Gubernur BI Blak-blakan soal Masyarakat Mulai Tinggalkan Transaksi Pakai Kartu ATM
Masyarakat Indonesia kini mulai meninggalkan transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM.
Bank Indonesia (BI) mencatat nominal transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM mengalami penurunan.
- Data BI: Transaksi Gunakan ATM Turun 11 Persen, QRIS Justru Naik 183 Persen di Oktober 2024
- Transaksi Pakai ATM Makin Turun, 53,3 Juta Orang Pilih Bayar Pakai QRIS
- Bank Indonesia Bakal Buka Penukaran Uang di Titik Jalur Mudik, Syaratnya Cuma Butuh KTP
- Aksi Ganjal ATM Tepergok, Pencuri Dikepung dan Dikurung Warga di Ruangan ATM
Gubernur BI Blak-blakan soal Masyarakat Mulai Tinggalkan Transaksi Pakai Kartu ATM
Masyarakat Indonesia kini mulai meninggalkan transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM.
Hal itu terlihat dalam laporan Bank Indonesia (BI) yang mencatat nominal transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM mengalami penurunan.
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan, transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM turun sebesar 12,49 persen secara tahunan (year on year/yoy) mencapai Rp619,19 triliun dibandingkan periode sebelumnya.
"Nominal transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM/D turun sebesar 12,49 persen (yoy) mencapai Rp619,19 triliun," ucap Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, dalam konferensi pers, Rabu (22/5).
Di tengah menurunnya transaksi pembayaran dengan kartu ATM, justru nominal transaksi QRIS mengalami peningkatan mencapai 194,06 persen (yoy), dengan jumlah pengguna sebesar 48,90 juta dan jumlah merchant 31,86 juta.
Perry melanjutkan transaksi BI-RTGS meningkat 18,65 persen (yoy) mencapai Rp13.112,22 triliun. Kemudian Transaksi BI-FAST tumbuh 56,70% (yoy) sehingga mencapai Rp612,90 triliun.
Lalu untuk nominal transaksi digital banking tercatat Rp5.340,92 triliun atau tumbuh sebesar 19,08 persen (yoy) dan nominal transaksi Uang Elektronik (UE) meningkat 33,99 persen (yoy) sehingga mencapai Rp90,44 triliun.
"Kinerja transaksi sistem pembayaran tetap tumbuh kuat," jelas Perry.
Sedangkan untuk nominal kartu kredit masih meningkat 11,67 persen (yoy) mencapai Rp34,39 triliun.
Dari sisi pengelolaan uang Rupiah, Perry bilang jumlah Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD) meningkat 2,64 persen (yoy) sehingga menjadi Rp1.058,23 triliun.