Harga Karbon Terlalu Murah akan Timbulkan Praktik Greenwashing
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan jika harga karbon di Indonesia terlalu murah maka akan menyebabkan greenwashing, yakni bentuk praktik tipuan pemasaran melalui pencitraan palsu dari pemasaran hijau.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan jika harga karbon di Indonesia terlalu murah maka akan menyebabkan greenwashing, yakni bentuk praktik tipuan pemasaran melalui pencitraan palsu dari pemasaran hijau.
"Di negara maju polusi terus, dia beli karbonnya di Indonesia murah ini yang disebut nanti akan terjadi greenwashing, di sana tetap polusi dan belinya di tempat karbon yang murah maka Indonesia harus protecting our karbon on market," kata Menkeu dalam CEO Forum, Kamis (18/11).
-
Kapan Ririn Ekawati merayakan bisnis barunya? Bisnis baru ini adalah hadiah terbaik untuk Ririn yang baru saja berulang tahun.
-
Apa yang dirayakan Ririn Ekawati dalam acara peluncuran bisnis barunya? Bisnis baru ini adalah hadiah terbaik untuk Ririn yang baru saja berulang tahun.
-
Siapa Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo? Kartosoewirjo merupakan tokoh populer di balik pemberontakan DI/TII pada tahun 1948.
-
Kapan Alun-alun Puspa Wangi Indramayu diresmikan? Sebelumnya alun-alun ini diresmikan pada Jumat (9/2) lalu, setelah direnovasi sejak 19 Mei 2021.
-
Kenapa Raden Adipati Djojoadiningrat berani melamar Kartini? Karena gagasannya ini, pada awal abad ke-20 Kartini mampu mendirikan sekolah perempuan pertama di rumahnya yang berada di Kabupaten Rembang untuk memberdayakan perempuan sehingga bisa membaca, berhitung, dan menulis.
-
Siapa istri Epy Kusnandar? Epy Kusnandar adalah seorang aktor senior yang telah berperan dalam berbagai film dan sinetron yang dikenal oleh masyarakat. Dia memiliki seorang istri yang cantik bernama Karina Ranau.
Memang dalam Undang-undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan Pemerintah menetapkan harga karbon di Indonesia sebesar Rp 30 ribu per kg karbon dioksida ekuivalen (CO2e), tentu harga ini jauh lebih rendah dibandingkan negara maju seperti Kanada yang di kisaran USD 40 dan sekarang naik menjadi USD 125.
"Di dalam undang-undang HPP, kita sudah meng introduce karbon dengan harga awal adalah 30 ribu per kg itu adalah ekuivalen USD 2. Harga karbonnya jauh banget dari harga di Kanada yang udah USD 40, namun kalau dilihat itu namun kalau terlalu murah nanti banyak yang beli karbon di Indonesia," ujarnya.
Saat ini penentuan harga karbon masih menjadi pembahasan secara global. Karena menurut komitmen Change Conference of the Parties (COP26) beberapa waktu yang lalu di Glasgow, dinyatakan jika ingin tidak ingin suhu di dunia naik maka harga karbon harus semakin mahal.
"Nah ini yang menjadi soal juga sedang dibahas, di Kanada harga karbon itu sampai USD 40 akan naik menjadi USD 125 bahkan USD 140 dollar, karena menurut komitmen COP26 kalau kita ingin kenaikan suhu di dunia maka harga carbon harus makin mahal," ujarnya.
Kendati begitu, untuk menaikkan harga karbon di pasar tidak mudah, melainkan dibutuhkan koordinasi dan regulasi yang jelas agar kedepannya tidak menimbulkan masalah baru.
"Sangat rumit namun harus dimulai. Karbon market ini nanti yang akan mulai di introduce nanti ada masalah siapa yang menjadi regulatornya, tempatnya di mana kredibilitas karbon marketnya Seperti apa terus harganya di mana awalnya," pungkasnya.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Tekan Emisi Karbon, Pemerintah Setop Izin Pembangunan PLTU Baru di RI
Kadin Sebut Batubara Masih Punya Peluang dalam Program Bebas Emisi
Pemerintah Siapkan Kebijakan Insentif Pajak Otomotif Berbasis Emisi
Pemerintah Jamin Langkah Pensiunkan PLTU Tak Rugikan Investor
5 Strategi Kementerian ESDM Wujudkan Net Zero Emission di 2060
Sri Mulyani Minta BEI Jadi Platform Carbon Trading yang Kredibel