Gubernur BI: Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik dari Ringgit Malaysia
Nilai tukar Rupiah sampai dengan 22 Agustus 2022 terdepresiasi 4,27 persen secara year to date (ytd) dibandingkan dengan level akhir 2021.
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengklaim pelemahan nilai tukar Rupiah masih lebih baik ketimbang sejumlah negara berkembang lainnya. Termasuk negara tetangga Malaysia.
Per 22 Agustus 2022, nilai tukar menguat secara rata-rata 0,94 persen, meskipun terdepresiasi 0,37 persen point to point (ptp) dibandingkan dengan akhir Juli 2022.
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Apa yang dimaksud dengan nilai tukar Dolar Singapura dan Rupiah? Nilai tukar antara Dolar Singapura dan Rupiah mencerminkan perbandingan nilai antara mata uang Singapura (SGD) dan mata uang Indonesia (IDR).
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
-
Apa yang terjadi pada nilai tukar rupiah ketika Indonesia mengalami hiperinflasi di tahun 1963-1965? Di tahun 1963 hingga Soekarno lengser sebagai Presiden tahun 1965, Indonesia mengalami hiperinflasi sebesar 635 persen dengan nilai tukar rupiah saat itu berkisar Rp11 per USD1.
-
Apa manfaat utama dari Redenominasi Rupiah untuk mata uang Indonesia? Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, menyatakan manfaat utama dari redenominasi rupiah adalah untuk mempertahankan harkat dan martabat rupiah di antara mata uang negara lain.
Dengan perkembangan ini, nilai tukar Rupiah sampai dengan 22 Agustus 2022 terdepresiasi 4,27 persen secara year to date (ytd) dibandingkan dengan level akhir 2021.
"Capaian ini relatif lebih baik dibandingkan dengan depresiasi mata uang sejumlah negara berkembang lainnya," kata Perry dalam konferensi pers virtual hasil RDG Agustus 2022 di Jakarta, Selasa (23/8).
Sementara itu, India mencatatkan depresiasi sebesar 6,92 persen, Malaysia 7,13 persen, dan Thailand 7,38 persen.
Aliran Modal Asing ke Pasar Keuangan Domestik
Perry mengungkapkan, perkembangan nilai tukar Rupiah tersebut sejalan dengan kembali masuknya aliran modal asing ke pasar keuangan domestik, terjaganya pasokan valas domestik, serta persepsi positif terhadap prospek perekonomian domestik, di tengah tetap tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.
"Dengan kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia, stabilitas nilai tukar Rupiah tetap terjaga di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi," ungkapnya.
Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah sesuai dengan nilai fundamentalnya untuk mendukung upaya pengendalian inflasi dan stabilitas makroekonomi.
(mdk/idr)