Daftar Orang Terkaya Dunia Tampil di Cover Forbes, Kini Terjerat Kasus Hukum
Masyarakat pelaku pasar kripto dikejutkan dengan kasus hukum yang menjerat Changpeng Zhao.
Februari 2018, Zhao terpilih sebagai cover majalah Forbes dengan judul "From Zero to Crypto Billionaire".
Daftar Orang Terkaya Dunia Tampil di Cover Forbes, Kini Terjerat Kasus Hukum
Daftar Orang Terkaya Dunia Tampil di Cover Forbes, Kini Terjerat Kasus Hukum
Masyarakat pelaku pasar kripto dikejutkan dengan kasus hukum yang menjerat Changpeng Zhao. Pendiri bursa kripto terbesar di dunia itu didakwa oleh Department Kehakiman Amerika Serikat, atas pelanggaran Undang-Undang Pencucian Uang.
Kasus tersebut cukup dramatis. Sebab, pada Februari 2018, Zhao terpilih sebagai cover majalah Forbes dengan judul "From Zero to Crypto Billionaire".
Akan tetapi, selain Zhao, ada sederet tokoh yang pernah mengisi cover majalah Forbes yang berakhir pada kasus hukum.
Berikut daftarnya:
1. Elisabeth Holmes Mantan miliarder Elizabeth Holmes (35) sempat menjadi sensasi di dunia teknologi Amerika Serikat.
Dia dikenal sebagai penemu muda yang membawa revolusi ke ranah uji darah. Lewat mesin temuannya, Holmes mengklaim bisa uji laboratorium dengan setetes darah saja.
Popularitas Holmes saat itu membuatnya pernah tampil dalam halaman sampul majalah Forbes September 2015.
Alat tes darah tersebut bernama Edison dan diproduksi oleh Theranos, sebuah startup yang Holmes dirikan pada tahun 2003. Akan tetapi, bisnis yang dijalankan Holmes diduga palsu. Hasil diagnosa pada tes tersebut tidak akurat.
Bekas pendiri dan CEO FTX, perusahaan kripto, Sam Bankman-Fried dijerat dengan kasus penipuan FTX kripto.
Menurut Jaksa Penuntut untuk Distrik Selatan New York, Damian Williams, apa yang dilakukan Sam merupakan penipuan keuangan terbesar dalam sejarah negeri Paman Sam.
"Ini adalah salah satu penipuan keuangan terbesar dalam sejarah Amerika," tuturnya seperti dikutip dari Decrypt.
Saat menjabat sebagai FTX ada banyak nasabah yang ingin menarik aset kripto mereka senilai USD6 miliar. Bukannya mencairkan Fried justru memindahkan aset kripto senilai USD10 ke Alameda Research.
Sebelum terjerat kasus, Fried pernah tampil pada majalah Forbes tahun 2021.
Pendiri bursa kripto Binance, Changpeng Zhao didakwa melakukan pelanggaran Undang-Undang tentang Pencucian Uang. Changpeng pun mengaku bersalah atas apa yang didakwakan kepadanya.
Mengutip BBC News, Departemen Kehakiman Amerika Serikat mewajibkan Binance untuk membayar denda dan penyitaan aset sebesar USD4,3 miliar atau sekitar Rp66,93 triliun.
Binance dituding memfasilitasi transaksi jutaan dolar pengguna aset kripto di Suriah, Krimea, Donetsk, dan Luhansk yang diduduki Rusia di Ukraina.
Binance, yang terdaftar di Kepulauan Cayman, dikenal sebagai platform terbesar di dunia untuk membeli dan menjual mata uang kripto dan aset digital lainnya.
Juru Bicara Departemen Kehakiman mengatakan, pertukaran transaksi tersebut memudahkan para penjahat dan teroris untuk memindahkan uang."Antara Agustus 2017 dan April 2022, terdapat transfer langsung sekitar USD106 juta dalam bentuk bitcoin ke dompet Binance.com dari Hydra," kata juru bicara.
Sebagai pendiri Binance, Zhao pernah tampil dalam cover majalah Forbes tahun 2018 dengan judul "From Zero to Crypto Billionaire".