Harga Minyak Mahal, Pemerintah Kejar Target Produksi Minyak 1 Juta Barel per Hari
PHE siap mendukung pemerintah untuk mencapai target produksi minyak nasional tahun 2030 sebesar 1 juta Barel per hari.
Untuk mencapai target tersebut, Menteri ESDM Arifin Tasrif meminta Pertamina untuk mau melepas sejumlah blok migas yang tak mampu dikelola secara optimal kepada International Oil Company (IOC).
Harga Minyak Mahal, Pemerintah Kejar Target Produksi Minyak 1 Juta Barel per Hari
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Dwi Soetjipto berkomitmen mendukung seluruh kontaktor kontrak kerja sama (KKKS) untuk mencapai target produksi minyak 1 juta barel per hari di tengah kenaikan harga minyak mentah dunia. Selain itu, pemerintah juga menargetkan produksi gas sebesar 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD).
"SKK Migas berkomitmen untuk mendukung seluruh KKKS untuk mencapai target produksi yang telah ditetapkan," kata Dwi dalam ajang 4th International Convention on Indonesian Upstream Oil & Gas (ICIUOG) 2023, ditulis Sabtu (23/9).
Untuk mencapai target tersebut, Menteri ESDM Arifin Tasrif meminta Pertamina untuk mau melepas sejumlah blok migas yang tak mampu dikelola secara optimal kepada International Oil Company (IOC). Dia lantas mencontohkan sejumlah wilayah kerja kecil yang kapasitas produksinya mampu terdongkrak pasca dilepas atau dikerjasamakan.
"Kalau enggak salah ya, beberapa yang sudah dilakukan pelepasan kerja sama itu bisa menghasilkan kurang lebih 3-4 ribu barel per hari. Lumayan, dan ini masa produksinya cuman 4 tahunan. Tapi lumayan kan bisa menyambung nafas," ungkap Arifin.
Tak hanya yang kecil, Arifin juga menyebut potensi sumur migas Blok Rokan oleh PT Pertamina Hulu Rokan (PHR). Anak usaha Pertamina tersebut telah melakukan pengeboran untuk dua sumur migas non konvensional (MNK) di wilayah kerja tersebut, di mana potensinya bisa terdongkrak bila dikerjasamakan dengan asing."Kalau tahap ini yang dua sumur ini kira-kira 80 juta (barel). Nanti kalau kerjasama dengan IOC, targetnya 300 juta (barel)," kata Arifin.
Selain Rokan, Arifin juga menyebut Blok Cepu yang punya potensi migas lebih besar dari perhitungan saat ini.
"Sama lah kayak di Cepu. Perkiraan kan cuman 450 juta (barel). Jadinya sekarang kan 950 juta (barel), terus masih ada lagi," kata Arifin.
Sementara itu, Direktur SDM dan Penunjang Bisnis PHE, Oto Gurnita mengungkap dukungan perusahaan untuk mencapai target produksi minyak nasional tahun 2030 sebesar 1 juta Barel per hari (BOPD) dan gas sebesar 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD).
"Kami optimis dapat memenuhi target yang telah ditetapkan dengan dukungan stakeholders sebagai strategic partners maupun dukungan dari pihak ketiga," jelas Oto.
Tiga strategi inisiatif dijalankan PHE yaitu sustain; pengelolaan aset wilayah kerja (WK) eksisting, di mana kontribusi eksplorasi dibutuhkan dalam mempertahankan dan meningkatkan produksi migas. Kedua, growth, PHE mencari potensi eksplorasi baru yang dapat mendukung pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang.Strategi ketiga, partnership, memberikan nilai tambah pada eksekusi kegiatan eksplorasi melalui berbagi risiko, biaya dan penerapan teknologi.
PHE juga akan terus berinvestasi dalam pengelolaan operasi dan bisnis hulu migas sesuai prinsip ESG (Environment, Social, Governance), untuk mendukung target Pemerintah dalam mencapai produksi minyak 1 Juta BOPD dan produksi gas 12 BSCFD pada tahun 2030.
"Terimakasih kepada SKK Migas yang telah memberikan penghargaan kepada Pertamina Grup. Dan terimakasih juga kami ucapkan kepada seluruh tim dan stakeholder yang telah mendukung kinerja kami sehingga dapat menerima penghargaan ini," jelasnya.