Harga Beras Pemerintah Naik, Ini Faktor Penyebabnya
Harga beras pemerintah naik karena mahalnya biaya produksi mulai dari sewa lahan, benih hingga harga pupuk.
Kenaikan ini terjadi karena harga beras Bulog per kilogramnya sudah dinaikkan menjadi Rp10.900 per Kg.
Harga Beras Pemerintah Naik, Ini Faktor Penyebabnya
Harga Beras Pemerintah Naik, Ini Faktor Penyebabnya
Harga beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) atau beras pemerintah mengalami kenaikan per 1 September. Semula, harga beras tersebut ukuran 5 Kg senilai Rp47.000, kini naik menjadi Rp54.500
Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi mengatakan, kenaikan ini terjadi karena harga beras Bulog per kilogramnya sudah dinaikkan menjadi Rp10.900 per Kg, dari harga eceran tertinggi (HET) sebelumnya Rp9.450 per Kg.
"Kemudian harganya ini memang ada penyesuaian maksimal Rp10.900 per Kg. Ini harga penyesuaian, dan ini isinya sangat baik," ujar Arief saat meninjau ketersediaan beras SPHP bersama Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso di Lotte Grosir di Pasar Rebo, Jakarta Timur, Jumat (8/9).
Arief menambahkan, faktor lainnya yang menyebabkan harga beras SPHP naik yaitu meningkatnya biaya produksi mulai dari sewa lahan, benih, harga pupuk, dan kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) di September-Oktober tahun 2022.
Saat rapat bersama Presiden Joko Widodo, Arif menyampaikan bahwa presiden membolehkan adanya kenaikan harga beras SPHP sebesar 20 persen. Harapannya, para petani bisa bergairah untuk menanam padi.
Sementara itu, Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso mengatakan bahwa kenaikan harga beras SPHP tidak dipungkiri karena kurangnya ketersediaan beras yang disebabkan oleh berbagai faktor. Namun utamanya, karena El Nino.
"Kita bisa lihat pasar Cipinang itu membuktikan bahwa supply kurang berarti produksinya kurang, ini kan berlaku hukum ekonomi demand and supply," kata Budi Waseso.
Namun demikian, Budi menegaskan pemerintah memastikan bahwa beras SPHP yang didistribusikan di pasar tradisional ataupun ritel modern memiliki kualitas terbaik.
Sebelumnya, pemerintah mendorong perum Bulog mengatasi daya beli dan ketersediaan masyarakat terhadap bahan pokok beras yang saat ini tengah mengalami peningkatan harga."Seperti contoh pemerintah bergerak ketika harga beras naik, karena memang sangat sulit karena musim kering. Kami Bulog mengadakan persediaan beras masih aman, nah ini sudah ada 1,3 juta lalu kita bawa lagi berasnya karena lagi mahal di bawah harganya," ungkap Menteri BUMN Erick Tohir di Galery UMKM Tangsel, Kamis (7/9).
Selain stabilitas harga dan pasokan yang mencukupi bagi masyarakat menengah. Erick juga menekankan adanya upaya penyaluran beras bagi masyarakat miskin.
"Pemerintah juga akan menggelontorkan namanya bantuan beras 20,1 juta. Di situlah kita membagikan selama tiga bulan kedepan satu keluarga 10 kilo," tegas Erick.