43 Kasus Covid-19 Ditemukan di Bali, Warga Diimbau Terapkan Prokes
Temuan kasus Covid-19 kembali memantik kekhawatiran. Di Bali, ditemukan 43 kasus sejak awal Desember 2024.
Temuan kasus Covid-19 kembali memantik kekhawatiran. Di Bali, ditemukan 43 kasus sejak awal Desember 2024.
43 Kasus Covid-19 Ditemukan di Bali, Warga Diimbau Terapkan Prokes
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bali I Nyoman Gede Anom memaparkan, 43 kasus itu tersebar di enam kabupaten dan kota di Bali. Rinciannya, di Kabupaten Jembrana 6 kasus, Kabupaten Badung 16 kasus, Kabupaten Gianyar 3 kasus, Kabupaten Karangasem 9 kasus, Kabupaten Buleleng 1 kasus, dan di Kota Denpasar 8 kasus.
Seorang pasien Covid-19 di Kota Denpasar dilaporkan meninggal dunia.
Kasus Covid-19 di Pulau Bali ditemukan saat pasien mendatangi rumah sakit karena mengalami penyakit lain. Setelah menjalani pemeriksaan dengan PCR, mereka positif Covid-19.
"Sekarang, kalau ada pasien yang datang ke rumah sakit, misalnya dia mau operasi atau sakit apa, begitu dia ada gejala batuk, pilek, langsung di PCR ditemukanlah itu. Di sejumlah kabupaten dan kota ada beberapa (kasus) itu, ditemukan di rumah sakit," ujar Anom saat ditemui di Kantor Dinkes Bali, Rabu (13/12).
"Dia (pasien) datang ke rumah sakit bukan karena Covid-19 itu intinya. Dia tidak merasa Covid-19, karena pas dioperasi ada batuk, pilek, di PCR, ada berapa pasien ternyata Covid-19. Jadi, dia dirawat bukan karena Covid-19 karena ada kasus penyakit lain kebetulan ada gejala batuk, pilek," lanjutnya.
Menurut Anom, tidak ada lonjakan Covid-19 menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru). Dia mengatakan, dengan adanya peningkatan kasus di luar Bali, yaitu di Jakarta dan Singapura, terbit surat edaran dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Pihaknya pun menghimbau agar masyarakat tetap menjaga protokol kesehatan.
"Ini kan mulai adanya peningkatan kasus yang di luar, terutama yang dekat kita Singapura. Dan setelah itu ada juga peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia khususnya di Jakarta," kata dia.
Sesuai surat Kemenkes, pihaknya mengimbau masyarakat harus menaati protokol kesehatan, dengan menggunakan masker bila berada di tempat keramaian atau di tempat umum.
Selain itu, untuk warga yang belum melakukan vaksinasi booster untuk melakukannya demi menjaga kekebalan tubuh.
"Selain vaksinasi booster, di tempat umum pakai masker bukan hanya untuk yang sakit, yang sehat juga, artinya saling menjaga. Untuk di Bali menerapkan protokol kesehatan, walaupun dia sehat harus pakai masker," jelasnya.
Pihaknya juga menyebutkan, bahwa mendekati Natal dan Tahun Baru (Nataru) tentunya akan ada mobilisasi masyarakat ke Bali dan tentu harus menjaga protokol kesehatan. "Untuk Nataru saya imbau masyarakat, pertama jangan panik dan adanya isu-isu ini, karena kita kebal, kita (vaksin ) sudah sangat tinggi di Bali, kedua bagi masyarakat yang belum booster ayo booster ke faskes-faskes yang kita siapkan," ujarnya.
"Untuk Natal dan tahun baru, kan ada mobilisasi masyarakat, ada kerumunan. Kita anjurkan pakai masker kalau sekarang yang sakit dan sehat pakai masker. Kalau berada di tempat kerumunan di tempat umum pakailah masker cuci tangan, itu protokol kesehatan begitu. Yang lebih penting lagi kita kembali ke perilaku hidup sehat karena kekebalan tubuh kita bukan hanya dari vaksinasi dan juga makan-makanan sehat," ujarnya.
Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas 1 Denpasar juga telah melakukan antisipasi di pintu-pintu masuk Bali, untuk melakukan upaya pencegahan dan pengendalian Covid-19. Mereka menyediakan masker untuk wisatawan dan melakukan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) untuk menerapkan protokol kesehatan.
"Itu dari KKP sudah protap juga untuk suhu dan lain sebagainya dan nanti kalau ada gejala nanti disiapkan, vaksinasi ada di sana. Di sana juga ada dokter kalau agak berat nanti dirujuk," ujarnya.