Diskon 50+20 persen, trik andalan pedagang ritel raup pembeli
Jelang hari raya Idul Fitri, sifat konsumtif masyarakat cenderung meningkat dan tak tahan melihat diskon.
Jelang hari raya Idul Fitri, sifat konsumtif masyarakat meningkat. Melihat peluang ini, pedagang langsung membanjiri pasar dengan diskon seperti banyak dilihat di pusat perbelanjaan beberapa hari terakhir ini.
Ketua Asosiasi Pusat Perbelanjaan Indonesia (APPI), Handaka Santosa, mengatakan gelaran diskon tersebut masuk dalam salah satu program yang diadakan pihaknya. "Iya itu salah satu program. Sale dan midnight sale. Karena kan jelang Lebaran seperti ini konsumsi meningkat dan itu juga bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi kita," ucap Handaka saat dihubungi merdeka.com, Jakarta.
Dia mengungkapkan bahwa saat pesta diskon seperti ini banyak tenant memberikan diskon 50 persen + 20 persen. Handaka menjelaskan itu merupakan strategi marketing pihak tenant.
"Jadi diskon 50 persen + 20 persen itu maksudnya harga pokok penjualan barangnya berapa, lalu didiskon 50 persen setelah itu harga setelah diskon 50 persen didiskon lagi 20 persen," jelas Handaka. Handaka menambahkan, total diskon tersebut sebetulnya hanya sebesar 60 persen.
"Jadi enggak langsung diskon 70 persen. Jatuhnya diskon 60 persen. Kenapa enggak sekalian 70 persen, nanti rugi. Itu trik marketing," tambahnya.
Dia meyakinkan bahwa diskon tersebut tanpa menaikkan harga terlebih dahulu. "Tidak ada unsur-unsur menaikkan harga lalu didiskon. Kami memonitor ini," tegasnya.
Jika ada konsumen yang menemukan aksi curang tersebut, Handaka berharap agar segera dilaporkan. "Kalau ada yang menemukan hal itu, bisa dilaporkan ke 021-25535002. Lagian kan tenant juga enggak mau konsumen kecewa," tandasnya.