Dunia Dibayangi Krisis Pangan di 2023, Apa Langkah Disiapkan Kementan?
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyebut pemerintah telah melakukan intervensi dalam 3 hal. Pertama, memperkuat ketahanan pangan terhadap kenaikan inflasi nasional.
Tahun depan, dunia tidak hanya dihadapkan dengan ancaman resesi global. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut ada ancaman krisis pangan di berbagai negara-negara dunia.
Menanggapi itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyebut pemerintah telah melakukan intervensi dalam 3 hal. Pertama, memperkuat ketahanan pangan terhadap kenaikan inflasi nasional.
-
Kenapa penting untuk membuat anggaran yang ketat dalam menghadapi potensi krisis ekonomi? Mulailah dengan membuat anggaran yang sangat rinci untuk memantau pendapatan dan pengeluaran secara teratur. Identifikasi area di mana Anda dapat mengurangi biaya, seperti langganan yang tidak perlu atau pengeluaran makan di luar.
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Siapa yang dikabarkan mengalami kesulitan keuangan? Meskipun kabar suami Zaskia Gotik yang sedang mengalami kesulitan keuangan, rumah tangga mereka dengan Sirajuddin semakin harmonis.
-
Kenapa krisis moral menjadi masalah di Indonesia? Krisis moral tengah masif terjadi di tengah masyarakat. Apa yang menjadi penyebab dan bagaimana dampaknya?
-
Apa yang dimaksud dengan krisis moral? Dilansir dari berbagai sumber, berikut merdeka.com akan ulas krisis moral adala turuunnya nilai atau karakter baik dalam diri, lengkap dengan hal-hal yang berkaitan krisis moral.
-
Bagaimana responden menilai kondisi ekonomi nasional saat ini? Ini ditandai dengan 26,0 persen masyarakat yang menilai ekonomi nasional saat ini buruk. Angka ini seimbang dengan 26,0 persen masyarakat yang mengatakan ekonomi baik. Umumnya ekonomi nasional dinilai sedang, yakni sebesar 42,4 persen, akan tetapi lebih banyak yang menilai sangat buruk daripada yang sangat baik. Dengan persentase 3,5 persen sangat buruk. Lalu hanya 1,4 persen masyarakat yang menilai kondisi ekonomi nasional sangat baik.
"Kita berusaha untuk mempersiapkan cadangan-cadangan kita," kata Syarul di Washington DC, Amerika Serikat, Rabu (12/10).
Syahrul menjelaskan, tingkat inflasi di Indonesia sangat dipengaruhi oleh kenaikan harga pangan. Sehingga langkah utama yang dilakukan menjaga harga-harga pangan agar tidak banyak berkontribusi kepada inflasi.
"Karena kontribusi inflasi pangan sangat besar terhadap inflasi," kata dia.
Kedua, intervensi yang dilakukan pemerintah dengan mengurangi ketergantungan terhadap produk impor. Upaya yang dilakukan pun dengan mempersiapkan substitusi bahan pangan yang selama ini impor dengan produk hasil dalam negeri.
"Ketergantungan importasi ini harus ada subtitusinya. Dipersiapkan pangan yang lain, yang kemungkinan bisa dibuat sendiri dalam kebijakan nasional," katanya.
Bahkan, hal ini telah didorong Presiden Joko Widodo. Sehingga tidak boleh ada lagi keterbatasan mendapatkan bahan pangan karena kondisi ketidakpastian global.
"Kita tidak boleh dibatasi hanya karena kondisi-kondisi global yang belum pulih dengan baik atau terjadi diskresi," tuturnya.
Strategi Selanjutnya
Ketiga, Syahrul menyebut Indonesia harus membuka kerja sama ekspor baru dengan negara lain. Maksudnya untuk mengatasi ancaman krisis pangan global, Indonesia harus berkontribusi memenuhi kebutuhan pangan global.
Dia mengatakan ancaman krisis pangan sudah menjadi perhatian serius berbagai negara. Sehingga diperlukan langkah konkret untuk melakukan mitigasi sebelum krisis pangan benar-benar terjadi.
"Jadi semua negara merasa ini menjadi sesuatu yang membutuhkan perhatian serius dan salah satu yang menjadi orientasi ke depan adalah hadirnya mitigasi," kata dia.
Selain itu, setiap negara juga harus bisa beradaptasi dengan tantangan baru. Utamanya perubahan iklim yang sangat memberikan dampak pada proses produksi pangan. Tak hanya itu, dampak pandemi dan geopolitik juga telah mendorong hilangnya pupuk dari peredaran.
"Pandmei covid maupun ketegangan-ketegangan geopolitik yang ada berakibat pada pupuk yang hilang dan langka dan sebagainya," kata dia.
(mdk/idr)