Ekspor Produk RI ke Timur Tengah Menurun, Ini sebabnya
Ketua Komite Tetap Timur Tengah dan OKI Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Fachry Thaib menyatakan, ekspor produk Indonesia ke kawasan Timur Tengah mengalami penurunan. Sebab, belum adanya sertifikasi halal terhadap produk-produk tersebut.
Ketua Komite Tetap Timur Tengah dan OKI Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Fachry Thaib menyatakan, ekspor produk Indonesia ke kawasan Timur Tengah mengalami penurunan. Sebab, belum adanya sertifikasi halal terhadap produk-produk tersebut.
Dia menjelaskan, pemerintah negara-negara di kawasan Timur Tengah dan yang menjadi anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) mulai memperketat produk-produk yang masuk ke negaranya. Salah satunya dengan mewajibkan adanya sertifikasi halal dari produk yang masuk.
-
Kapan Abdul Kadir memulai debutnya bersama Timnas Indonesia? Di usianya yang masih 16 tahun, Abdul resmi dipanggil untuk memperkuat Timnas Indonesia untuk tampil di Ganefo atau Asian Games di Pyongyang tahun 1964.
-
Kenapa Timnas Indonesia dilatih dengan ketat di Stadion Madya? Latihan yang berlangsung di Stadion Madya, Jakarta pada Minggu sore (8/9/2024) ini diawasi secara ketat oleh aparat kepolisian.
-
Prestasi apa saja yang diraih Abdul Kadir bersama Timnas Indonesia? Bersama Timnas, ia sudah meraih beberapa prestasi seperti Piala Raja tahun 1968, Merdeka Games 1969, dan Pesta Sukan Singapura pada tahun 1972. Kemudian, Abdul pernah membawa Timnas menjadi runner up Piala Presiden Korsel tahun 1970-1972.
-
Kapan Djamaluddin Adinegoro lahir? Gunakan Nama Samaran Djamaluddin Adinegoro lahir di Talawi, sebuah kecamatan di Sawahlunto, Sumatra Barat pada 14 Agustus 1904.
-
Siapa pelatih dari Timnas Indonesia? Ini menjadi hasil positif kedua bagi tim yang dilatih oleh Shin Tae-yong.
"Sekarang malah menurun (ekspor) karena kita negara yang belum jalankan sertifikasi halal. Kita (Kadin) sudah berikan berkali-kali ingatkan ke eksportir untuk sertifikasi halal, karena sekarang seluruh negara OKI menerapkan halal," ujar dia di Jakarta, Jumat (21/12).
Namun sayangnya, belum semua produsen dan eksportir menjalankan hal tersebut. Akibatnya, sering kali barang yang diekspor tertahan di negara tujuan lantaran belum ada sertifikasi halalnya.
"Kita ekspor ke sana tahu-tahu barang di tahan, itu warning saja. Tapi buyer bisa cari dari sumber lain. Nanti kalau buyer sudah pindah ke sumber lain, dan kita sudah serfifikasi, belum tentu mereka mau balik lagi ke kita, karena mungkin akan habiskan waktu lagi," kata dia.
Sementara itu, Wakil Ketua Komite Tetap Timur Tengah dan OKI Kadin, Mohamad Bawazeer menyatakan, saat ini ekspor ke Timur Tengah memiliki porsi 4,8 persen dari total ekspor nasional. Oleh sebab itu, potensi untuk meningkatkan ekspor tersebut masih besar jika produk-produk Indonesia sudah bersertifikat halal.
"Ekspor ke Timur Tengah ini 4,8 persen. Saat ini sekitar 6 negara telah bekerja sama dengan Kadin untuk sertifikasi halal ini seperti Mesir, Oman Yordania," tandas dia.
Reporter: Septian Deny
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Pemerintah Masih Dalami Komoditas yang Akan Didorong Untuk Ekspor
Menko Darmin Gelar Rapat Bahas Peningkatan Ekspor, Ini Hasilnya
LIPI: Ekspor Indonesia Alami Gangguan Setelah Krisis 1998
Impor 356 Kereta dari Jepang, KRL Akan Beroperasi Dengan 12 Gerbong
Pemerintah Kembali Impor Daging Kerbau 100.000 Ton Dari India Untuk 2019