Hotel Front Liners Association Bali Kembali Gelar Kompetisi “Receptionist of The Year 2023”
Sebagai acara tahunan ROTY sudah digelar untuk yang ke-14 kalinya. Namun sempat ditiadakan pada masa pandemi Covid-19.
Sebagai acara tahunan ROTY sudah digelar untuk yang ke-14 kalinya. Namun sempat ditiadakan pada masa pandemi Covid-19.
Hotel Front Liners Association Bali Kembali Gelar Kompetisi “Receptionist of The Year 2023”
Organisasi Hotel Front Liners Association Bali (HFLA) Bali kembali menggelar kompetisi Receptionist of The Year (ROTY) 2023 pada Jumat (24/11).
Kompetisi ini diikuti oleh puluhan perwakilan hotel-hotel dari seluruh Bali.
“Untuk juaranya nanti akan kami kirimkan ke kompetisi di tingkat nasional,” kata I Gusti Ngurah Alit Susila yang menjadi adviser acara yang digelar di kampus Mediterranian Bali ini.
Sebagai acara tahunan ROTY sudah digelar untuk yang ke-14 kalinya. Namun sempat ditiadakan pada masa pandemi Covid-19.
“Tujuan kegiatan ini adalah untuk menciptakan standar pelayanan resepsionis yang mumpuni dan profesional namun tetap memiliki wawasan budaya Bali,” kata Susila.
-
Siapa yang memukau dengan kecantikan alaminya di Bali? Saat liburan di Bali, Prilly Latuconsina memukau dengan kecantikan alaminya dalam beberapa foto terbaru di Instagram pribadinya.
-
Apa yang dilakukan Zahwa di Bali? Di sana, Zahwa terlihat sangat menikmati berbagai kegiatan.
-
Apa yang diresmikan oleh Etihad Airways di Bali? Pendaratan ini menandai peluncuran layanan reguler antara Abu Dhabi dengan Bali.
-
Apa yang dilakukan Nia Ramadhani di Bali? Baru-baru ini, Nia Ramadhani melakukan perjalanan ke Bali untuk mengikuti acara half marathon di sebuah resor mewah.
-
Apa yang menarik wisatawan untuk mengunjungi Bali? Keindahan alamnya yang memesona, budayanya yang kaya, serta keramahan penduduknya menjadikan Bali sebagai tujuan wisata yang tak pernah kehilangan daya tarik.
-
Bagaimana Presiden Jokowi terbang menuju Bali? Jokowi dan rombongan lepas landas menggunakan Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 sekitar pukul 13.15 WIB.
Peserta akan diuji wawasannya melalui tes tertulis dilanjutkan dengan presentasi dan terakhir dengan role play bagaimana melakukan tugas secara langsung di lapangan. Adapun indikator penilaian meliputi penampilan, inner beauty atau kepribadiannya serta pemahaman mengenai budaya Bali.
Pada ROTY tahun ini, tema yang diambil adalah “Beauty of Culture” yang menunjukkan komitmen untuk mengangkat adalah kecantikan dari keindahan budaya sebagai dasar pariwisata Bali. “Kita ingatkan lagi khususnya pada anak-anak muda bahwa Bali banyak dikagumi wisatawan karea budayanya dan hal itu yang harus dipertahakan,” kata Susila.
Dengan berpartisipasi pada event ini, kata Susila, resepsionis diharap akan makin percaya diri dan nantinya bisa menjadi jembatan untuk karir selanjutnya di dunia perhotelan dengan beragam profesi di dalamnya.
Sisi lain yang menarik adalah dilibatkan pula kalangan mahasiswa pariwisata untuk ikut terlibat melalui untuk kompetisi di tingkat kampus. “Ini agar mereka sejak dini sudah memiliki pemahaman mengenai profesi yang sangat penting dalam dunia perhotelan ini,” kata Susila.
Adapun mengenai HFLA Bali, Susila menyatakan, makin eksis dengan berbagai kegiatan yang dilakukannya. Anggota-anggotanya adalah para manager Front Office Hotel yang membawahi bagian resepsionis.
Direktur Kampus Pariwisata Mediterrania Bali, Intan Puwitasari yang mendukung ROTY 2023 menyatakan, kompetisi seperti ini dibutuhkan bukan hanya untuk melatih ketrampilan profesional tapi juga soft skill mereka.
“Apalagi mereka punya tanggung jawab untuk menampilkan budaya Bali langsung kepada para tamu yang datang ke hotel,” katanya.
Dia menilai, para hotelier atau pengelola hotel dari SDM Bali dan khususnya di bagian respesionis sudah memiliki skill yang mumpuni termasuk bila dibandingkan dengan para ekspatriat yang bekerja di bidang ini.
Saat ini telah banyak warga Bali yang dipercaya untuk menempati level manager hingga GM di hotel-hotel termasuk jaringan hotel internasional.
“Tapi disini kita perlu untuk terus mengupdate skill melalui berbagai pendidikan dan pelatihan,” katanya.
Peran kampus pariwisata menjadi sangat penting sebagai jembatan antara dunia pendidikan dan dunia kerja dimana harus ada integrasi dari keduanya. Dunia kerja dapat memberikan gambaran mengenai hal-hal yang dibutuhkan serta kekurangan dan kelebihan SDM yang sudah ada. Sementara dunia pendidikan bisa menyiapkan SDM yang mumpuni bekerjasama dengan berbagai asosiasi.
merdeka.com