Harga cabe melejit, pemerintah buka peluang impor
Komoditas cabe rawit merah mengalami lonjakan harga hingga 93 persen.
Rapat koordinasi bahan pangan lintas kementerian di Jakarta, Rabu (5/3), mengumumkan adanya kenaikan harga untuk produk hortikultura. Salah satu yang melejit paling tinggi adalah komoditas cabe rawit merah, mengalami lonjakan harga hingga 93 persen.
"Dari hasil analisis kami, ini lebih disebabkan gangguan transportasi. Kita tahu angkutan laut kemarin sempat terganggu, jalan-jalan sedikit ada banjir," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa di kantornya.
Untuk mengatasinya, pemerintah menyiapkan antisipasi melalui pembukaan keran impor. Tidak semua komoditas cabe mengalami kenaikan harga.
Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Bachrul Chairi. Dari data yang dia terima, pembelian dari luar negeri harus pilih-pilih, supaya tidak merugikan petani. "Kalau untuk cabe merah atau rawit hijau kita justru akan panen," ucapnya.
Dari izin impor yang sudah dikeluarkan Kemendag mencatat mencapai 330 ton buat tahun ini. Secara indikatif, khusus supaya harga cabe rawit merah stabil, idealnya didatangkan sebanyak 1.000 ton.
Bachrul menilai, tidak harus cabe yang didatangkan dari luar negeri berupa komoditas segar. Ini juga untuk menghindari kelebihan pasokan yang malah merugikan petani, selain juga karena tak banyak negara memproduksi cabe rawit merah. "Bisa saja cabe kering untuk substitusi".
Dari data Kemendag, cabe rawit merah di beberapa pasar tradisional sudah menembus harga Rp 60.000 per kilogram, dari harga pekan lalu yang sekitar Rp 30.000 per kilo.
Sementara untuk cabe rawit hijau, masih bertahan di kisaran Rp 35.000 per kilo selama dua pekan ini. Tak hanya cabe, sayuran juga melonjak harganya. Misalnya brokoli di pasar Jabodetabek kini menyentuh level Rp 20.000, dari awalnya Rp 15.000.
Meski ada kenaikan harga untuk beberapa komoditas, Hatta Rajasa mengklaim pasokan tetap terjaga di seluruh Indonesia. Dia pun menilai, harga pangan selama Februari relatif stabil, sehingga inflasi hanya mencapai 0,26 persen. "Bahan pangan pokok secara rata-rata tidak mengalami kenaikan berarti," tandasnya.