Digelar di Bali, OJK Jadi Tuan Rumah Pertemuan Organisasi Pengawas Dana Pensiun Dunia
Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, dalam pidatonya di forum tersebut menegaskan pentingnya peran Indonesia di kancah internasional.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menjadi tuan rumah Rangkaian Kegiatan IOPS Committee Meetings dan Annual General Meeting serta OECD/IOPS/OJK Global Forum on Private Pensions 2024 yang berlangsung pada 18-20 November 2024 di Bali, Indonesia. Acara ini menghadirkan lebih dari 150 peserta dari 42 negara, termasuk para pembuat kebijakan, pengawas, dan pemangku kepentingan utama di sektor dana pensiun. Forum ini dirancang untuk memperkuat kolaborasi global, berbagi pengetahuan, dan merumuskan solusi atas tantangan dan peluang di industri dana pensiun.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, dalam pidatonya di forum tersebut Selasa, (19/11/2024) menegaskan pentingnya peran Indonesia di kancah internasional.
- Kejaksaan Geledah Kantor Dinas Kebudayaan Jakarta, Temukan Ratusan Stempel Kegiatan Fiktif
- Didukung Ulama, Pramono Sebut Pergub Pesantren Selesai Satu Bulan
- Kabar Alihkan Dukungan dari Ridwan Kamil ke Anies di Pilkada Jakarta, Begini Tanggapan PKB
- Usai Konferensi Pers Kasus Kematian Vina Cirebon, Pegi Setiawan Meronta-ronta Sampai Angkat Tangan
"Forum ini memberikan landasan penting untuk kolaborasi internasional dan pertukaran pengetahuan. Bersama-sama dengan stakeholder Dana Pensiun di dunia, kita dapat menemukan solusi untuk memperkuat sistem dana pensiun kita masing-masing," kata Mahendra.
Fokus Reformasi Dana Pensiun di Indonesia Mahendra mengatakan, meskipun dihadapkan pada tantangan global seperti perlambatan ekonomi di berbagai negara besar, ketidakpastian geopolitik, dan peningkatan risiko, kondisi perekonomian Indonesia tetap stabil. Pada kuartal III-2024, ekonomi Indonesia tumbuh 4,95 persen didukung oleh permintaan domestik yang kuat dan peningkatan ekspor.
Sejalan dengan hal tersebut, industri dana pensiun di Indonesia juga terus menunjukkan pertumbuhan yang positif, per September 2024, total aset dana pensiun mencapai Rp1.500 triliun (95 miliar dolar AS), meningkat 10,1 persen dibandingkan dengan Rp1.362 triliun (86,4 miliar dolar AS) pada September 2023.
Dalam forum ini, Mahendra memaparkan beberapa reformasi yang tengah dilakukan OJK di sektor dana pensiun, yang bertumpu pada empat pilar utama:
1. Penguatan pendanaan dan pendalaman pasar: meningkatkan kapasitas dana pensiun selaku investor institusional untuk menghadapi dinamika perekonomian
2. Peningkatan Tata Kelola dan Manajemen Risiko: menerapkan standar pengawasan dana pensiun yang berbasis dengan risiko secara optimal.
3. Pengembangan Ekosistem Industri: mendorong kolaborasi seluruh pemangku kepentingan untuk memperluas cakupan program pensiun.
4. Adopsi Praktik Terbaik Internasional: mengintegrasikan standar global ke dalam kebijakan nasional.
Mahendra juga menyoroti pentingnya harmonisasi antara skema pensiun sukarela dan wajib untuk meningkatkan inklusi dan memperluas cakupan dana pensiun, termasuk pada sektor informal.
Topik diskusi selama forum berlangsung terdiri dari:
1. Tantangan dan Solusi dalam Sistem Dana Pensiun;
2. Investasi Jangka Panjang dari Dana Pensiun dan Perannya dalam Pengembangan Pasar Modal
3. Penggabungan Pengaturan Pensiun Wajib dan Pensiun Sukarela untuk Menghilangkan Kesenjangan Perlindugan;
4. Peran Dana Pensiun dalam Memajukan Keuangan Berkelanjutan; dan
5. Memanfaatkan Digitalisasi Dana Pensiun untuk Menjangkau Sektor Informal.
Komitmen Pengembangan Sektor Dana Pensiun secara Global
Presiden IOPS yang baru terpilih, Astrid Ludin, memberikan apresiasi atas kontribusi OJK dalam mendorong standar global di bidang dana pensiun. "Indonesia, melalui OJK, telah menjadi mitra strategis dalam reformasi kebijakan dan berbagi praktik terbaik di tingkat regional dan global," kata Astrid.
Direktur Financial and Enterprise Affairs OECD Carmine di Noia dalam sambutannya juga menyampaikan bahwa forum ini menjadi sangat penting untuk membahas isu-isu penting dan mendesak, seperti peran dana pensiun dalam mendukung keuangan berkelanjutan, mendorong digitalisasi untuk meningkatkan cakupan pensiun, dan menghadapi tantangan seperti isu pensiun untuk pekerja informal.
"Merupakan kehormatan untuk menyaksikan kolaborasi antara OJK dan organisasi internasional dalam menyelaraskan kerangka pensiun Indonesia dengan standar global," kata Carmine.
Carmine juga menambahkan bahwa tahun 2024 menjadi tonggak sejarah dengan dimulainya proses aksesi Indonesia ke OECD. Forum ini menunjukkan komitmen mendalam Indonesia dalam mengadopsi praktik terbaik dan berkontribusi pada reformasi sistem pensiun di dunia.
Mendorong Pertumbuhan Sektor Dana Pensiun yang Berkelanjutan OECD/IOPS/OJK Global Forum on Private Pensions 2024 ini tidak hanya memperkuat kolaborasi antarnegara, tetapi juga menghasilkan rekomendasi praktis yang dapat diterapkan untuk meningkatkan sistem dana pensiun secara global.
OJK mengapresiasi dukungan OECD dan IOPS dalam penyelenggaraan forum ini. Kerja sama ini mencerminkan komitmen bersama untuk membangun sistem dana pensiun yang kuat, inklusif, dan berkelanjutan di tengah tantangan global.
OJK berharap forum ini menjadi katalisator bagi penguatan kerja sama internasional di sektor dana pensiun, memberikan dampak nyata bagi kehidupan masyarakat, serta mendukung stabilitas ekonomi global.