannya, dampak ke sektor riil belum begitu terasa.
Ekonomi Indonesia pada triwulan I-2017 tumbuh mencapai 5,01 persen. Namun, tingginya pertumbuhan ini belum dirasakan masyarakat Indonesia, terutama para pengusaha.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Haryadi Sukamdani mengaku ragu dengan tingginya pencapaian pertumbuhan ekonomi ini. Alasannya, dampak ke sektor riil belum begitu terasa.
-
Apa yang Airlangga Hartarto katakan tentang target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045," kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya? Jika dibandingkan dengan kuartal II-2022, ekonomi RI mengalami perlambatan. Sebab tahun lalu di periode yang sama, ekonomi mampu tumbuh 5,46 persen (yoy).
-
Mengapa pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 meningkat dibandingkan dengan kuartal I-2023? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,” terang Edy.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Kapan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,17 persen secara tahunan? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Bagaimana strategi pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi? Oleh karena itu, pendekatan pembangunan perlu diubah dari reformatif menjadi transformatif yang setidaknya mencakup pembangunan infrastruktur baik soft maupun hard, sumber daya manusia, riset, inovasi, reformasi regulasi, tata kelola data dan pengamanannya serta peningkatan investasi dan sumber pembiayaan.
"Di lapangan kami ragu-ragu kok belum mengangkat. Memang jalan tapi belum seperti yang diharapkan. Tapi, hari ini BPS umumkan pertumbuhan ekonomi 5,01 persen. Menurut kami itu masih terlalu lemah untuk sektor riil jalan," ujar Haryadi di Gedung Ditjen Pajak, Jakarta, Jumat (5/5).
Kendati demikian, para pengusaha lega dengan pencapaian tersebut. Sebab, pengusaha sempat pesimis ekonomi akan menurun karena adanya aksi-aksi saat Pilkada serentak.
"Kami memandang agak melegakan situasi ini. Kan sebelumnya terganggu Pilkada jadi orang berusaha lebih hati-hati. Tapi kalau data itu benar, berarti teman-teman bisa kelola dengan baik," katanya.
Menurut Haryadi, para pengusaha membutuhkan persepsi positif terhadap perekonomian Tanah Air. Dengan begitu, pencapaian ini dapat mendorong dunia usaha untuk lebih meningkatkan investasinya.
"Karena persepsi positif terjadi di angka-angka tadi. Jadi itu persepsi positif, yakin enggak kalau kita bergerak. Kalau enggak ada parameter, ya orang ragu-ragu terus," pungkasnya.
Baca juga:
Produksi Freeport & eks Newmont turun, ekonomi NTB tumbuh negatif
Pilkada serentak ikut andil dongkrak ekonomi Indonesia kuartal I
BPS: Pengkritik Jokowi tak lihat slide paparan pertumbuhan ekonomi
Menko Darmin prediksi pertumbuhan ekonomi 2017 di 5,3 persen
Menko Darmin soal pertumbuhan kuartal I: Di bawah perkiraan saya