Indef: Momentum Lebaran Tak Mampu Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi
Wakil Direktur Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Eko Listiyanto mengatakan, momentum lebaran 2019 tak signifikan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. Selama 7 tahun terakhir, Lebaran tak selalu dapat dioptimalkan untuk mengerek pertumbuhan ekonomi.
Wakil Direktur Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Eko Listiyanto mengatakan, momentum lebaran 2019 tak signifikan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.
Eko menjelaskan, selama 7 tahun terakhir, Lebaran tak selalu dapat dioptimalkan untuk mengerek pertumbuhan ekonomi. Hal ini bertentangan dengan pertanyaan pemerintah yang menyebutkan momentum Lebaran berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya? Jika dibandingkan dengan kuartal II-2022, ekonomi RI mengalami perlambatan. Sebab tahun lalu di periode yang sama, ekonomi mampu tumbuh 5,46 persen (yoy).
-
Mengapa pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 meningkat dibandingkan dengan kuartal I-2023? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,” terang Edy.
-
Kapan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,17 persen secara tahunan? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Apa yang Airlangga Hartarto katakan tentang target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045," kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Kapan target pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan mencapai 6,22 persen? Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045," kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
"Pertumbuhan ekonomi kuartal II-2019 justru melambat jika dibandingkan triwulan II-2018. Ini menggambarkan stimulasi musiman hari raya semakin terbatas dalam mendorong perekonomian," tuturnya Rabu (7/8).
Selain itu, lanjut Eko, meski konsumsi rumah tangga tercatat naik, faktanya laju investasi masih terbilang melempem.
"Pertumbuhan investasi turun jika dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional. Gimana mau dongkrak pertumbuhan ekonomi kalau pertumbuhan investasinya dibawah pertumbuhan ekonomi nasional," paparnya.
Di sisi lain, menurut Eko, hajatan demokrasi Pilpres 2019 juga tercatat belum cukup menstimulasi ekonomi. "Secara proporsi, masih sangat terbatas dampaknya bagi perekonomian secara keseluruhan," tandasnya.
Baca juga:
Pertumbuhan Melambat, Bahana Nilai Perbankan Hingga Infrastruktur Masih Menjanjikan
Listrik Padam Berpotensi Memperparah Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III
Menteri Sri Mulyani Yakin Investasi Lebih Bertenaga di Kuartal III
Presiden Jokowi Ingin Peran Swasta Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digenjot pada 2020
Menko Darmin Nilai Perang Dagang Hambat Laju Pertumbuhan Ekonomi RI
BPS: Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi Akibat Perang Dagang Tak Hanya Dialami RI
Pertumbuhan Ekonomi Papua Barat dan Maluku Negatif di Kuartal II- 2019