Data Sri Mulyani: Indonesia Peringkat Ketiga Negara G20 Produksi Emisi Karbon Terendah
Sri Mulyani mengakui bahwa produksi emisi karbon per kapita di Indonesia mengalami tren kenaikan dalam beberapa tahun terakhir.
"Indonesia memproduksi emisi lebih rendah. Indonesia dekat dengan India dan juga Brasil," kata Sri Mulyani.
Data Sri Mulyani: Indonesia Peringkat Ketiga Negara G20 Produksi Emisi Karbon Terendah
Data Sri Mulyani: Indonesia Peringkat Ketiga Negara G20 Produksi Emisi Karbon Terendah
- Sederet Transformasi dan Teknologi Subholding PLN untuk Jadi Penyedia Energi Andal & Turunkan Emisi Karbon
- Sri Mulyani Jelaskan Komponen Buat Ekonomi Indonesia Tumbuh Melambat di Kuartal III-2024
- Mendukung Upaya Pemerintah Kurangi Emisi Karbon di Indonesia
- Sri Mulyani Pede Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,2 Persen di 2024
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, bahwa produksi emisi karbondioksida (CO2) Indonesia tidak berbeda jauh dibandingkan India. Bahkan, lebih rendah dibandingkan negara-negara anggota G20 lainnya.
"Indonesia memproduksi emisi lebih rendah. Indonesia dekat dengan India dan juga Brasil," kata Sri Mulyani dalam acara PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) Anniversary Dialogue di St Regis Hotel, Jakarta Selatan, Senin (29/1).
Sri Mulyani mencatat, produksi emisi karbon per kapita Indonesia masih di bawah 3 ton per tahun. Menurutnya, angka ini masih lebih rendah dibandingkan negara anggota G20 lainnya.
"Indonesia berada di bawah 3 ton emisi CO2, dan itu terendah jika dilihat di antara negara G20," bebernya.
Meski begitu, Sri Mulyani mengakui bahwa produksi emisi karbon per kapita di Indonesia mengalami tren kenaikan dalam beberapa tahun terakhir.
Dia menyebut, situasi ini harus segera dicarikan solusinya untuk menekan angka kenaikan suhu bumi.
"Ini meningkat cukup signifikan, tapi jika anda bandingkan dengan negara lain itu masih berada di antara yang terendah, tidak berarti kita bisa mengeluarkan polusi lebih tinggi, tapi Indonesia memproduksi emisi lebih rendah," ungkapnya.
Pemerintah sendiri telah mengantongi sejumlah cara untuk menekan produksi emisi karbon.
Antara lain mendorong pembangunan infrastruktur secara berkelanjutan melalui keterlibatan PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF).
"IFF itu dicreate (dibuat) waktu itu sebagai salah satu upaya untuk menciptakan financing (pembiayaan) infrastruktur secara sustainable (berkelanjutan), dengan prinsip-prinsip, yaitu penerapan ESG secara konsisten. Kita memahami bahwa membangun infrastruktur dengan prinsip yang baik dan sustainabilty."
Dalam bahan paparannya, India menempati daftar terendah negara anggota G20 dengan produksi emisi karbon sebesar 2 persen.
Di susul, Brasil 2,2 dan Indonesia diperingkat ketiga terendah dengan produksi emisi 2,6.
Adapun, negara anggota G20 dengan produksi emisi tertinggi ialah Kanada sebesar 18,7.
Disusul Australia mencapai 17 dan diperingkat ketiga Saudi Arabia sebesar 16,5.