Didakwa Pencucian Uang, Bos Binance Punya Kekayaan Hingga Rp233,8 Triliun
Forbes meyakini jika Changpeng memiliki aset lainnya yang bernilai miliaran dolar.
Forbes meyakini jika Changpeng memiliki aset lainnya yang bernilai miliaran dolar.
Didakwa Pencucian Uang, Bos Binance Punya Kekayaan Hingga Rp233,8 Triliun
Pendiri bursa kripto Binance, Changpeng Zhao didakwa melakukan pelanggaran Undang-Undang tentang Pencucian Uang. Changpeng pun mengaku bersalah atas apa yang didakwakan kepadanya.
- Bos Binance Akui Langgar UU Pencucian Uang, Investor Ramai-Ramai Tarik Dana Rp15,46 Triliun dalam 24 Jam
- Usut Aliran Uang Miliaran Rupiah dari SYL, KPK Buka Peluang Periksa Pengurus Nasdem
- Ini Dia Empat Perusahaan BUMN Bermasalah dalam Kelola Dana Pensiun, Rugikan Negara Rp300 Miliar
- Jadi Tersangka Korupsi Rp8,1 Miliar, Mantan Bos Perusahaan Minyak di Riau Ditahan
Sebagai pionir bursa kripto terbesar di dunia, Changpeng menuai pundi-pundi dolar hingga menambah kekayaannya.
Forbes memperkirakan total Kekayaan Changpeng di tahun 2023, sebagai pemilik saham mayoritas di Binance sebesar USD15 miliar atau setara dengan Rp233,80 triliun.
Perkiraan kekayaan bersih itu tidak termasuk portofolio investasi pribadi.
Forbes meyakini jika Changpeng memiliki aset lainnya yang bernilai miliaran dolar.
Dalam satu tahun terakhir, Forbes mencatat bahwa Binance telah menghasilkan pendapatan hingga Rp46,75 triliun. Angka ini muncul berdasarkan analisis volume perdagangan spot dan derivatif bursa (seperti yang dilacak oleh CoinGecko).
Dalam analisa Forbes, peningkatan nilai transaksi pada Binance dipicu harga Bitcoin, yang meningkat lebih dari dua kali lipat tahun ini menjadi USD36,500 atau Rp568 juta.
Changpeng sebelumnya pernah mengatakan kepada Forbes bahwa dia memiliki sekitar 1,400 Bitcoin, saat ini bernilai sekitar Rp561 miliar. Dia juga pernah mengutarakan rencananya untuk mungkin melakukan investasi pasif di bidang kripto, AI, dan bioteknologi.
Sementara itu, nengutip BBC News, Departemen Kehakiman Amerika Serikat mewajibkan Binance untuk membayar denda dan penyitaan aset sebesar USD4,3 miliar atau sekitar Rp66,93 triliun.
Binance dituding memfasilitasi transaksi jutaan dolar pengguna aset kripto di Suriah, Krimea, Donetsk, dan Luhansk yang diduduki Rusia di Ukraina.
Merdeka.com
Binance, yang terdaftar di Kepulauan Cayman, dikenal sebagai platform terbesar di dunia untuk membeli dan menjual mata uang kripto dan aset digital lainnya.
Juru Bicara Departemen Kehakiman mengatakan, pertukaran transaksi tersebut memudahkan para penjahat dan teroris untuk memindahkan uang.
Merdeka.com
"Antara Agustus 2017 dan April 2022, terdapat transfer langsung sekitar USD106 juta dalam bentuk bitcoin ke dompet Binance.com dari Hydra," kata juru bicara.
Department Kehakiman mengklasifikasikan Hydra adalah pasar gelap Rusia yang populer dan sering digunakan oleh penjahat, yang memfasilitasi penjualan barang dan jasa ilegal.
"Binance sekarang harus melaporkan aktivitas mencurigakan kepada otoritas federal. Ini akan memajukan penyelidikan kriminal kami terhadap aktivitas dunia maya yang berbahaya dan penggalangan dana terorisme, termasuk penggunaan pertukaran mata uang kripto untuk mendukung kelompok seperti Hamas," kata Departemen Kehakiman.