Gandeng Perusahaan Malaysia, PTPN VI Olah Limbah Cair Sawit Jadi Compressed Biomethane Gas
Kerja sama ini selaras dengan roadmap pengurangan Gas Rumah Kaca (GRK).
Pengembangan CBG dari limbah cair hasil pengolahan kelapa sawit (POME) yang akan dilakukan oleh PTPN IV dan reNIKOLA.
Gandeng Perusahaan Malaysia, PTPN VI Olah Limbah Cair Sawit Jadi Compressed Biomethane Gas
Gandeng Perusahaan Malaysia, PTPN VI Olah Limbah Cair Sawit Jadi Compressed Biomethane Gas
Holding Perkebunan Nusantara melalui melalui anak usahanya, PTPN IV menjalin kemitraan dalam pengembangan Compressed Biomethane Gas (CBG) bersama reNIKOLA SDN BHD. Ini merupakan salah satu perusahaan energi terbarukan asal Malaysia.
Kerja sama ini dilakukan dalam rangka mengakselerasi implementasi Environmental, Social, and Governance (ESG) di PTPN Group.
- Pabrik Pupuk di Aceh dan Industri Sumut Dapat Pasokan Gas Bumi, Sumber Pasokannya dari Daerah Ini
- Kebutuhan Minyak & Gas Indonesia Diprediksi Terus Naik Hingga 2050, Ini Penjelasan Kepala SKK Migas
- Bergerak di Bidang Hulu Minyak dan Gas, Begini Profil PT Pertamina Hulu Energi
- Tekan Emisi Gas Rumah Kaca, PLN-MedcoEnergi Kini Sepakat Jual Beli Listrik
Dalam kerja sama ini, pengembangan CBG dari limbah cair hasil pengolahan kelapa sawit (POME) yang akan dilakukan oleh PTPN IV dan reNIKOLA, berfokus terhadap empat pabrik kelapa sawit (PKS) milik PTPN IV, yakni PKS Tinjowan, PKS Pulu Raja, PKS Dolok Sinumbah dan PKS Pabatu, yang berlokasi di Sumatera Utara.
Direktur PTPN IV, Sucipto Prayitno menyampaikan, bahwa kerja sama tersebut merupakan inisiatif PTPN IV sebagai salah satu anak usaha PTPN III (Persero) yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit.
Menurut Sucipto, kerja sama ini selaras dengan roadmap pengurangan Gas Rumah Kaca (GRK) yang dicanangkan PTPN Group untuk melakukan pengurangan emisi dalam Business As Usual (BAU) kegiatan perkebunan.
“Ini juga mendukung program pemerintah terhadap upaya menurunkan emisi GRK 29 persen dari (kemampuan sendiri) atau 41 persen (dengan bantuan internasional) pada 2030 sesuai NDC (Nationally Determined Contribution),” ujar Sucipto, dalam seremonial kerja sama tersebut yang digelar secara daring pada Rabu (13/9).
Direktur reNIKOLA SDN BHD, Lim Beng Guan, menyampaikan, saat ini pihaknya tengah berkomitmen dalam penurunan emisi karbon dunia (decarbonisasi), dengan salah satu fokusnya adalah melakukan pengembangan CBG melalui pemanfaatan limbah cair pengolahan kelapa sawit (POME) menjadi sesuatu yang lebih bernilai dan dapat dimanfaatkan."Kami menargetkan 50 proyek CBG di Indonesia dengan estimasi biaya USD 300 juta, dan berharap dapat berkolaborasi dengan PTPN Group,” ungkap Lim.
"Kehadiran reNIKOLA sebagai mitra kerja sama pengembangan CBG dengan memanfaatkan limbah cair pengolahan kelapa sawit (POME) menjadi hal yang bernilai ekonomis, khususnya di PTPN IV, adalah sesuatu yang baik. Ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi PTPN Group maupun reNIKOLA," imbuh Dwi.
Dwi berharap, agar ke depan pengembangan EBT di Indonesia mendapatkan dukungan yang lebih dari pemerintah, sehingga dapat menarik minat calon investor untuk mengembangkan EBT di Indonesia.
"Tentunya untuk mewujudkan terpenuhinya kebutuhan energi nasional di masa kini dan nanti," ucap Dwi.