Ibu Kota Nusantara Ternyata Daerah Rawan Pangan, Cek Datanya
Berdasarkan data SKPG Bapanas, Ibu Kota Nusantara masuk dalam kategori daerah rawan pangan.
Berdasarkan data SKPG Bapanas, Ibu Kota Nusantara masuk dalam kategori daerah rawan pangan.
Ibu Kota Nusantara Ternyata Daerah Rawan Pangan, Cek Datanya
Ibu Kota Nusantara Ternyata Daerah Rawan Pangan
Kalimantan Timur masuk dalam wilayah dalam kategori waspada rawan pangan. Ini termasuk juga wilayah Penajam Paser Utara, tempat dibangunnya Ibu Kota Nusantara (IKN).
Data itu tertuang dalam Peta Komposit Sistem Peringatan Dini Kerawanan Pangan dan Gizi (SKPG) Badan Pangan Nasional (Bapanas). Kaltim jadi provinsi berwarna kuning, sebagai tanda waspada.
Ada tiga indikator warna; hijau untuk kategori aman, kuning untuk waspada, dan merah untuk menunjukkan wilayah rawan pangan.
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan dengan kehadiran IKN bisa mengubah status tersebut.
Dimulai dari berkembangnya geliat ekonomi di Kalimantan Timur.
"Begitu ada IKN di Kalimantan Timur, artinya kegiatan ekonomi juga, suka enggak suka di situ akan menggeliat, akan lebih tinggi," ujar Arief di Hotel The Margo, Depok, Jawa Barat, Selasa (27/2).
Guna mengerek status kerawanan pangan tadi, Arief bilang, daerah lain di sekitar Kaltim bisa mendistribusikan pasokannya. Di samping itu, Bapanas juga akan mulai melakukan penanaman di IKN guna menunjang ketahanan pangan di 'kota masa depan' itu.
"Suplainya bisa dari Sulawesi Tengah, bisa daerah Kalimantan dan sekitarnya. Dalam waktu dekat Pak Sestama (Sekretaris Utama Bapanas) dengan salah satu deputi juga akan kita mulai tanam di sana untuk menyiapkan tadi, untuk mempersiapkan storage dan lain lain di sana," beber Arief.
Sebagai informasi, Kalimantan Timur masuk dalam daftar 11 provinsi dalam kategori waspada rawan pangan.
Wilayah lainnya yakni, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Jawa Tengah, DIY Yogyakarta, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, NTT, Maluku Utara dan Papua Barat.
Arief mengaku Pemerintah telah berhasil melalukan upaya mengurangi jumlah daerah yang rawan pangan.
Pada 2023 lalu, Bapanas mencatat, tersisa 68 kabupaten/kota dalam kategori rawan pangan dari sebelumnya 74 kabupaten/kota.
"Daerah rentan pangan turun jadi 68 kabupaten/ kota atau 13 persen. Ini sejalan dan penuhi target nasional," kata Arief.
Pada konteks ini, Bapanas punya target untuk memenuhi masyarakat yang tanpa kemiskinan, tanpa kelaparan.
Kemudian, bisa memenuhi konsumsi dari produksi dalam negeri.
"Ini bolak balik sampai hari ini kita kerjakan. Utamanya 9 bahan pokok strategis yang jadi wewenang Bapanas," pungkasnya.