Hanya Lulusan SD dan Buka Toko Kelontong, Pria Ini Pernah Jadi Orang Terkaya Nomor 2 di Indonesia dengan Harta Rp222 Triliun
Untuk bertahan hidup, sang ayah membangun usaha kecil-kecilan berupa toko sederhana. Eka membantu ayahnya berjualan.
Kisah lengkap tentang perjuangan Eka Tjipta Widjaja muda dalam membangun bisnisnya pernah dituliskan oleh jurnalis senior Dahlan Iskan dalam blognya yang bisa diakses melalui tautan ini.
Hanya Lulusan SD dan Buka Toko Kelontong, Pria Ini Pernah Jadi Orang Terkaya Nomor 2 di Indonesia dengan Harta Rp222 Triliun
- Kisah Raja Tambang Batu Bara Hingga Menjadi Orang Terkaya Nomor 2 Indonesia, Hartanya Rp417 Triliun
- Pemuda 20 Tahun Ini Tak Kenal Gengsi, Lulus SMA Langsung Terjun Bisnis Bawang Goreng dan Kini Tinggal Menikmati Hasil
- Anak Muda Usia 26 Tahun Nekat Buka Usaha Modal Rp1 Juta, Kini Omzet Tembus Rp180 Juta per Bulan
- Lahir dari Keluarga Miskin dan Putus Kuliah, Bayu Sukses Bisnis Percetakan Setelah Daftar Haji
Eka Tjipta Widjaja merupakan salah satu orang terkaya Indonesia versi forbes.
Eka berhasil mencapai kesuksesannya hanya dengan background pendidikan sekolah dasar atau hanya lulusan SD.
Melansir dari beberapa sumber, dia dikenal sebagai pendiri Sinar Mas, sebuah brand dari perusahaan yang bergerak melalui tujuh pilar bisnis, yaitu Pulp dan Kertas, Agribisnis dan Pangan, Layanan Keuangan, Pengembang dan Realestat, Telekomunikasi, Energi dan Infrastruktur, serta Layanan Kesehatan.
Eka lahir dengan nama Oei Ek Tjhong, di China tahun 1923 lalu. Dia pindah ke Makassar, Indonesia pada tahun 1932, saat umurnya masih 9 tahun.
Karena keterbatasan biaya membuatnya hanya bisa sekolah sampai jenjang Sekolah Dasar (SD). Bahkan untuk merantau ke Indonesia, oirang tuanya meminjam uang ke lintah darat dengan jumlah bunga yang besar.
Di Makassar, dia dan keluarganya hanya bisa tinggal di rumah bilik, dindingnya dari bambu dan atapnya dari daun rumbia.
Untuk bertahan hidup, sang ayah membangun usaha kecil-kecilan berupa toko sederhana. Eka membantu ayahnya berjualan.
Menyadari keterbatasan ekonomi yang di miliki, Eka yang sudah mulai remaja mulai berpikir cara mendapatkan uang sampai timbul rasa ingin berbisnis. Lalu di umur 15 tahun, dia memberanikan diri mencoba jualan biskuit dan permen gula grosir lalu di jual kembali.
Strategi berjualan Eka kecil cukup unik pada masanya, yaitu menjajakan barang dagangan dengan metode ‘jemput bola’ berjualan berkeliling kota Makassar dengan mengendarai sepeda ke rumah-rumah konsumen. Eka tidak mau hanya ikut menjaga toko saja.
Keuletan, kerja keras, dan ketekunan Eka Tjipta Widjaja muda membuahkan hasil. Tabungan yang dikumpulkannya dari hasil berjualan dapat membantu merenovasi rumah orang tuanya. Hingga pada akhirnya Eka Tjipta Widjaja muda bisa membeli becak untuk membawa barang dagangannya.
Setelah sempat membuka toko kelontong grosir pada tahun 1949, Eka Tjipta Widjaja memulai bisnis besar seperti Kopra, Kelapa Sawit, dan Kertas.
Hingga pada tahun 1980 umurnya menginjak 57 tahun, dia memutuskan untuk menekuni usaha di usianya yang sudah tidak muda lagi. Sebagai awalan, Eka membeli 10 ribu hektare kebun kelapa sawit di Riau, membeli mesin dan bangun pabrik yang bisa menampung 60 ribu ton kelapa sawit.
Tanpa disangka, bisnis yang dimulainya berkembang cepat, perkembangan positif tersebut memacu Eka menambah cakupan bisnisnya. Eka membeli perkebunan teh seluas 1.000 hektare beserta pabriknya yang berkapasitas 20 ribu ton.
Bisnisnya terus berkembang hingga kini dengan merambah ke sektor bisnis yang lain.
merdeka.com
Gagal menjalani bisnis kopra tak mematahkan semangat Eka Tjipta Widjaja dalam mengepakkan sayap bisnis.
Di Surabaya, CV Sinar Mas diresmikan, dan disusul dengan pembangunan pabrik minyak goreng serta pabrik kertas dan bubur kertas.
Setelah sukses dengan bisnis kertas dan sawit, Sinar Mas mengembangkan bisnis di sektor layanan keuangan seperti asuransi dan perbankan.
Saat krisis ekonomi terjadi di tahun 1998, Sinar Mas mulai beroperasi secara komersial di bidang penyediaan energi, perdagangan besar, serta infrastruktur telekomunikasi.
Sinar Mas juga membentuk pilar baru, mulai dari industri telekomunikasi melalui Smartfren, industri pengembang dan real estate mencakup Sinar Mas Land, pilar kesehatan mencakup Eka Hospital, serta membentuk organisasi kemanusiaan seperti Yayasan Dharma Eka Tjipta, dan pendidikan seperti Sinar Mas World Academy.
Tahun 2014 Sinar Mas resmi menjajaki ranah digital melalui Sinar Mas Digital Venture, dan akan terus berinovasi sesuai perkembangan era dan teknologi.
Kisah lengkap tentang perjuangan Eka Tjipta Widjaja muda dalam membangun bisnisnya pernah dituliskan oleh jurnalis senior Dahlan Iskan dalam blognya yang bisa diakses melalui tautan ini.
Kini Sinarmas tersohor dengan banyaknya proyek properti besar yang dibangun di sejumlah provinsi di Indonesia melalui anak usahanya Sinarmas Land.
Sinarmas Land juga merambah ke Asia Timur dengan membangun proyek perumahan di Shenyang, Chengdu di China.
Selain itu Sinarmas Land juga membangun proyek komersial dan bisnis yakni Orchard Tower di Singapura.
Pada 2018 lalu nama Eka Tjipta Widjaja pernah menduduki peringkat ke-2 sebagai orang terkaya di Indonesia versi majalah Globe Asia dengan kekayaan mencapai USD13,9 miliar atau Rp222 triliun.
Eka meninggal dunia pada januari 2019 di usia 97 tahun. Bisnis yang tinggalkannya masih bertahan dikelola keluarganya, terlihat dari nama Widjaja Family ada masuk dalam deretan teratas miliarder indonesia pada tahun 2023 dengan kekayaan USD10.8B 2023 atau Rp172 triliun versi Forbes pertanggal 12/6/23.