Hasilkan 1.000 Ton Limbah per Hari, Tangsel Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
Walikota Tangerang Selatan, Airin Rachmi Diany, mengatakan bahwa persoalan sampah di wilayahnya sudah sangat genting dan harus segera ditangani. Salah satunya dengan memanfaatkannya sebagai bahan bakar pembangkit listrik. Tercatat sekitar 900 ton hingga 1.000 ton sampah yang dibuang setiap hari.
Walikota Tangerang Selatan, Airin Rachmi Diany, mengatakan bahwa persoalan sampah di wilayahnya sudah sangat genting dan harus segera ditangani. Salah satunya dengan memanfaatkannya sebagai bahan bakar pembangkit listrik. Tercatat sekitar 900 ton hingga 1.000 ton sampah yang dibuang setiap hari.
"Kita kurang lebih 900 sampai 1.000 per hari," kata dia, saat ditemui, usia rapat koordinasi 'Waste Energy', di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Selasa (8/1).
-
Kapan bencana banjir lumpur terjadi di Tangerang Selatan? Bencana banjir lumpur dikarenakan jebolnya tanggul Situ Gintung yang berlokasi di Tangerang Selatan menimbulkan berbagai macam penyakit bagi penduduk sekitar.
-
Di mana letak Taman Pisang di Tangerang? Berlokasi persis di perempatan kantor DKP setempat, Perumnas 1, taman ini menawarkan tempat santai di tengah kota yang nyaman.
-
Apa yang dibangun di lahan bekas tempat pembuangan sampah di Desa Tirtomarto? Dulunya Tempat Pembuangan Sampah, Lahan Ini Disulap Jadi Tempat Wisata Wahana Kereta Api Mini Tengah Sawah Wahana itu digemari karena cocok dengan anak-anak. Bahkan banyak pengunjung wahana itu yang datang dari luar kota.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Apa yang dihasilkan warga binaan di Lapas Pemuda Kelas II A Tangerang? Berbekal limbah koran bekas, sebuah karakter kartun lucu nan cantik berhasil diciptakan.
-
Di mana Taman Bambu Tangerang berada? Berlokasi di Jalan Perintis Kemerdekaan, Babakan, taman ini cocok bagi muda-mudi yang ingin bersantai dengan nuansa berbeda di tengah hiruk pikuk perkotaan.
Tingginya produksi sampah di Tangerang Selatan, kata dia, tidak diimbangi dengan daya tampung dan pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang sulit diperluas karena terkendala pembebasan lahan.
"Tangerang Selatan itu kan padat penduduknya luar biasa, nambah-nambah persoalan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipeucang kita sulit lakukan pembebasan lahan," ungkapnya.
Hal tersebut kemudian membuat Pemda Tangerang Selatan harus membuang sampah di TPA yang ada di daerah lain. Salah satunya di TPA Nambo, Kabupaten Bogor. "Sampai kemarin kita kerjasama dengan Nambo," jelasnya.
Permasalahan sampah yang mendesak ini, kata dia, mendorong Pemda dengan fasilitasi oleh Pemerintah Pusat untuk menerapkan teknologi dalam pengelolaan sampah yakni dengan membangun PLTSa. "Kalau konsepnya sanitary landfield itu akan berat. Harus menggunakan teknologi, mau tidak mau," ungkapnya.
"Dengan 900 sampai 1.000 ton itu sudah sangat laik untuk dibangun PLTSa," jelasnya.
Saat ini, jelas Airin, sedang dilakukan Studi Kelaikan atau Feasibility Study (FS) dan Detail Engineering Design (DED). Kegiatan tersebut melibatkan Pemerintah Korea. Masuknya Pemerintah Korea, kata dia, merupakan bentuk kerjasama government to government (G to G) yang dilakukan oleh pemerintah pusat.
"Kita sudah ada feasibility study dari negara Korea, mudah-mudahan bisa dipercepat. Di time table itu kan bulan April, kita coba percepat. Pihak Korea berjanji dokumen FS DED-nya selesai di akhir Februari, awal Maret," jelas dia.
Menurut Airin, jika FS dan DED sudah selesai maka proses lelang dapat dimulai. "Karena setelah ada dokumen lelang, lalu proses lelang. Setelah ada pemenang langsung dilakukan sehingga ini mempercepat proses pelelangan dan mempercepat pembangunan, PLTSa ini pun cepat selesai," ungkapnya.
"(Investasi?) Mau BUMD, mau BUMN, swasta silakan saja. Yang penting segera dibangun sehingga persoalan sampah di Tangerang Selatan bisa diselesaikan," imbuhnya.
Diharapkan dengan adanya PLTSa, penanganan dan pengelolaan sampah di Tangerang Selatan dapat berjalan dengan lebih baik sekaligus mengatasi keterbatasan lahan TPA di Tangerang Selatan.
"Selama ini kita (gunakan konsep) sanitary landfield tapi karena keterbatasan lahan, kita kecil 147 km persegi untuk pembebasan lahan sudah sangat sulit. Jadi dari awal sudah saya sampaikan harus gunakan teknologi, dan direspon baik oleh pak presiden sehingga Tangsel masuk dalam Perpres Pembangkit Listrik Tenaga Sampah," tandasnya.
Baca juga:
Menteri Jonan: Kapasitas Listrik RI Bertambah 10.000 MW Sejak 2014
Sampah Putri Cempo Solo Bisa Suplai Listrik untuk 10.000 Pelanggan
Langit Malam di New York Membiru akibat Ledakan Pembangkit Listrik
PLTGU Terbesar di Asia Tenggara Ditarget Selesai Dibangun September 2021
Diresmikan, PLTGU Jawa 1 Akan Jadi Pembangkit Terintegrasi Terbesar di Asia Tenggara
Ini Langkah Menteri Jonan Pastikan Listrik Aman Saat Natal & Tahun Baru
Menteri Jonan Terbitkan Aturan Penetapan Tarif Listrik Swasta