Deflasi 0,04 Persen di September, Pemulihan Konsumsi Dinilai Masih Lambat
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,04 persen pada September 2021. Adapun dari 90 kota pantauan BPS, sebanyak 56 kota mengalami deflasi sementara sisanya mengalami inflasi.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,04 persen pada September 2021. Adapun dari 90 kota pantauan BPS, sebanyak 56 kota mengalami deflasi sementara sisanya mengalami inflasi.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira menyebut, deflasi terjadi pada September 2021 menandakan bahwa pemulihan permintaan masyarakat masih sangat lambat meski ada pelonggaran mobilitas. Ini mengindikasikan kelas menengah dan atas masih tahan belanja.
-
Kapan inflasi terjadi? Inflasi terjadi ketika harga barang dan jasa secara umum mengalami kenaikan yang terus-menerus dalam suatu periode waktu tertentu hingga mengurangi daya beli uang.
-
Apa itu inflasi? Sekadar informasi, inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa, yang berdampak pada biaya hidup.
-
Bagaimana inflasi mempengaruhi nilai investasi? “Inflasi juga dapat memengaruhi nilai tukar. Negara-negara dengan tingkat inflasi rendah biasanya mengalami apresiasi nilai mata uang dibandingkan negara-negara dengan inflasi yang lebih tinggi,” ujar Kar Yong Ang.
-
Kenapa harga tanah dan rumah di Indonesia semakin mahal? Jumlah penduduk di Indonesia terus meningkat, khususnya di kota-kota besar, mengakibatkan ketersediaan lahan atau tanah semakin terbatas. Dampaknya, harga rumah dan tanah yang naik setiap tahunnya.
-
Kenapa peredaran mata uang Jepang di Sumatra menyebabkan inflasi? Di Provinsi Sumatra banyak beredar mata uang Jepang yang sudah menjadi alat tukar sehari-hari masyarakat. Akan tetapi, peredaran mata uang ini justru mengakibatkan inflasi, sehingga nilainya terus merosot dan harga-harga barang terus melambung.
-
Siapa yang perlu mengerti tentang inflasi? “Itulah sebabnya pemahaman akan inflasi merupakan kunci dari perencanaan keuangan dan pengambilan keputusan ekonomi yang efektif,” ujar Kar Yong Ang.
"Deflasi juga berulang di september 2020, dipengaruhi faktor seasonal atau musiman. Tidak ada event besar sepanjang September yang bisa gerakan konsumsi," kata Bhima saat dihubungi merdeka.com, Jumat (1/10).
Dia mengatakan, salah satu penyebab terjadinya deflasi juga karena momentum Lebaran sudah lewat. Di satu sisi belanja pendidikan juga belum maksimal, akibat masih belajar online.
"Inflasi secara full year di 2021 diperkirakan hanya berkisar 1,6 sampai dengan 2 persen year on year," tandasnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mencatat, Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,04 persen. Dari 90 kota pantauan BPS, sebanyak 56 kota mengalami deflasi sementara sisanya mengalami inflasi.
"Perkembangan harga pada September menunjukkan adanya penurunan. Berdasarkan hasil pantauan BPS di 90 kota pada September terjadi deflasi sebesar 0,04 persen," kata Margo, Jakarta, Jumat (1/10).
Dengan adanya deflasi maka terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 106,57 menjadi 106,53 pada bulan lalu. Adapun tingkat inflasi dari tahun ke tahun mencapai 1,60 persen sementara inflasi tahun kalender mencapai 0,80 persen.
Baca juga:
ADB Proyeksi Konsumsi Rumah Tangga Indonesia Baru Tumbuh Tinggi di 2022
Implementasi Pajak Karbon Berpotensi Tekan Daya Beli Masyarakat
Daya Beli Furniture Selama PPKM Meningkat
Tingkat Konsumsi Masyarakat Meningkat dan Bergeser Ke Produk Tersier
Konsumsi Masyarakat Indonesia Dinilai Masih Melemah
Menko Airlangga Sebut Penyaluran KUR per 2 Agustus Capai Rp148,08 T