Di Natuna, Menteri Susi Lepas Ekspor Gurita ke Jepang Senilai Rp1,1 Miliar
Meski ini merupakan ekspor perdana di SKPT yang baru saja dioperasionalkan, Menteri Susi mengaku masih ada beberapa pekerjaan besar ke depannya. Sebab, dia menyayangkan ekspor dilakukan di Natuna harus kembali melalui ke Jakarta, kemudian baru bisa ke negara asal tujuan.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti melepas ekspor perdana Gurita ke Jepang melalui Sentra Kelautan Perikanan Terpadu (SKPT) Selat Lampa, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau. Komoditas ekspor sebanyak 15 ribu kilogram gurita ini merupakan milik Perum Perikanan Indonesia.
"Ini yang di dalam kontainer adalah gurita yang akan diekspor ke Jepang senilai Rp1,1 miliar. Rencananya Perindo akan ekspor kurang lebih 5 kontainer per bulan," kata Menteri Susi seperti ditulis Selasa (8/10).
-
Bagaimana upaya Kementerian Pertanian untuk meningkatkan ekspor pertanian? Kementerian Pertanian selama ini telah berupaya untuk melakukan upaya - upaya peningkatan ekspor.
-
Bagaimana Kementan meningkatkan ekspor pertanian? Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengatakan bahwa kegiatan ekspor pertanian akan terus ditingkatkan dengan mendorong pengembangan hilirisasi produk jadi sesuai arahan Wapres "Oleh karena itu kemajuan kita dalam ekspor harus lebih kuat. Kita tidak boleh kalah dengan negara lain. Dan ini suatu kebanggan Karena apa yang kita lakukan ini lahir dari sebuah proses dan kerja keras," jelasnya.
-
Apa yang di ekspor oleh Kementan? Wakil Presiden RI, KH Maruf Amin melepas ekspor komoditas pertanian ke 176 negara dengan nilai transaksi sebesar 12,45 triliun.
-
Kapan Kementan melakukan ekspor komoditas pertanian? Berdasarkan data BPS, Wapres menyebut volume nilai ekspor hingga Juni 2023 mencapai 21,2 juta ton.
-
Kenapa Kementan giat dalam mengekspor produk pertanian? Kita melakukan ekspor untuk yang kesekian kalinya. Dan menurut pak menteri ekspor ini bisa mencapai 900 triliun. Artinya kita tidak hanya negara pengimpor tetapi juga pengekspor. Ini adalah usaha keras kita dan apa yang kita ekspor juga bukan hanya mentah tapi hilirisasi. Kita memang ingin produk hilirisasi ini terus berkembang. Ini akan membantu mengembangkan usaha masyarakat, terutama UMKM," katanya.
-
Bagaimana Kemendag memfasilitasi eksportir Indonesia di pameran EIM? “Kemendag memfasilitasi puluhan eksportir Indonesia untuk memamerkan produk-produk potensial melalui pameran EIM agar pangsa pasar produk Indonesia di negara Meksiko semakin luas,” tambahnya.
Meski ini merupakan ekspor perdana di SKPT yang baru saja dioperasionalkan, Menteri Susi mengaku masih ada beberapa pekerjaan besar ke depannya. Sebab, dia menyayangkan ekspor dilakukan di Natuna harus kembali melalui ke Jakarta, kemudian baru bisa ke negara asal tujuan.
"Sayangnya ekspor ini masih lewat Jakarta. Jadi ikan dari atas terdepan turun ke bawah naik lagi ke atas. Harusnya kalau dari natuna ke Jepang akan lebih cepat. Tapi untuk sekarang ini karena itu satu satunya logistik strategis transportasi rutenya seperti itu kita kirim ke Jakarta untuk nanti di Pelabuhan Priok masuk kapal ke Jepang," kata dia.
Sebelumnya, Menteri Susi juga mendorong Kementerian Perhubungan untuk mengembangkan fasilitas pendukung lain di SKPT Natuna. Salah satunya yakni dengan mengembangkan pelabuhan yang ada di Selat Lampa ini. Sehingga diharapkan kehadiran pelabuhan besar di sini, masyarakat bisa melakukan ekspor langsung dari Selat Lampa.
"Operasional ini sebetulnya sudah hampir satu tahun ada. Kita bisa ekspor dari sini satu kontainer berangkat. Saya akan kejar Kementerian Perhubungan agar bisa bangun pelabuhan besar agar dari Natuna bisa keluar," tandasnya.
Baca juga:
Minim Investasi, Petrokimia Penyebab Defisit Neraca Perdagangan Indonesia
Larangan Ekspor Nikel jadi Momentum Bangun Industri Baterai Mobil Listrik di RI
Mendag Enggar Sebut Sudah Tak Keluarkan Izin Impor Tekstil Sejak 7 Bulan
Impor Baju Bekas Paling Banyak dari Malaysia dan Singapura
Bea Cukai Ungkap Penyebab Harga Barang dari China Lebih Murah
Sri Mulyani Pastikan Tak Ada Kebocoran Impor Tekstil Lewat Pusat Logistik Berikat