Harga gas 12 kg naik, sistem distribusi gas 3 kg tertutup
Mulai dari agen sampai tingkat pengecer, ditambah pendistribusian tertutup kepada konsumen.
Sejalan dengan kebijakan kenaikan harga gas elpiji 12 kg sebesar Rp 18.000 per tabung, Pertamina menjalankan sistem Simol3k (Sistem Monitoring Penyaluran Elpiji 3 Kg) untuk distribusi gas 3 kg. Sistem ini diyakini bisa meminimalisir kemungkinan terjadinya pengoplosan.
"Elpiji 3 Kg ini kita lakukan sistem monitoring ya. Itu mengarah kepada sistem tertutup," ucap direktur pemasaran dan niaga PT. Pertamina (Persero), Hanung Budya di Kantornya, Jakarta, Rabu (10/9).
-
Bagaimana Pertamina memastikan keamanan tabung gas elpiji yang beredar di pasaran? Setiap tabung elpiji akan diuji ulang setiap lima tahun, untuk memastikan seluruh tabung yang telah digunakan konsumen, tetap memenuhi standar keamanan yang telah ditentukan.
-
Kenapa Pertamina menambah pasokan LPG 3 kg? Tambahan pasokan LPG 3 Kg ini dilakukan untuk mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakat seiring Ramadan dan Idulfitri 1445 H.
-
Kapan Pertamina menambahkan pasokan LPG 3 kg? Pertamina terus memantau kebutuhan LPG 3 Kg hingga masa libur Lebaran selesai.
-
Kenapa Pertamina melakukan pengujian ulang terhadap tabung gas elpiji? Setiap tabung elpiji akan diuji ulang setiap lima tahun, untuk memastikan seluruh tabung yang telah digunakan konsumen, tetap memenuhi standar keamanan yang telah ditentukan.
-
Kapan Pertamina Patra Niaga mulai menjalankan Subsidi Tepat untuk LPG 3 Kg? “Dalam memastikan penyaluran subsidi energi khususnya BBM dan LPG, Pertamina Patra Niaga melakukan beberapa inovasi, yang utama melalui program digitalisasi. Sudah berjalan dan terus kami evaluasi adalah Program Subsidi Tepat untuk JBT Solar dan mulai awal tahun ini dijalankan Subsidi Tepat LPG 3 Kg,” terang Riva.
-
Bagaimana Pertamina memastikan pasokan LPG 3 kg aman? Pertamina Patra Niaga memastikan stok LPG 3 Kg aman berada di level 14-15 hari. “Pertamina terus memonitor kebutuhan LPG 3 Kg hingga akhir Lebaran dan kita lakukan penambahan ke daerah yang memang membutuhkan” ujar Irto.
Dia mengatakan, sistem ini bukan produk baru dalam mekanisme pendistribusian. Mulai dari agen sampai tingkat pengecer, ditambah pendistribusian tertutup kepada konsumen yang memang berhak mendapat gas 3 kg.
"Ini yang dibangun pemerintah dan dirjen migas itu yang dari sisi konsumennya. Jadi kalau ini digabungkan, maka menjadi tertutup sempurna," jelas dia.
Menurutnya, sistem tertutup bukan sebagai tindakan untuk mencegah kebocoran, tetapi lebih mengarah agar penyalurannya tepat sasaran. Sebab, elpiji subsidi termasuk komoditas terbatas, di mana di dalamnya pemerintah memberikan subsidi sebesar Rp 8.000 per tabung.
"Kalau sampai disalahgunakan kan subsidi negara kan berat ya. Harga keekonomiannya Rp 12.000 kemudian dijual Rp 4.250, berarti hampir Rp 8.000 subsidi pemerintah," kata dia.
Tahun ini, kuota untuk subsidi elpiji mencapai 5 juta matrix ton atau sekitar Rp 40 triliun.
"Jadi itu beban dari subsidi energi. Makannya harus kita tegaskan itu tidak bisa disalahgunakan," ucap dia.
(mdk/noe)