Indef: Aneh, Penerimaan Negara Tinggi tapi Pertumbuhan Ekonomi Naik Tipis di 2020
Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Eko Listianto menyoroti postur Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2020. Salah satunya mengenai pertumbuhan ekonomi yang dipatok berada pada tingkat 5,3 persen.
Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Eko Listianto menyoroti postur Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2020. Salah satunya mengenai pertumbuhan ekonomi yang dipatok berada pada tingkat 5,3 persen.
Menurutnya, angka tersebut cukup aneh, mengingat target itu tidak jauh berbeda dengan target tahun ini yaitu 5,2 persen. Padahal, target penerimaan dan belanja mengalami peningkatan. Hal tersebut seharusnya diiringi oleh naiknya target angka pertumbuhan ekonomi.
-
Mengapa pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 meningkat dibandingkan dengan kuartal I-2023? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,” terang Edy.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya? Jika dibandingkan dengan kuartal II-2022, ekonomi RI mengalami perlambatan. Sebab tahun lalu di periode yang sama, ekonomi mampu tumbuh 5,46 persen (yoy).
-
Kapan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,17 persen secara tahunan? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Apa yang Airlangga Hartarto katakan tentang target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045," kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
-
Bagaimana strategi pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi? Oleh karena itu, pendekatan pembangunan perlu diubah dari reformatif menjadi transformatif yang setidaknya mencakup pembangunan infrastruktur baik soft maupun hard, sumber daya manusia, riset, inovasi, reformasi regulasi, tata kelola data dan pengamanannya serta peningkatan investasi dan sumber pembiayaan.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
"5,3 persen, angka ini menarik bagi saya secara sekilas saya melihat RAPBN 2020 tanda tanya besar bagi saya sebagai peneliti, target pertumbuhan ekonominya sama saja dengan tahun ini," kata dia dalam sebuah acar diskusi bertajuk RAPBN 2020: Solusi atas Perlambatan Ekonomi, di Kantor Indef, Jakarta, Senin (19/8).
Pemerintah meningkatkan target pendapatan negara pada tahun 2020 menjadi sebesar Rp2.221,5 triliun. Mobilisasi pendapatan negara dilakukan, baik dalam bentuk optimalisasi penerimaan perpajakan, maupun reformasi pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Menurutnya, jika target penerimaan dipatok lebih tinggi maka seharusnya pemerintah harus berani menargetkan angka pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi juga. "Jadi bagi saya loh mengapa berani menargetkan lebih tinggi secara belanja dan penerimaan, begitu bicara target pertumbuhan ekonomi gak mau lebih tinggi ?," ujarnya.
Lebih jauh Eko menilai kebijakan fiskal tahun ini bermuatan politik. "Artinya kebijakan fiskal 2019 memang bukan buat menstimulus ekonomi, mungkin stimulus politik. Itu kalau memang anggaran belanja itu atau desain postru APBN lebih gede maka harus berani mantargetkan pertumbuhan ekonomi lebih gede," tutupnya.
Baca juga:
Ekonom: Target Pertumbuhan Ekonomi Pemerintah 2020 Masih Mandek
Mendag Enggar Beberkan Jurus Kejar Target Pertumbuhan Ekonomi 5,3 Persen di 2020
Implementasi Industri 4.0, Kemenperin Beri Pendampingan ke Industri Mainan
Jokowi Sampaikan Asumsi Ekonomi Makro RAPBN 2020
Bappenas Beberkan Kontribusi Digitalisasi Terhadap Perekonomian RI
Faisal Basri: 74 Tahun Merdeka, Indonesia Masih Bergantung pada Batubara dan Sawit