Indef: Koordinasi Jadi Barang Paling Mahal di Republik Ini
Menurut Indef, pemerintah pusat telah mengeluarkan cukup banyak regulasi guna menarik investor. Sayangnya implementasi di tingkat daerah belum sempurna.
Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Nawir Messi mendorong pemerintah untuk memperbaiki koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah. Sebab koordinasi masih menjadi 'barang mahal' di Indonesia.
"Tahu nggak barang termahal di republik ini adalah koordinasi," kata dia dalam diskusi, di Jakarta, Kamis (7/2).
-
Bagaimana inflasi mempengaruhi nilai investasi? “Inflasi juga dapat memengaruhi nilai tukar. Negara-negara dengan tingkat inflasi rendah biasanya mengalami apresiasi nilai mata uang dibandingkan negara-negara dengan inflasi yang lebih tinggi,” ujar Kar Yong Ang.
-
Kenapa inflasi penting buat investor? “Itulah sebabnya pemahaman akan inflasi merupakan kunci dari perencanaan keuangan dan pengambilan keputusan ekonomi yang efektif,” ujar Kar Yong Ang.
-
Kapan inflasi penting untuk investor? “Inflasi juga dapat memengaruhi nilai tukar. Negara-negara dengan tingkat inflasi rendah biasanya mengalami apresiasi nilai mata uang dibandingkan negara-negara dengan inflasi yang lebih tinggi,” ujar Kar Yong Ang.
-
Bagaimana Cak Imin membandingkan pelayanan investasi di Indonesia dengan Cina? Menurut Cak Imin, pelayanan terhadap investasi di Indonesia masih jauh dari Cina. Kata ketua umum PKB ini, di Cina telah memberikan pelayanan yang memadai."Pelayanan yang diberikan kepada investasi jauh dari Tiongkok misalnya. Mereka betul-betul pelayanan yang memadai," ujarnya.
-
Bagaimana cara Indonesia menarik investasi 'family office'? Dia harus datang kemari (Indonesia). Misalnya, dia taruh duitnya 10 atau 30 juta dolar AS, dia harus investasi berapa juta, dan kemudian dia juga harus memakai orang Indonesia untuk kerja di family office tadi. Jadi, itu nanti yang kita pajakin.
-
Siapa yang bertemu dengan Airlangga Hartarto saat membahas investasi di Indonesia? Delegasi kongres Amerika Serikat yang terdiri Jonathan Jackson, Young Kim, Andy Barr, dan Jasmine Crockett, bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Jakarta di Jakarta, Senin (28/8).
Menurut dia, pemerintah pusat telah mengeluarkan cukup banyak regulasi guna menarik investor. Sayangnya implementasi di tingkat daerah belum sempurna.
"Seperti yang saya sampaikan banyak sekali insentif paket kebijakan yang disampaikan tapi sayangnya apa yang diputuskan belum sampai dilaksanakan baik-baik di tingkat daerah," jelas dia.
Hal itu menyebabkan investor yang sudah mendapatkan approval dari pemerintah pusat belum tentu terjamin dapat menjalankan bisnis dengan lancar di daerah.
"Oleh karena itu, banyak kasus, investor dapat approval dari pusat tapi di daerah hilang. Mereka nunggu 2-3 tahun tidak ada persetujuan di daerah. Karena itu isu besarnya adalah koordinasi pusat daerah," tandas Nawir.
Baca juga:
Ada Pilpres, Investasi Diperkirakan Melambat di 2019
Indef Ungkap Penyebab Terhambatnya Pertumbuhan Ekonomi RI
Tak Siapnya Pengoperasian Sistem OSS Buat Investor Asing Enggan Masuk ke Indonesia
BKPM Soal Investasi Turun Jelang Pilpres: Ini Siklus 5 Tahunan
Penelitian: Perlambatan Ekonomi China Tak Pengaruhi Investasi RI