Harga BBM naik Rp 3.000 per liter, likuiditas bank semakin seret
Tony Prasetiantono: Cukup Rp 2.500 maksimum. Angka ini cukup nyaman dan lebih bisa diterima.
Komisaris Independen PermataBank Tony Prasetiantono memprediksi, jika pemerintah naikkan harga BBM subsidi Rp 3.000 per liter, likuiditas perbankan nasional akan semakin ketat. Tetapi, jika hanya Rp 2.500 per liter maka BI Rate yang saat ini masih akan di level 7,5 persen.
"Kalau harga eceran Rp 9.500 per liter, saya khawatir inflasi akan tembus di atas 8 persen," ujarnya di acara Indonesia Economic Outlook 2015, yang di gelar PermataBank, Rabu (12/11).
-
Di mana Pertamina Patra Niaga akan memindahkan fasilitas penerimaan BBM dan Avtur? Adapun dalam kerjasama ini, Pelindo sebagai pengembang kawasan Benoa akan menyediakan lahan, alur pelayaran, fasilitas dermaga, fasilitas oil transfer equipment, fasilitas HSSE, serta Lindung Lingkungan Perairan untuk digunakan Pertamina Patra Niaga dalam kegiatan penerimaan BBM dan Avtur melalui dermaga di Benoa Utara.
-
Kapan BNI meluncurkan hibank? Silvano melanjutkan, perseroan meluncurkan hibank sebagai solusi untuk menggarap sektor UMKM yang lebih dinamis.
-
Siapa yang menjamin simpanan nasabah di bank? LPS hanya akan menjamin simpanan nasabah sampai jumlah Rp2 miliar.
-
Kapan BBNKB dikenakan? BBNKB berlaku bila seseorang melakukan transaksi jual beli mobil bekas dan akan dikenakan biaya balik nama sehingga kendaraan tersebut memiliki nama sesuai dengan pemilik atau pembelinya.
-
Bagaimana bank meningkatkan keamanan akun nasabah? Akibatnya, banyak bank dan institusi beralih ke langkah keamanan yang lebih kuat seperti autentikasi multifaktor dan verifikasi biometrik untuk meningkatkan keamanan akun dan melindungi informasi sensitif.
-
Kapan penandatanganan kerja sama BNI dan Bank Lampung dilakukan? Acara penandatanganan kerja sama tersebut dilakukan antara Division Head Card Business BNI Grace Situmeang bersama Direktur Utama Bank Lampung Presley Hutabarat, di Menara BNI, Jakarta, Kamis (7/9).
Dia mengatakan, kondisi inflasi saat ini year on year 4,8 persen dan year to date 4,2 persen. Bila ditambah kenaikan bensin Rp 3.000, pelaku sektor perbankan mengaku khawatir.
"Cukup Rp 2.500 maksimum. Angka ini cukup nyaman dan lebih bisa diterima."
Tony berharap, pemerintah terus mengurangi subsidi BBM dalam tiga tahun mendatang. Ini bisa membuat ekonomi Indonesia lebih sehat.
"Subsidi Rp 250 triliun itu besar. Kalau Rp 125 triliun buat infrastruktur itu besar. Bisa bikin MRT, bandara dan pelabuhan tiap tahun."
Pelaksana Tugas Direktur Utama PemataBank Roy Arfandy menegaskan, pihaknya harus melakukan evaluasi pada bisnis bank. Terutama jika bank sentral menaikkan BI Rate sebagai imbas kenaikan harga BBM. Perseroan akan lebih fokus penggalangan dana murah dengan produk consumer banking untuk layanan gaji karyawan dan kapabilitas e-chanel.
"Dalam tiga tahun ini, likuiditas market dengan indikator LDR, sekarang lebih ketat. Tahun depan hal yang sama akan terjadi." Katanya.
(mdk/noe)