Duniatex Target Awal September Paparkan Solusi Konkret Terkait Masalah Keuangan
Duniatex Group, salah satu perusahaan tekstil terbesar di Indonesia, memilih untuk memprioritaskan nasib karyawannya yang jumlahnya mencapai 45.000 orang dalam menghadapi persoalan keuangan yang dihadapi salah satu anak usahanya. Sejauh ini, pihaknya masih melakukan produksi seperti biasanya.
Duniatex Group, salah satu perusahaan tekstil terbesar di Indonesia, memilih untuk memprioritaskan nasib karyawannya yang jumlahnya mencapai 45.000 orang dalam menghadapi persoalan keuangan yang dihadapi salah satu anak usahanya. Sejauh ini, pihaknya masih melakukan produksi seperti biasanya.
"Kami ingin meluruskan berita-berita terkait persoalan keuangan dihadapi Duniatex bahwasanya sampai saat ini perusahaan dan produksi masih berjalan seperti biasa tidak mengalami gangguan," kata Manajer Humas Duniatex Group, Donalia S. Erlina, seperti dikutip dari Antara di Jakarta, Sabtu (10/8).
-
Kapan PT Tera Data Indonusa Tbk melantai di bursa saham? Bahkan pada 2022, saat pandemi berlangsung, perusahaan ini berani mengambil langkah melantai di bursa saham.
-
Kenapa harga saham bisa naik turun? Salah satu yang sering jadi dilema adalah harga saham yang begitu cepat naik turun bagaikan roller coaster. Jadi, sebenarnya apa sih penyebab harga saham bisa naik turun?
-
Kapan Bursa Berjangka Aset Kripto diluncurkan? Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan meluncurkan Bursa Berjangka Aset Kripto di Jakarta, Jumat (28/7).
-
Apa penyebab naik turunnya harga saham? Prinsip Ekonomi Dasar: Hubungan antara Penawaran dan Permintaan Saat banyak orang mencari suatu barang, stoknya akan terbatas sehingga harganya cenderung akan naik.
-
Apa itu bursa karbon? Bursa karbon adalah pasar tempat perdagangan izin emisi karbon dan kredit karbon.
-
Kapan Bursa Karbon Indonesia resmi diluncurkan? Presiden Jokowi mengatakan ingin mengurangi dampak perubahan iklim yang saat ini terjadi di beberapa negara termasuk Indonesia. ”Karena memang ancaman perubahan iklim sangat bisa kita rasakan dan sudah kita rasakan. Dan, kita tidak boleh main-main terhadap ini, kenaikan suhu bumi, kekeringan, banjir, polusi, sehingga dibutuhkan langkah-langkah konkret untuk mengatasinya,” kata Presiden Jokowi.
Donalia yang juga didampingi Fransiscus Alip konsultan keuangan dari AJ Capital Advisory menjelaskan Duniatex bersama-sama pihak konsultan saat ini terus berupaya membenahi keuangan perusahaan agar mendapatkan solusi penyelesaian terbaik.
Donalia menargetkan pada akhir Agustus/awal September 2019, sudah ada langkah-langkah yang konkret dan terukur untuk menyelesaikan permasalahan yang ada sehingga perusahaan nasional ini dapat terus berkembang.
Alip pada kesempatan itu juga ingin meluruskan bahwasanya persoalan keuangan yang dihadapi Duniatex Group disebabkan keterlambatan pembayaran bunga dan utang pokok kredit anak usaha PT Delta Dunia Sandang Tekstil (DDST) sebesar USD 13,4 juta yang berasal dari sindikasi bank yang dipimpin HSBC dan BNP Paribas.
"Kami ingin meluruskan pemberitaan di salah satu media yang menyebutkan kalau kesulitan keuangan itu disebabkan pembayaran obligasi jatuh tempo. Padahal persoalan keuangan yang dihadapi Duniatex Group lebih terkait soal kredit sindikasi dari anak usaha," ujar Alip.
