Hilirisasi Nikel Jadi Langkah Penting Prabowo Dorong Transformasi Ekonomi
Hilirisasi nikel, yang menjadi fokus perhatian Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan akan dilanjutkan dalam kabinet Prabowo Subianto.
Legislator dari Golkar, Bambang Patijaya angkat suarat terkait pidato Presiden Prabowo Subianto pada acara pelantikan yang berlangsung pada 20 Oktober 2024.
Dalam pidatonya, Presiden menyinggung tentang program hilirisasi, dan Bambang meyakini bahwa nikel merupakan salah satu komoditas unggulan dalam program tersebut.
- Prabowo Tegaskan Pentingnya Persatuan dan Kolaborasi Ekonomi dalam KTT D-8
- Prabowo: Tahun Pertama, Saya Harus Fokus Perbaiki Ekonomi Dalam Negeri
- Berulangkali Ingin Lepas Jabatan Publik, Jenderal Senior Ini Malah Ditunjuk Prabowo Masuk Kabinet
- Sidang Kabinet di IKN Bahas Transisi Pemerintahan Jokowi ke Prabowo
"Tentunya bagian yang terpenting dari mineral yang cukup tinggi produksi dari Indonesia adalah nikel. Nah untuk itu kami memberikan apresiasi dan saya lihat Badan Saksi Nasional Partai Golkar (BSNPG) ini jeli di dalam melihat sebagai tema diskusi," ungkap Bambang di Kantor DPP Partai Golkar, Jalan Anggrek Neli Murni, Palmerah, Jakarta Barat, pada Jumat (25/10).
Bambang menekankan pentingnya meningkatkan penerimaan negara dari sektor mineral. Ia mendorong langkah-langkah strategis untuk mengawal hilirisasi nikel, yang menjadi fokus perhatian Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan akan dilanjutkan dalam kabinet Prabowo Subianto.
"Hilirisasi nikel menjadi langkah penting untuk mendorong transformasi ekonomi nasional. Hilirisasi adalah isu seksi yang akan meningkatkan penerimaan negara," tegasnya.
Bambang berharap agar kebijakan hilirisasi ini dapat berlanjut, sehingga dapat memberikan nilai tambah ekonomi yang lebih signifikan bagi Indonesia. Pernyataan Bambang disampaikan dalam diskusi yang diadakan oleh Badan Saksi Nasional Partai Golkar (BSNPG) dengan tema 'Masa Depan Hilirisasi Nikel di Indonesia: Penguatan Kelembagaan dan Tata Kelola Hilirisasi Nikel yang Berkeadilan Untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat'.
Disertasi Bahlil Dianggap Relevan Jawab Tantangan Hilirisasi Nikel
Baru-baru ini, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, meraih gelar doktor di bidang Kajian Stratejik dan Global dari Universitas Indonesia (UI).
Ia menyelesaikan program doktoral dengan predikat cumlaude setelah mempertahankan disertasi yang berjudul: Kebijakan, Kelembagaan, dan Tata Kelola Hilirisasi Nikel yang Berkeadilan dan Berkelanjutan di Indonesia. Dalam disertasinya, Bahlil juga membahas pentingnya tata kelola nikel di Tanah Air.
Bambang menekankan bahwa topik yang diangkat dalam disertasi Bahlil sangat relevan untuk dibahas lebih lanjut.
"Nah ini saya pikir sesuatu hal yang cukup menarik untuk kita bahas hari ini dan mudah-mudahan diskusi kita pada hari ini yang diinisiasi oleh BSN mudah-mudahan dapat menghasilkan pemikiran-pemikiran baru atau mungkin masukan-masukan yang konstruktif nantinya yang akan kita sampaikan kepada pemerintahan terkhusus Menteri ESDM," ujarnya.
Diskusi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi pengembangan kebijakan terkait nikel di Indonesia.