Harga Beras Mahal, Pertumbuhan Ekonomi Diprediksi Melambat di Awal 2023
Tauhid menyampaikan, melambatnya laju pertumbuhan ekonomi di kuartal I-2023 dipengaruhi oleh sejumlah hal. Antara lain terus berlanjutnya tren inflasi pada sektor pangan.
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I-2023 hanya mencapai 4,9 persen. Angka ini lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi di kuartal I-2022 yang mencapai 5,01 persen.
"Kami melihat pertumbuhan ekonomi di kuartal pertama tahun 2023 jauh lebih rendah dibandingkan kuartal empat 2022. Di kuartal pertama 2023 ekonomi tumbuh sebesar 4,9 persen," kata Tauhid dalam acara Tanggapan Kinerja Ekonomi Kuartal IV-2022 di Jakarta, Selasa (7/2).
-
Mengapa harga beras di Jakarta naik? Harga beras kualitas premium mengalami kenaikan menjadi Rp16.700 per kilogram dari kemarin Rp16.570.
-
Kapan harga bahan pangan di Jakarta terpantau naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya? Jika dibandingkan dengan kuartal II-2022, ekonomi RI mengalami perlambatan. Sebab tahun lalu di periode yang sama, ekonomi mampu tumbuh 5,46 persen (yoy).
-
Kenapa harga beras di Jawa Tengah naik? Kenaikan ini dinilai signifikan dengan kondisi kemarau panjang yang sedang melanda berbagai daerah di Jawa Tengah.
-
Kenapa harga tanah dan rumah di Indonesia semakin mahal? Jumlah penduduk di Indonesia terus meningkat, khususnya di kota-kota besar, mengakibatkan ketersediaan lahan atau tanah semakin terbatas. Dampaknya, harga rumah dan tanah yang naik setiap tahunnya.
-
Mengapa pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 meningkat dibandingkan dengan kuartal I-2023? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,” terang Edy.
Tauhid menyampaikan, melambatnya laju pertumbuhan ekonomi di kuartal I-2023 dipengaruhi oleh sejumlah hal. Antara lain terus berlanjutnya tren inflasi pada sektor pangan.
"Baru-baru ini ini kita dihadapkan pada harga beras tinggi, minyak (goreng) yang sulit diperoleh ini merupakan tantangan yang cukup besar," ucap Tauhid.
Selain itu, kinerja ekspor Indonesia juga terus mengalami mengalami penurunan dalam beberapa bulan terakhir. Kondisi ini akan memberatkan keuangan negara di tengah tekanan ekonomi global.
"Kita lihat 3 bulan terakhir dan masih terasa di awal Januari bahwa pertumbuhan ekspor semakin turun," jelas Tauhid.
Pengaruh lainnya, konsumsi pemerintah juga masih belum menggembirakan hingga memasuki kuartal IV-2022. Kondisi ini diperparah dengan distribusi bantuan sosial (bansos) yang belum merata bagi kelompok ekonomi miskin.
"Tentu saja ini menjadi sinyal bahwa 2023, beban memang dirasakan semakin berat. Karena itu, kami melihat pertumbuhan ekonomi di kuartal pertama 2023 jauh lebih rendah," terangnya.
(mdk/idr)