Faisal Basri Sindir Menko Luhut Panjaitan: Itu Menteri Apa Calo
Ekonom Senior, Faisal Basri mengungkapkan keheranannya atas nomenklatur atau penyatuan sektor maritim dan investasi di bawah satu menteri koordinator. Menurutnya hal tersebut bukan merupakan hal yang positif untuk perekonomian Indonesia.
Ekonom Senior, Faisal Basri mengungkapkan keheranannya atas nomenklatur atau penyatuan sektor maritim dan investasi di bawah satu menteri koordinator. Menurutnya hal tersebut bukan merupakan hal yang positif untuk perekonomian Indonesia.
"Urusan investasi ini siapa panglimanya? menko perekonomian atau menko maritim? menko maritim ngurusin elektronik juga mobil listrik juga. Yang begini begini akibatnya saya suatu saat akan chaos gitu, tahun kedua reshuffle karena susah dengan komposisi seperti ini," kata dia saat ditemui di Kawasan Kebon Sirih, Jakarta, Rabu (20/11).
-
Kapan Faisal Basri meninggal? Namun takdir berkata lain, Ramdan mengaku kalau sekira pukul 04.30 WIB atau waktu Subuh tadi, Faisal telah menghembuskan nafas terakhirnya, setelah melalui masa kritis pada dua hari lalu.
-
Kapan Faisal Basri wafat? Diketahui, almarhum wafat pada pagi dini hari, 5 September 2024, pukul 03.50 WIB di RS Mayapada, Kuningan, Jakarta.
-
Bagaimana cara Panglima Laot menjaga ketertiban di laut? Kemudian, Panglima Laot berhak menyelesaikan sengketa yang terjadi di antara nelayan di laut agar tidak terjadi konflik berkepanjangan. Artinya, mereka berperan sebagai penengah dan juga pengadil.
-
Siapa yang memberikan ucapan selamat HUT Korps Marinir TNI AL? Ucapan ini berisi doa dan harapan baik agar satuan baret ungu ini agar selalu diberi kekuatan untuk terus menjaga keutuhan bangsa Indonesia.
-
Kenapa Kementerian ATR/BPN menyerahkan sertipikat aset BUMN dan Pemda di Kalimantan Timur? Menteri ATR/BPN telah menyelamatkan aset-aset negara melalui program sertifikasi tanah aset Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Hadi Tjahjanto menyerahkan sejumlah sertipikat aset Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dalam hal ini PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero), dan sertipikat aset Pemerintah Daerah (Pemda) di wilayah Kalimantan Timur. Penyerahan tersebut berlangsung di Hotel Mercure Samarinda, pada Kamis (3/8/2023). Adapun sertipikat aset BUMN yang diserahkan, yaitu 24 sertipikat bagi PLN wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara; 3 sertipikat bagi PLN wilayah Kalimantan Barat; dan 38 sertipikat bagi PLN wilayah Kalimantan Selatan. Sementara itu, sertipikat aset Pemda yang diserahkan antara lain 7 sertipikat bagi Pemerintah Kota Balikpapan; 3 sertipikat bagi Pemerintah Kota Samarinda; dan 2 sertipikat bagi Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara.
-
Kenapa Menteri Pertanian mendorong percepatan tanam padi di Barito Kuala? Kita dihadapkan El Nino, yaitu kemarau panjang dan dahsyat. Antisipasinya kita dapat percepat tanam menjadi 3 kali tanam setahun. Habis panen langsung tanam dengan menggunakan alsintan. Losses panen dapat berkurang dan produksi dapat ditingkatkan," terangnya.
Dia menilai hal ini juga merupakan kesalahan diagnosis. Menurutnya, mengenai persoalan investasi cukup satu pintu di bawah Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan di bawah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
"Sebenarnya di nomenklatur itu urusannya Menko Perekonomian, kenapa di maritim? Apakah hanya maritim yang didorong investasinya? Nggak juga kan. Kalau ingin meningkatkan peran Pak Luhut, angkat saja jadi Perdana Menteri sekalian," jelasnya.
Luhut Urusi Semua Hal
Menurutnya, saat ini Menko Luhut terlalu mengurus semua hal. Ditambah saat ini urusan investasi pun berada di bawah koordinasinya.
"Dia cawe-cawe disuruh ke kementerian, semua dia urus sekarang. Sampai uang dari Hong Kong masuk ke Indonesia dia (Luhut B Pandjaitan) urus juga. Ini calo apa menteri? Semua diurus. Memang nomenklaturnya di dia, tapi jadi nggak benar. Kalau mau jelas, angkat saja dia jadi Perdana Menteri, dia suruh semua menterinya," ujarnya.
Padahal, kata dia, investasi di Indonesia tidak terlalu buruk. Sehingga dia menegaskan dirinya tidak mengerti maksud dan tujuan nomenklatur tersebut.
"Apalagi penyebabnya adalah seolah-olah investasi kita ini jeblok, nggak. Investasi Indonesia tidak jelek-jelek amat. Pertumbuhan investasi Indonesia itu lebih tinggi dari rata-rata Negara ASEAN, lebih tinggi dari Cina, hanya lebih kalah dari Vietnam dan India. Jadi diagnosisnya salah," tutupnya.
(mdk/idr)