Terkuak, Ini Penyebab Mahalnya Harga Cabai Rawit Mencapai Rp100.000 per Kg
Penyebab lonjakan harga cabai rawit adalah masalah distribusi. Akibatnya sebaran komoditas cabai tidak merata dan menyebabkan terjadinya disparitas harga.
Kenaikan harga komoditas cabai merah maupun rawit dipengaruhi oleh tiga faktor.
Terkuak, Ini Penyebab Mahalnya Harga Cabai Rawit Mencapai Rp100.000 per Kg
Terkuak, Ini Penyebab Mahalnya Harga Cabai Rawit Mencapai Rp100.000 per Kg
Badan Pusat Statistik (BPS) membongkar penyebab kenaikan harga komoditas cabai yang kian mencekik konsumen. Tercatat, harga cabai rawit merah sudah menyentuh Rp100.000 per kilogram (Kg) di berbagai daerah.
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh Edy Mahmud menyebut, kenaikan harga komoditas cabai merah maupun rawit dipengaruhi oleh tiga faktor. Pertama, faktor cuaca yang tidak menentu yang mempengaruhi produksi cabai.
"Faktor pertama (kenaikan cabai)pada November tahun ini karena cuaca yang tidak menentu," kata Edy dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (1/12).
Faktor kedua penyebab mahalnya harga harga pangan pedas tersebut adalah turunnya produksi cabai di sejumlah sentra wilayah. Alhasil, pasokan cabai menjadi berkurang.
Adapun faktor ketiga penyebab lonjakan harga cabai rawit adalah masalah distribusi. Akibatnya sebaran komoditas cabai tidak merata dan menyebabkan terjadinya disparitas harga.
Edy mencatat, inflasi cabai merah tertinggi terjadi di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Dia menyebut kenaikan harga cabai merah di wilayah tersebut akibat dampak dari kemarau panjang.
"Kenaikan cabai diduga petani cabe di Kabupaten Bulukumba itu tengah menghadapi dampak serius dari musim kemarau panjang sebagai fenomena apa El Nino," ungkap Edy.
Sementara inflasi tertinggi untuk komoditas cabai rawit terjadi di Sumenep, Madura. Eddy menyebut, lonjakan harga cabai di Sumenep akibat berkurangnya pasokan.
"Sumenep tercatat inflasi cabe rawit tertinggi akibat pasokan cabai rawit ke Sumenep kemudian yang menipis ini," kata Edy.
Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi buka suara terkait penyebab kenaikan harga cabai rawit merah lebih dari Rp100.000 per kilogram (kg) di sejumlah daerah.
Arief menyebut, produksi semua jenis cabai memang tengah mengalami penurunan akibat El Nino.
Kondisi ini diperparah oleh sejumlah sentra produksi yang belum memasuki musim panen raya.
"Saat ini produksi semua jenis cabai memang tengah mengalami penurunan akibat El Nino dan saat ini belum memasuki panen raya," kata Arief dalam keterangannya di Jakarta, Ranu (8/11).
Berdasarkan informasi dari pedagang, harga cabai rawit merah rata-rata di jual Rp70.000 per Kg di Pasar Induk Kramat Jati.
Sedangkan, harga cabai rawit di pasar tradisional atau pengecer dijual lebih tinggi sekitar Rp80.000 sampai Rp90.000 per kg.
"Bahkan di sejumlah daerah sudah tembus lebih dari Rp 100.000 per kilogram," ungkap Arief.