Ikan Kaleng Bakal Masuk dalam Daftar Makan Bergizi Gratis
Uji coba beberapa produk inovasi ini sedang dilakukan.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mendorong pengembangan produk olahan ikan sebagai solusi untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional. Salah satu produk yang menjadi fokus dalam produk pangan biru untuk swasembada pangan adalah ikan kaleng.
Ikan kaleng dianggap sebagai alternatif praktis untuk pemenuhan kebutuhan protein, terutama di wilayah yang sulit mendapat pasokan ikan segar dan jauh dari pesisir. Meski masih banyak masyarakat luas yang menilai ikan kaleng kurang sehat dibanding ikan segar, KKP berupaya mengubah persepsi ini dengan melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat.
- Uji Coba Makan Bergizi Gratis di SDN Bogor, Nilainya Rp15 Ribu Menunya Mewah
- Dua Bulan Uji Coba Makan Bergizi Gratis, Pemprov DKI Habiskan Rp400 Juta
- Menikmati Beragam Ikan Asli Indonesia, Bisa Jadi Camilan Enak hingga Cocok untuk Diet
- Ikan Bandeng Asap, Kuliner Khas Kabupaten Sidoarjo yang Wajib Dicoba
"Kami akan memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa sebenarnya olahan yang sudah memenuhi standar-standar SNI itu kan layak konsumsi. Ini adalah satu hal yang tentunya menjadi langkah kami ketika kita harus melakukan edukasi," jelas Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP, Budi Sulistiyo.
Menurut Budi, produk olahan ikan kaleng rencananya akan digunakan sebagai pasokan program Makan Bergizi Gratis dan sudah diusulkan oleh Asosiasi Pengalengan Ikan Indonesia (APIKI) kepada KPP. Pasalnya, ikan kaleng menjadi solusi bahan baku di wilayah-wilayah tertentu.
"Iya, karena ikan kaleng merupakan bagian dari hasil olahan. Ini menjadi solusi bagaimana tingkat aksesibilitas terhadap bahan baku yang akan diolah," jelas Budi kepada wartawan, Senin (11/11) di Media Center KKP.
Ketua Asosiasi Pengalengan Ikan Indonesia (APIKI), Sadarma Suhaim, mengatakan bahwa ikan kaleng kaya akan nutrisi yang tidak kalah dari ikan segar, seperti asam lemak omega 3 esensial, protein, vitamin D, dan B12. Artinya, ikan kaleng dan ikan segar memiliki nilai gizi yang sebanding.
Selain itu, ikan kaleng juga mudah disimpan dan memiliki umur simpan yang lebih lama, serta memiliki risiko merkuri yang lebih rendah dibanding ikan segar.
Lantas, apa saja perbedaan utama di antara keduanya dalam hal nilai gizi?
Perbedaan Ikan Kaleng dan Ikan Segar
- Kandungan Protein: Ikan segar umumnya mengandung kadar protein lebih tinggi dibandingkan ikan kaleng, yang mungkin kehilangan sebagian protein selama pemrosesan.
- Lemak dan Kalori: Ikan kaleng sering kali memiliki kandungan lemak lebih tinggi, terutama jika dikemas dalam minyak, sehingga menyebabkan peningkatan jumlah kalori.
- Kadar Natrium: Ikan kaleng biasanya memiliki lebih banyak natrium karena metode pengawetan, sedangkan ikan segar biasanya memiliki natrium lebih rendah.
- Retensi Nutrisi: Kedua bentuk tersebut mempertahankan nutrisi penting, namun ikan kaleng dapat memberikan kalsium tambahan dari tulang.
Selain ikan kaleng, KKP rupanya juga mengembangkan produk inovatif lainnya, seperti susu ikan dan ekstrak protein ikan. Program ini bertujuan untuk meningkatkan asupan protein masyarakat, terutama bagi kelompok yang memiliki permasalahan terhadap pemenuhan kebutuhan gizi.
Fortifikasi produk pangan dengan ekstrak protein ikan diharapkan dapat membantu mengatasi masalah gizi buruk dan stunting di Indonesia.
Sementara itu, uji coba beberapa produk inovasi ini sedang dilakukan. Apabila hasilnya cukup menjanjikan, produk-produk akan segera diluncurkan ke pasar setelah mendapat persetujuan dari Badan Gizi.
Reporter Magang: Thalita Dewanty