Alip menjelaskan soal obligasi PT Delta Merlin Dunia Textile (DMDT) senilai USD 300 juta, dengan kupon pertama jatuh tempo September 2019 dipastikan akan dibayar. "Uang senilai USD 12,9 juta sudah tersedia di rekening penampungan bunga (interest reserve account) dan akan dibayarkan sesuai tanggal yang ditetapkan," ujar Alip.
Alip berpandangan keterlambatan pembayaran utang kredit sindikasi ini disebabkan adanya penurunan kinerja DDST imbas dari kondisi industri yang dinamis akibat efek tidak langsung dari perang dagang AS-China.
Bahkan saat ini, guna mengantisipasi kondisi pasar global dan menjaga tingkat profitabilitas, PT DDST telah melakukan sejumlah langkah efisiensi antara lain mengurangi kapasitas produksi, bahkan mengurangi waktu lembur karyawan. "Namun, kami pastikan kondisi yang dihadapi oleh PT DDST, tidak berkorelasi dengan obligasi PT DMDT," ujar Alip.
Alip pada kesempatan itu belum menyampaikan langkah restrukturisasi keuangan apa yang bakal ditempuh untuk menghadapi persoalan tersebut, namun yang akan dilakukan segera mungkin adalah memeriksa kinerja 25 pabrik yang dimiliki perusahaan.
Langkah selanjutnya mengunjungi bank-bank pendukung Duniatex Group untuk menjelaskan duduk persoalannya. "Kasih saya waktu untuk mengumpulkan persoalan yang dihadapi. Nanti kita ketemu lagi semoga sudah ada hal lain yang dapat disampaikan tekait persoalan keuangan perusahaan," ujar Alip.
Didirikan pada 1974, saat ini Duniatex Group telah menjadi salah satu perusahaan tekstil besar di Indonesia dan memiliki 25 pabrik yang bergerak dari hulu hingga hilir dengan produk yang dihasilkan berupa pemintalan benang, knitting, kain mentah, kain jadi, hingga printing.
Perusahaan ini beroperasi hampir di semua wilayah kabupaten Jawa Tengah serta banyak dari masyarakat yang menggantungkan terhadap kelangsungan dari perusahaan ini.
Produk tekstil Duniatex telah masuk ke pasar domestik bahkan mancanegara. Sementara jumlah tenaga kerja yang terserap di Duniatex Grup mencapai sekitar 45.000 karyawan yang sebagian besar berasal dari daerah sekitar pabrik di Jawa Tengah.
"Kami akan melakukan segala upaya agar perusahaan tekstil nasional ini dapat terus berkembang dan memberikan kesejahteraan bagi puluhan ribu masyarakat di Jawa Tengah, yang menggantungkan hidup di perusahaan kami. Kami mengharapkan dukungan dari semua pihak agar langkah-langkah penyelesaian yang kami lakukan dapat berjalan dengan baik," kata Donalia.
Sebagai langkah awal, sebut Donalia, Duniatex menempuh upaya perbaikan pada arus kas terlebih dahulu kemudian dibarengi dengan mengurangi kapasitas produksi serta mengurangi biaya lembur (overtime) karyawan.
Baca juga:
Lewat CeBM, Penyelesaian Transaksi Efek Diperpanjang Hingga Pukul 16.00 WIB
Terapkan Sistem CeBM, KSEI Yakin Pasar Modal RI Bisa Berdaya Saing Global
IHSG Bakal Perkasa, Broker Anjurkan Koleksi Saham Bank Buku IV
Rp1.669 T Raib dari Kantong 500 Orang Terkaya dalam Sehari, Kok Bisa?
IHSG Diprediksi Meradang ke Level 6.100
BEI Luncurkan Dua Produk Indeks Baru 12 Agustus Mendatang
IHSG Terus Melemah, Ini Kata Bursa Efek Indonesia