Eropa Perintahkan Apple Bayar Pajak Rp221 Triliun ke Irlandia karena Kasus Ini
Perintah ini dikeluarkan dalam rangka menyelesaikan pertikaian panjang yang berlangsung 8 delapan tahun.
Pengadilan Tinggi Eropa memerintahkan Apple membayar pajak yang belum dibayarkan sebesar 13 miliar euro atau sekitar Rp221,19 triliun (asumsi kurs 17.015 euro terhadap rupiah) kepada Irlandia.
Mengutip dari BBC, perintah ini dikeluarkan dalam rangka menyelesaikan pertikaian panjang yang berlangsung 8 delapan tahun. Saat itu, Komisi Eropa menuduh Irlandia memberikan keuntungan pajak ilegal kepada Apple pada 2016. Namun,Irlandia menolak tuduhan ini.
- Mantan Pegawai Apple Dituduh Curi Dana Sumbangan Rp 1,9 Miliar
- Investasi Apple di Indonesia Cuma Rp2,8 Triliun, di Vietnam Rp252 Triliun dan di India Tembus Rp470 Triliun
- Pernah Kena Denda, Kini Eropa Tuduh Apple Diskriminasi Pelanggan
- Apple Terancam Didenda setelah Terindikasi Melanggar Ketentuan DMA
Menurut Irlandia, keuntungan tersebut membantu menarik perusahaan besar ke negaranya. Namun, pemerintah Irlandia tetap mengatakan akan mematuhi keputusan pengadilan tersebut.
Sementara itu, Apple menyatakan kecewa atas putusan tersebut. Menurut Apple masalah ini bukan soal jumlah pajak yang mereka bayar, melainkan kepada siapa mereka harus membayar pajak tersebut.
Menurut Apple, mereka telah membayar semua pajak yang mereka wajibkan di Amerika Serikat. Hal ini sudah sesuai aturan pajak internasional.
Kronologi Sengketa
Keputusan ini menandai akhir dari proses hukum panjang antara Apple, Irlandia, dan Komisi Eropa yang dimulai sejak 2016. Pada 2020, pengadilan yang lebih rendah sempat membatalkan keputusan Komisi Eropa, tetapi kini pengadilan yang lebih tinggi menegaskan Irlandia memberikan keuntungan pajak yang tidak adil kepada Apple.
Selain itu, Google juga diperintahkan oleh pengadilan Eropa untuk membayar denda sebesar 2,4 miliar euro atau sekitar Rp 40,83 triliun. Denda ini dikenakan karena menyalahgunakan dominasinya di pasar layanan perbandingan harga.
Meskipun Google telah melakukan perubahan sejak 2017 untuk mematuhi aturan, pengadilan tetap memutuskan denda tersebut harus dibayar.
Sebelumnya, investor kondang, Warren Buffett telah mengungkapkan penjualan saham yang signifikan oleh Berkshire Hathaway Inc. (NYSE:BRK) pada kuartal II. Termasuk pengurangan substansial dalam kepemilikannya di Apple Inc (NASDAQ:AAPL).
Saham Incaran Warren Buffett
Menurut pengajuan terbaru ke Komisi Sekuritas dan Bursa AS, Perusahaan investasi Buffett, Berkshire Hathaway Inc menjual lebih dari 389 juta saham Apple pada kuartal kedua. Meskipun begitu, Berkshire Hathaway masih memegang 400 juta saham Apple.
Selain Apple, Berkshire Hathaway juga memangkas investasinya di Bank of America Corp (NYSE:BAC). Chevron Corporation (NYSE:CVX), Capital One Financial Corp. (NYSE:COF), Floor & Decor Holdings Inc (NYSE:FND), T-Mobile US, Inc. (NASDAQ:TMUS), dan Louisiana-Pacific Corporation (NYSE:LPX).
Sementara, perusahaan telah meningkatkan kepemilikannya di Chubb Limited (NYSE:CB) menjadi 27.033.784 saham dan Occidental Petroleum Corporation (NYSE:OXY) menjadi 255.281.524 saham. Melansir Yahoo Finance, Sabtu (17/8/2024), perusahaan telah melakukan investasi baru yang lebih kecil di produsen suku cadang kedirgantaraan Heico Corp (NYSE:HEI) dengan 1.044.242 saham dan ritel kosmetik Ulta Beauty Inc (NASDAQ:ULTA) sebanyak 690.106 saham.
Keputusan investasi Buffett selalu menarik dikawal karena rekam jejaknya yang luar biasa dalam dunia investasi. Langkah terbaru ini terjadi pada saat saham Berkshire Hathaway naik lebih dari 20 persen tahun ini. Pada awal Agustus, keputusan Buffett untuk menjual hampir setengah dari saham Apple milik Berkshire dinilai oleh Elon Musk sebagai indikasi koreksi pasar yang akan datang.
Volatilitas pasar global juga telah menguji investasi Buffett. Meskipun mengalami penurunan awal yang signifikan, investasi Berkshire sebesar USD20 miliar di perusahaan perdagangan raksasa Jepang memulihkan sebagian besar kerugiannya. Gejolak pasar global yang dipicu oleh kenaikan suku bunga Jepang berdampak terbatas pada investasi ini.
Penjualan saham Warren Buffett baru-baru ini juga berkontribusi pada peningkatan cadangan kas Berkshire hingga mencapai rekor USD 277 miliar. Peningkatan cadangan kas ini terjadi meskipun laba bersih perusahaan pada kuartal kedua turun 15,5% dari tahun ke tahun, sebagian besar disebabkan oleh penurunan keuntungan investasi di tengah kondisi pasar yang bergejolak.