Di Forum G20, PKT Paparkan Strategi Tekan Emisi Karbon 436.000 Ton Sepanjang 2022
Direktur Operasi dan Produksi PKT, Hanggara Patrianta menjelaskan, pihaknya melakukan upaya-upaya efisiensi energi dalam kegiatan operasionalnya dengan konsep "Sustainable Consumption and Production with Life Cycle Approaches".
PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) memaparkan hasil upaya menekan emisi hingga 436 ribu ton sepanjang 2022 dalam Dialog Environment Deputies Meeting (EDM) G20. Langkah ini dialkukan sebagai upaya menyumbang pengurangan gas karbon dunia.
Direktur Operasi dan Produksi PKT, Hanggara Patrianta menjelaskan, pihaknya melakukan upaya-upaya efisiensi energi dalam kegiatan operasionalnya dengan konsep 'Sustainable Consumption and Production with Life Cycle Approaches'.
-
Bagaimana Pertamina ingin mengurangi emisi karbon? Karena dengan mencampur 35 persen dalam diesel bioenergi, maka kita bisa menghemat neraca perdagangan kita yang selama ini import, kita kurangi sebesar Rp 122 triliun pertahun. Dan ini bisa menurunkan emisi 28 juta tonCO2 emision pertahun.
-
Bagaimana PHE menekan emisi karbon? PHE terus berkomitmen untuk menekan emisi karbon antara lain melalui implementasi enam pilar dekarbonisasi perusahaan yaitu energy demand & efficiency, gas recovery & asset integrity, low carbon power, low carbon heat, Carbon Capture Storage (CCS) dan Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS), serta offsetting melalui natural based solution.
-
Apa yang dilakukan Pertamina International Shipping (PIS) untuk mengurangi emisi karbon? PIS terus meningkatkan upaya dekarbonisasi dalam menjalankan operasional bisnis maupun kegiatan penunjang lainnya. "Upaya ini terbukti berhasil, di mana tercatat data dekarbonisasi PIS terus menunjukkan progress signifikan di setiap tahunnya," ujar Aryomekka.
-
Bagaimana PIS menekan emisi karbon di tahun 2023? Keberhasilan ini, kata Aryo, dilakukan dengan melakukan 9 langkah utama yang terbagi dengan 3 kategori yakni, upaya menekan emisi CO2 dengan Greenhouse Gases (GHG) atau pencegahan efek rumah kaca, Non Greenhouse Gases untuk emisi non karbon, dan penekanan emisi melalui pelestarian ekosistem atau Nature and Ecosystem Based Solutions (NEBS).
-
Apa yang Pertamina lakukan untuk menjadi pemain utama penyimpanan karbon di Indonesia? Kesiapan Pertamina dibuktikan melalui program Carbon Capture Utilisation Storage (CCS) dan Carbon Capture Utilisation Storage (CCUS).
-
Bagaimana Bank BRI mengelola emisi karbon perusahaannya? Dalam pengelolaan emisi karbon, BRI mengadopsi global standard SBTi (Science-Based Target Initiatives), yaitu dengan mengimplementasikan inisiatif yang secara langsung dapat menurunkan emisi, seperti pengadaan kendaraan listrik, pemasangan solar panel, penggunaan teknologi lain yang rendah emisi, serta melakukan dukungan secara finansial dan non-finansial yang dibutuhkan nasabah sehingga transisi ekonomi dapat dilakukan," imbuhnya.
"Sebagai salah satu pondasi utama dalam roadmap 40 tahun kedua PKT yang akan fokus ke arah industri petrokimia yang berbasis renewable, efisiensi penggunaan energi menjadi sebuah hal yang penting dilakukan mengingat skala operasional kami sebagai produsen pupuk dan petrokimia terbesar di Asia Tenggara. Sejak tahun 2017, dari tahun ke tahun, perusahaan sudah mengalami penurunan konsumsi energi yang cukup signifikan berkat inisiatif energy conservation program," kata Hanggara di Jakarta, Senin (15/8).
Sebagai produsen pupuk dan petrokimia terbesar di Asia Tenggara, PKT dinilai memainkan peranan penting dalam mendukung isu strategis penurunan gas karbon dunia.
PKT terus berkomitmen untuk menjalankan program konservasi energi sebagai salah satu pilar utama growth strategy perusahaan menuju industri hijau. Hal ini juga sejalan dengan tema dialog EDM Climate Sustainabilyt Working Group G20 kali ini yang membahas mengenai 'Resource Efficiency and Circular Economy in support of Sustainable Consumption and Production Framework'.
Dalam penerapan program konservasi energi, PKT membuat strategi menyeluruh yang berfokus pada tiga pilar utama yaitu pada program operasional dengan penerapan new best practice dalam menekan ekses oksigen, pemeliharaan prediktif dan preventif pabrik berdasarkan ISO 55001, pemantauan online penggunaan energi signifikan, serta pengadaan berdasarkan life cycle assessment.
Kedua, melalui program investasi dengan melakukan upgrade pada konverter amoniak, pengadaan peralatan baru, LP amonia scrubber, dan tingkatkan pompa ke berbasis IE3.
Ketiga, melalui turn around program yaitu penggantian katalis yang lebih efisien, pembersihan kimia dan mekanis secara rutin, serta overhaul peralatan rotasi.
Sistem Smart Production
Selain ketiga pilar tersebut, PKT juga menerapkan sistem smart production yang merupakan proses digitalisasi dan integrasi data secara online dan menyeluruh. Mulai dari monitoring performa pabrik seperti produksi, konsumsi energi, inventori, dan operasional pabrik; kualitas dan stok produk; evaluasi kesehatan dan pemeliharaan aset; kinerja lingkungan; serta dilengkapi dengan sistem alarm.
Masing-masing lini ini dilengkapi dengan platform teknologi informasi yang dirancang khusus, yang terhubung dengan manajemen PKT untuk memudahkan pengambilan keputusan.
Implementasi dari program tersebut membuahkan hasil total pengurangan emisi yang terjadi pada 2022 sudah mencapai 436.711 ton atau setara dengan emisi yang dikeluarkan oleh 94.937 mobil.
Sementara itu, dari segi efisiensi energi, selama 2022 PKT telah berhasil mencapai 5,01 persen penghematan energi dan berhasil menyimpan energi hingga setara 141.000 MMBtu/tahun.
"Dalam langkah perusahaan bertransformasi menuju industri hijau, selain upaya efisiensi energi PKT memiliki target untuk mengurangi emisi gas karbon hingga 32,51 persen pada 2030, dan mencapai net zero emission di 2060," kata Hanggara.
Target tersebut diupayakan dengan sejumlah inovasi hijau yang telah dikembangkan seperti pengolahan limbah plastik PET (polyethylene terephthalate) yang dibuat menjadi bahan green asphalt dan penerapan PLTS (pembangkit listrik tenaga surya) untuk memenuhi kebutuhan energi kantor pusat PKT.
"Harapan kami, ke depannya praktik-praktik ini selain menjadi upaya mengurangi jejak karbon, juga dapat memberikan dampak keberlanjutan dan multiplier effect positif baik bagi perusahaan, masyarakat sekitar, maupun negara," kata Hanggara.
(mdk/idr)